• Hallelujah

    all the heavens shout your praise beautiful is our god the universe will sing hallelujah to you our king

  • Yesus...

    Disiksa dan disalibkan Bahkan mati slamatkan hidupku Betapa kumengasihiMu Lebih dari segalanya...Yesus

  • perspektif TUHAN

    Dalam perspektif TUHAN, ketaatan yang hanya setengah-setengah adalah ketidaktaatan !

  • Kasih

    bahwa inti dari segala sesuatu adalah kasih . tanpa kasih sia-sialah segala sesuatu yang kita lakukan, tanpa kasih sia-sialah apapun yang kita miliki (baca: 1 Korintus 13:1-13).

  • Ya Tuhan...

    16:7 Dan aku mendengar mezbah itu berkata: “Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.”

Monday, May 11, 2015

Video Tutorial Membuat Blog


Saturday, May 9, 2015

Perkembangan Awal Kekristenan di Asia (Abad I hinggaVII)

Perkembangan Awal Kekristenan di Asia
(Abad I hinggaVII)


Abstrak
Dalam makalah ini, kelompok berusaha untuk memberikan gambaran tentang perkembangan awal kekristenan di Asia mulai dari abad I hingga abad VII. Periode ini juga akan memperlihatkan bagaimana perkembangan kekristenan di Asia Hellenistik dan non-Hellenistik. Perkembangan tersebut tentu tidak terlepas dari berbagai faktor politik, sosial, budaya (filsafat), dan juga perjumpaan dengan agama lain yang turut memberikan sumbangan secara positif maupun negatif dalam perkembangan kekristenan tersebut. Sebagai langkah awal dalam perkembangan kekristenan, tentu akan melampaui berbagai macam tantangan dan juga hambatan atau bahkan kemudahan dalam perkembangannya. Hal inilah yang memberikan keunikan tersendiri terhadap kekristenan dalam bersaksi dan menentukan jati diri dalam identitasnya.

Kata-kata kunci:
            Gnosis, askese, literatur, aniaya, konsili, rasul.

Perkembangan kekristenan di Asia Hellenistik dan non-Hellenistik
Asia adalah salah satu wilayah yang memiliki keunikan tersendiri dalam perjalanan sejarah kekristenan. Di Asia kekristenan lahir, tumbuh dan berkembang hingga saat ini, meski perkembangannya mengalami pasang surut. Semakin banyak orang Kristen di Barat menyadari bahwa kekristenan di Asia pada dasarnya tidak bersumber dari Eropa maupun dari dunia Barat. Tetapi berasal dari Asia Barat atau Timur Tengah yaitu asal dari agama Kristen tersebut. Kekristenan berawal di Timur Tengah tepatnya di Galilea dan Yerusalem sejak abad I (Wessels 2001, 1-2).
Secara alkitabiah, perkembangan kekristenan  berawal dalam Perjanjian Baru khususnya kitab Kisah Para Rasul 2. Dengan jelas, sejarah [YS1][YS1] kekristenan dimulai sejak peristiwa Pentakosta di Yerusalem. Dengan kuasa Roh Kudus, Injil dikabarkan oleh murid-murid Yesus di Yudea, Samaria hingga ke Kaisarea (Kis. 2:40). Di samping itu, seiring dengan peristiwa pertobatan Paulus, Injil juga dikabarkan hingga ke Fenisia, Siprus dan Anthiokia meskipun hanya dalam ruang lingkup orang-orang Yahudi saja. Setelah di Anthiokia, pekabaran Injil mulai melakukan lintas budaya dan orang-orang Kristen mendapatkan julukan sebagai “Kristen” (Wetzels 2000, 9-10).
Dalam perjalanan Paulus kita dapat melihat semangat Pekabaran Injil yang sangat luar biasa. Injil tersebar melampaui batas geografis bahkan masuk dalam lingkungan kekaisaran [YS1] [YS2]Romawi seperti Pamfilia dan Galatia. Sedangkan dalam perjalanan kedua, pekabaran Injil dapat mencapai Eropa (Kis. 16:9, 11, 12). Tetapi dari sekian banyak perjalanan Paulus, titik berat perjalanannya adalah Efesus yang merupakan pusat Propinsi Asia pada saat itu. Sesudah di Yunani, Paulus juga kembali ke Yerusalem  hingga akhirnya menuju Italia (Kis. 27:1, 6) dan khususnya di Roma sebagai ibukota kekaisaran Romawi pada saat itu (Wetzels 2000, 11).
Pertumbuhan gereja dalam kekaisaran Romawi tidak terlepas dari hilangnya peranan Yahudi Ebonit akibat kekalahan dengan Roma, dan beberapa ratus tahun kemudian Yahudi Ebonit hilang sama sekali. Sedangkan pengaruh Gereja di Suriah pada awalnya lebih besar di antara orang-orang yang berbahasa Yunani. Sedangkan perluasan seperti yang tercatat di Kisah Para Rasul pekabaran Injil semakin terarah ke Timur mulai dari Anthiokia sampai ke Edessa. Pertumbuhan gereja dapat terlihat dalam bidang kehidupan Kristen dan teologi. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai karangan-karangan bapak-bapak apostolik misalnya Ignatius dalam tujuh suratnya yang menunjukkan tanda-tanda moralisme dan Hukum Taurat yang baru. Salah satu idenya adalah sebuah jemaat harus dipimpin oleh seorang uskup, dengan demikian maka terbukalah salah satu langkah ke arah kepemimpinan klerus dan hierarkhi. Tokoh yang lain juga muncul misalnya Theophilus uskup Anthiokia yang disebut sebagai apologet pertama di Suriah yaitu seorang teolog yang membela iman Kristen secara intelektual dalam bentuk argumentasi (Wetzels, 15).
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kekristenan, maka ancaman juga turut mewarnai perkembangan tersebut. Misalnya Gnostik, Hegesipus yang seorang Kristen dari latar belakang Yahudi yang memberikan konsep tentang prinsip dasar teologi (suksesi apostolik). Pengaruh ini juga sangat didukung oleh Gnositik yang menggambarkan askese sebagai keunikan gereja Suriah yang semakin menganut kerabian. Sementara itu, adanya diatessaron yang disusun oleh Tatianus dan dipakai oleh Efraim dalam pendirian sekolahnya sebagai bahan pengajaran sesuai dengan teologi Niceanum. Dalam hal ini, diatessaron dipahami sebagai usaha dalam menyatukan keempat kitab Injil menjadi satu kitab yang kemudian Rabbulah dari Suriah memperkenalkan Vulgata yang diterjemahkan dengan sederhana dan jelas yang disebut dengan Peshita (Wessels 2001, 24-25). Namun, pada akhirnya pemahaman ini ditolak karena berlawanan dengan Firman Tuhan, sedangkan dalam bidang liturgi, Suriah menjadi daerah yang paling produktif misalnya dalam pembentukan tulisan-tulisan Apokrif, bagian-bagian liturgis yang menunjukkan bahwa upacara pembaptisan menurut sifat Suriah berisi upacara mengoleskan, baptis selam dan perjamuan kudus. Sedangkan dalam bidang teologi, muncul Mazhab Anthiokia yang dipelopori oleh Paulus dari Samosata (Wetzels 2000, 16).
Sementara tantangan dari luar dapat ditemukan berupa penganiayaan kepada orang Kristen dari pemerintahan Romawi. Hal ini dilatarbelakangi dari jumlah penganut agama Kristen yang semakin bertambah banyak jumlahnya di Asia Kecil, sehingga pemerintah Romawi memberikan peraturan tentang pemerintahan secara khusus kepada orang Kristen. Surat Plinius kepada kaisar Trayanus yang isinya mengharuskan orang Kristen menyembah dewa-dewa Romawi dan khususnya Kaisar sebagai dewa. Peraturan ini tentu menantang orang-orang Kristen yang bertahan dalam imannya untuk tidak menyembah Kaisar. Akibatnya, banyak orang Kristen yang mati syahid (mati martir). Sehingga muncul konsep penyembahan terhadap orang-orang yang mati martir sejak kematian Polikarpus dari Smirna  (156/157). Ajang perselisihan teologis juga termasuk dalam konsep pneumatologi.  Tokohnya adalah Montanus dari Frigia yang mengajarkan akhir zaman sudah dekat (Montanisme). Di kota Neokaisarea muncul Thaumaturgos yang memakai metode adat dan kepercayaan lokal (dikristenkan). Akibatnya banyak pandangan kekafiran yang masuk ke dalam gereja. Sementara itu, Ireneus dari Lyon mengajarkan tradisi sebagai prinsip jaminan iman yang benar (iman ortodoks vs gnostisisme). Sementara itu, tema-tema lain yang muncul adalah Kristologi (doktrin tentang logos) dan tema eklesiologi (Wetzel 2000, 19).
Dinamika perkembangan gereja di luar wilayah kekaisaran Romawi juga tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan gereja di luar kekaisaran Romawi. Yang paling berpengaruh dalam dunia kekristenan pada abad-abad  pertama di luar kekaisaran Romawi bukanlah budaya Yunani. Hal ini dibuktikan dari kekristenan di Suriah yang ditandai dengan pengaruh Injil Ibrani yang dianggap sebagai kitab Apokrif. Sedangkan pusat kekristenan pada saat itu terletak di Mesopotamia bagian utara yang ibukotanya Edessa. Pelopor teologi Suriah adalah Bardesanes (154-222) yang turut mempengaruhi literatur, kesusastraan dan juga teologi. Teologinya mengarah pada kebebasan manusia terutama bagi orang Kristen. Sedangkan Mari, merupakan pelopor penginjilan di daerah Persia. Tantangan yang dialami orang Kristen di Persia adalah pengaruh pemerintahan baru yang menginstruksikan Zoroastrisme sebagai agama Negara. Hal ini tentu mengakibatkan orang Kristen mengalami penganiayaan sehingga gereja memiliki keinginan untuk menjadikan gereja yang merdeka (Wetzel 2000, 20).
Prinsip teologis Gereja Barat yang memandang Rasul Petrus sebagai pemimpin duabelas murid Yesus dan turut juga menjadikan Petrus sebagai pemimpin gereja. Sedangkan perkembangan gereja  berikutnya berlangsung di Arabia. Tokohnya adalah Abhdiso yang mengabarkan Injil ke Arab Timur dan masih ditemukan keuskupan di Mazun (sekarang Oman). Sedangkan di India, Efraim menciptakan himne-himne yang menggambarkan pelayanan Rasul Tomas. Perkembangan gereja di Armenia sekitar tahun 300-an, gereja telah berdiri dan katalikos sebagai pemimpinnya. Gereja ini memiliki keunikan tersendiri karena berkembang dalam bidang literatur, terjemahan Alkitab, pembangunan gedung gereja dan pelayanan diakonia. Sedangkan di Georgia, penyebaran Injil dilakukan oleh Nino dan berhasil mengkristenkan Raja Georgia dan beberapa kitab Perjanjian Baru yang diterjemahkan ke dalam bahasa Georgia. Literatur yang memiliki arti penting dalam perkembangan kekristenan lainnya yaitu kitab Didache dan Injil Tomas. Menurut Alhambra, kitab Didache memuat tentang berbagai inti pengajaran dari murid-murid Yesus sekitar abad I dan II. Kitab ini ditemukan sekitar tahun 1837 oleh Philetheos Bryennios seorang Uskup Gereja Ortodoks di Nikomedia. Isi dari kitab ini adalah katekisasi moral, instruksi liturgis, yang berkaitan dengan ibadah pada hari minggu dan yang terakhir adalah tentang akhir zaman. Secara umum, kitab ini mengutip kitab Matius dan anehnya tidak menyinggung sedikitpun tentang kitab Markus. Sehingga memunculkan pemikiran pemikiran baru bahwa kitab ini muncul akibat dari kebingungan para rasul dalam memberikan pengajaran terhadap orang Kristen yang berasal dari luar Yahudi (Alhambra 2006, 1-22). 

Perkembangan kekristenan di Persia (Partia)
Kekristenan di Persia dimulai dari Edessa dan Arbela. Ada asumsi yang datang dari sebuah kronik (Arbela/Arbil) bahwa kekristenan tersebut sudah ada sekitar tahun 100 (England 1996, 15). Selain itu, kronik yang dicatat oleh seorang rahib bernama Mashih-azakha juga menggambarkan banyak peristiwa yang dialami oleh umat Kristen antara tahun 99 hingga 540. Sang rahib mengutip catatan seorang guru bernama Habil (Heuken 2008, 63). Dalam kronik tersebut terdapat peristiwa-peristiwa penting yang mendeskripsikan perkembangan kekristenan. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain: “Seseorang yang melakukan konversi, martir pertama, tempat kekristenan, masa-masa penganiayaan, pembangunan gereja, dan tingkat (perkembangan) gereja hingga tahun 225 (Foster 1972, 93).”
 Seseorang yang melakukan konversi tertuju pada satu nama, yaitu Paqida. Ketertarikan Paqida pada kekristenan berawal dari ketertarikannya kepada seorang misionaris bernama Addai, dan memutuskan untuk menjadi seorang Kristen. Tindakan yang dilakukannya ditentang oleh orangtuanya sendiri, dan akibatnya Paqida dikurung, namun berhasil meloloskan diri. Ia mengikuti Addai sekaligus menjadi muridnya. Mereka pergi ke desa-desa hingga pegunungan sekitar Adiabene untuk berkhotbah (Foster 1972, 93). Kronik itu juga menerangkan bahwa pada akhirnya Paqida ditahbiskan oleh Addai dan menjadi uskup yang pertama kalinya di kota Arbela/Arbil pada tahun 104 (Heuken 2008, 64).
Tahun 114, Paqida meninggal. Keuskupan di Arbil mengalami kekosongan hingga enam tahun lamanya. Pada masa keuskupannya, Paqida mengangkat seorang diaken bernama Samsum. Ia menjadi seorang yang diajukan namanya oleh uskup dari Bait-Zabdi untuk menjadi uskup Arbil menggantikan Paqida. Seperti halnya Addai, Samsum juga melakukan khotbah di desa-desa.  Pada suatu ketika, ia menetang praktik kepercayaan Zoroaster yang menjadikan anak-anak sebagai kurban dalam penyembahan api keramat. Di sisi lain, praktik tersebut merupakan bagian penting dan amat dijunjung oleh kepercayaan Zoroaster. Pada akhirnya, ia pun didiskriminasi dan dipenggal (123). Samsum menyandang sebutan sebagai martir pertama gereja di timur (Heuken 2008, 64).
Selain uskup yang menerima kejamnya penganiayaan, perlakuan yang sama juga didapat oleh umat Kristen. Penganiayaan terhadap umat Kristen datang dari para imam Zoroaster. Mereka menghasut para rakyat untuk menganiaya umat Kristen bahkan membakar rumahnya. Hal demikian terjadi di tahun 160 dan 179. Namun demikian, penganiayaan yang dilakukan bukan mengurangi jumlah umat Kristen, justru umat Kristen di Persia bertambah banyak. Hingga tahun 225, tercatat ada 15 uskup di Persia. Secara singkat inilah perkembangan kekristenan yang dicatat dalam kronik Arbil.
Pada awalnya, kekristenan di Persia, seperti yang tercatat dalam kronik Arbil, berada di bawah pemerintahan kekaisaran Partia. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 226 telah terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh kekaisaran Sassanid. Kekaisaran ini berhasil merebut kekaisaran Partia, menjadikan Ktesifon sebagai ibu kota, dan kepemimpinan dipegang oleh raja Sassanid yang bernama Ardhashir. Kondisi ini pun membuat kekristenan berada di bawah pemerintah kekaisaran Sassanid (Foster 1972, 95).
Pada masa itu, kekaisaran Sassanid sedang berperang dengan kekaisaran Romawi dan kekalahkan diterima oleh Romawi pada tahun 256. Perang tersebut membuat umat Kristen (Siria) menjadi tawanan dan diasingkan di Persia. Hingga tahun 315, Konstantinus Agung mengirim surat kepada kekaisaran Sassanid yang saat itu dipimpin oleh Shapur II. Surat tersebut merupakan suatu permohonan agar umat Kristen dilakukan dengan baik. Namun demikian, Shapur II merespons surat tersebut secara negatif, karena ia berasumsi bahwa umat Kristen memihak kekaisaran Romawi. Akhirnya terjadilah penganiayaan dan diskriminasi secara besar-besaran terhadap umat Kristen di tahun 339-363 dan 379-401, bahkan penganiayaan ini lebih besar dibandingkan sebelumnya. Di sisi lain, penganiayaan didukung para imam Zoroaster yang tidak suka terhadap perkembangan kekristenan di Pesia. Tentu para imam tersebut didengarkan perkataannya, mengingat Zoroaster menjadi agama resmi kekaisaran. Dalam peristiwa penganiayaan ini, ada satu nama, yaitu seorang katolikos Ktesifon bernama Shimun. Ia dianggap sebagai pengkhianat kekaisaran dan dikukum mati dengan dipenggal. Umat Kristen juga diharuskan membayar pajak dengan tinggi agar mereka menjadi miskin, bahkan pada akhirnya mereka juga dibunuh. Selain itu, gereja-gereja juga menjadi objek pengrusakan. Seorang sejarawan abad V bernama Sozomenos yang menulis perihal peristiwa tersebut melaporkan bahwa korban dari penganiayaan tersebut kurang lebih sebanyak 16.000 jiwa (Heuken 2008, 64-65).
Kekristenan di Persia sempat mendapatkan perlakuan baik di awal abad V. Pada saat itu, pemerintahan di Persia berada di bawah pimpinan Yazdegerd I yang melakukan perdamaian dengan kekaisaran Bynzantium. Ia mentoleransi umat Kristen, bahkan menginstruksikan agar gereja-gereja dapat dibangun kembali. Oleh karena kebaikankan, maka dapat dikatakan bahwa keberlangsungan kekristenan dan gereja pada masa ini berjalan dengan baik (Heuken 2008, 69).
Pada masa kekristenan di Persia, pertikaian ternyata tidak hanya terjadi di antara pemerintahan Persia dan Romawi saja, namun pertikaian para teolog saat itu juga terjadi. Sebagai contoh, pertikaian yang terjadi antara Uskup Barsauma dengan Katolikos Babowai perihal pernikahan pejabat gereja. Babowai dikhianati, sehingga ia dipenjara dan dibunuh. Dengan begitu sidang pada tahun 486 menginzinkan diakon, imam, dan uskup mempunyai istri sebelum ditahbiskan. Pada awal abad VI, pelaksanaan peraturan gereja menjadi merosost. Banyak para uskup yang menikah, para rahib meninggalkan biara, dan jabatan gereja didapatkan dengan cara yang tidak wajar. Di tengah-tengah keadaan tersebut, muncul seorang katolikos baru bernama Mar Aba I. Ia memberikan pembaruan pada gereja, khususnya disiplin atau tata tertib gereja. Selain itu, ia juga membangun banyak sekolah (Heuken 2008, 70-71).      

Uraian Singkat Pekabaran Injil di India
Dalam Kisah Rasul Tomas[YS2] [YS3], kisah penginjilan Rasul Tomas di India dimulai setelah hari Pentakosta, di mana kedua belas murid Yesus mengundi untuk menentukan ke mana setiap orang diutus mengabarkan Injil. Rasul Tomas mendapat tempat di India, tetapi ia menolak. Kemudian Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya melalui mimpi agar ia pergi ke India, tetapi ia tetap menolak. Tuhan pun mengatur agar Tomas dijual sebagai budak kepada seorang pedagang dari India bernama Habban/Abban yang datang ke Yerusalem untuk mencari tukang kayu (Ruck 2008, 14) (Frykenberg 2008, 94-95).
            Di India, Rasul Tomas dipercayakan untuk membangun istana untuk Raja Gudnaphar. Akan tetapi, uang yang diterimanya untuk membangun istana digunakan untuk membantu orang-orang miskin. Ia melihat keadaan masyarakat di sana sangan miskin, bahkan banyak orang yang sakit dan mengalami kekerasan. Melihat situasi seperti inilah yang membuatnya memberikan uang pembangunan istana kepada orang-orang miskin untuk membantu mereka (Ruck 2008, 14) (Frykenberg 2008, 95-96). Dengan menggunakan uang kerajaan, Rasul Tomas sedang ‘mengajar tentang Tuhan yang baru, yaitu Tuhan yang menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan melakukan hal yang indah di dalam nama Allah” (Frykenberg 2008, 96).
            Suatu hari, Raja Gudnaphar berjalan-jalan untuk melihat pembangunan istananya yang baru. Ketika melihat bahwa pembangunan istana belum selesai dan uang untuk pembangunan digunakan untuk keperluan lain, Raja menjadi marah. Rasul Tomas pun menerangkan bahwa ia sedang membangun istana di sorga bagi Raja Gudnaphar. Raja itu menjadi sangat marah dan ia memenjarakan Rasul Tomas. Akan tetapi, sesudah Rasul Tomas melakukan beberapa mujizat, raja bersama dengan adiknya Gad menerima tiga tanda kekristenan, yaitu: minyak urapan, baptisan kudus dan perjamuan Kudus (Ruck 2008, 14) (Frykenberg 2008, 96).

Uraian Singkat Konsili dan Sinode pada Abad IV-VI dan dampaknya bagi kekristenan di Asia
Pada abad IV-VI, terjadi beberapa konsili dan sinode yang merumuskan tentang pengakuan iman rasuli dan merumuskan beberapa pemahaman kristologi yang ada mengenai tabiat Allah. Konsili ini membahas tema teologis dalam gereja mula-mula mengenai Allah Tritunggal. Sedangkan di dalam sinode, ada beberapa keputusan gereja mengenai aturan gereja: Pertama, Konsili Nicea, tahun 324. Konsili ini menghasilkan keputusan mengenai doktrin Allah Tritunggal yang akan menjadi milik semua gereja, termasuk gereja di luar Kekaisaran Romawi (Wetzel 2000, 43). Kedua, Sinode Isaac terbentuk pada tahun 410. Sinode ini pimpinan oleh Ishak, uskup Seleucia-Ctesiphon. Keputusan dari Sinode ini menyatakan uskup Seleucia-Ctesiphon sebagai primata dari Gereja Timur dan pemberian gelar ‘Katolikos'. Sinode ini juga menyatakan kepatuhan kepada keputusan Dewan Nicea dan memakai Pengakuan Iman Nicea (Moffett 1992, 154). Ketiga, Sinode Yaballaha terbentuk pada tahun 420. Sinode ini meresmikan Antkhiokia sebagai gereja induknya. Ada tiga hal yang dapat dilihat dalam sinode ini, yaitu; dalam proses organisasi mendapat pencapaian konsensus di antara para Uskup Persia. Kedua, menjadi tangan panjang pemerintah Persia. Ketiga, memperhatikan serta waspada dari patriark Antiokhia sebagai perwakilam dari Gereja Barat (Moffett 1992, 159).
Keempat, Sinode Dadyeshu terbentuk pada tahun 424. Sinode ini dibentuk karena adanya laporan dewan sebelumnya yang menyatakan bahwa Katolikos dari Seleukia-Ctesiphon adalah "tertinggi dan tunduk di antara para uskup dari Timur bersamaan dengan patriark Timur atau Barat." Dengan kata lain, mau menyatakan bahwa Gereja di Asia itu bebas "dalam Kristus" di bawah dari kepemimpinan Katolikos; tidak menentang, tetapi sama dengan Barat (Moffett 1992, 163). Sinode ini juga berhasil mendirikan keuskupan  Merw, di Margiana (Wetzel, 2000, 56). Kelima, Konsili Oukumenis di efesus, tahun 431. Konsili ini mengambil dua keputusan mengenai konsep Kristologis, yaitu konsep Nestorius (duofisitisme) ditolak dan konsep Kyrillos (monofisitisme) diterima. Konsep Kyrillos adalah konsep monofisitisme, kesatuan tabiat ilahi dan manusiawi di dalam Kristus diakui. Konsep Nestorius adalah konsep duofisitisme, tabiat manusiawi di dalam Kristus. Keenam, Konsili Kalsedon, tahun 451. Konsili ini menghasilkan dua keputusan, yaitu: Rasa persatuan yang mengajarkan untuk mengakui Dia sebagai Anak, Tuhan Yesus Kritus sempurna baik dalam keilahian dan kemanusiaan-Nya. Mengakui bahwa Dia adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Selain itu, se-‘ia’ se-‘kata’ mengenai ajaran tentang Kristus satu dan sama, Tuhan Anak Tunggal, sungguh Allah dan sungguuh manusia di dalam dua kodrat dan kodrat tersebut tidak dapat dicampur adukkan, dipisahkan dan tidak dapat dibagi (Wetzel, 2000, 44-45).
Keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam konsili ternyata menimbulkan skisma, terutama pemahaman terhadap Kristologi. Khususnya untuk kawasan Asia, skisma yang muncul pasca Kalsedon pada tahun 451 dengan perumusan ‘Pengakuan Iman Rasuli’ membuat gereja di Asia terbagi menjadi 3 denominasi. Pertama, Asia Barat bagian Barat menganut Ortodoksi Khalkedonik, terdiri dari beberapa gereja, antara lain: Gereja Yunani Ortodoks di Asia Kecil, gereja Melkit. Secara formal, hubungan gereja ini dengan Barat belum terputus dan kesatuan prinsipil dengan gereja Roma Katolik masih ada. Kemudian Gereja Melkit, merupakan gereja yang  masih menganut paham mengikuti raja dan mendapat tempat istimewa karena mendapat dukungan dari pemerintah. Selain itu ada Gereja di Georgia, awalnya memiliki hubungan yang baik dengan gereja Armenia. Hubungan ini tidak berlangsung lama. Armenia segera memutuskan hubungan baik tersebut karena gereja Georgia mengikuti teologi Yunani-Ortodoks. Gereja Maronit, gereja ini membentuk gereja sendiri karena banyak orang Kristen yang menganut monotheletisme. Alasan lain pembentukan gereja ini karena Kaisar Heraklios tidak berhasil mempersatukan gereja Yunani-Ortodoks dengan gereja monofisit (Wetzel 2000, 50-52).
Denominasi kedua berada di Asia Barat bagian Tengah yang mayoritas menganut Monofisitisme, terdiri dari beberapa gereja, antara lain: Gereja Yakobit, melalui pelayanan Yakobos Baradaios eksistensi gereja monofisit di dalam perbatasan kekaisaran Romawi diselamatkan dan gereja Yakobit pun terbentuk (Wetzel 2000, 52). Kemudia Monofisitisme di Arab Utara. Suku Arab menganut paham monofisitisme dan pada saat itu Raja Ghassanid mengangkat Yakobos Baradaios ditahbiskan sebagai uskup daerah itu. Dari Kerajaan Ghassanid, gereja orang-orang kelana di Arab Utara diorganisir kemudian didirikan keuskupan-keuskupan kelana yang sebagian besar dari orang Arab di Palestina, dengan pemahaman yang sama yaitu monofisitisme. Selain itu ada Gereja Armenia. Gereja ini mengalami perselisihan dengan pemerintahan Persia, yang memaksakan mereka menganut paham zoroastrisme (Wetzel 2000, 54).
Denominasi terakhir berada di bagian Timur Asia Barat, di Persia, Arab, Asia Selatan dan Asia Tengah menganut Nestorianisme. Gereja-gereja tersebut antara lain: Gereja Nestorian di Persia, gereja ini membentuk dialek Suriah sendiri dan perkembangan untuk menganut paham Nestorianisme dipengaruhi oleh sekolah teologi. Gereja ini dipimpin oleh Seleukia Ktesifon; Gereja Nestorian di Asia Barat, gereja ini merupakan daerah perluasan dari Gereja Nestorian di Persia. Perkembangannya dapat terlihat saat beberapa keuskupan yang baru mulai didirikan, antara lain; (1) Merw (di Margiana) yang didirikan pada tahun 424 dan berubah menjadi keuskupan agung pada tahun 524. (2) Herat yang didirikan pada tahun 424 dan menjadi keuskupan agung pada tahun 585. Selain itu, beberapa keuskupan juga didirikan di Afghanistan; Gereja Nestorian di India, mayoritas orang-orang kristen di India menganut Nestorianisme; Gereja Nestorian di Arab, sama halnya dengan orang-orang kristen di India. Mayoritas orang-orang kristen di Arab juga menganut Nestorianisme dan disebut “al-Ibad” (hamba Tuhan). Wilayah Arab Timur memiliki 5 keuskupan di bawah metropolit Arab Timur, yaitu di Pulau Tarut, Pulau Muharrak, Hatta, Mazun dan Hagar. Wilayah Arab Timur membawa berita Kristen sampai ke arah Arab Selatan dan dapat mengembangkan paham uskup Nestorian; Gereja Nestorian di Asia Tengah, gereja ini menghidupkan misi yang luas dan yang menjadi pusat misinya ialah Keuskupan Agung di Merw. Perluasan kekeristenan terjadi di Asia Tengah melalui jalur perdagangan (Wetzel 2000, 55-58).

Kesimpulan
Setelah bertualang menjelajahi kekristenan pada abad I hingga VII, kelompok melihat bahwa kekristenan pada masa tersebut mengalami perkembangan yang pasang surut[YS3] [YS4]. Di satu sisi, ada masa-masa ketika kekristenan mendapatkan posisi yang “nyaman.” Dalam arti, kekristenan berhasil mendapat perhatian para pemimpin dan penguasa, sehingga ada perlakuan baik dan dukungan dari para pemimpin pemerintahan, bahkan Kristen pernah menjadi agama resmi bagi suatu negara. Akan tetapi, sisi lainnya memperlihatkan masa-masa ketika kekristenan dilanda konflik eksternal maupun internal. Konflik eksternal terlihat ketika kekristenan dianggap mengganggu stabilitas politik pemerintahan, sehingga menjadi objek diskriminasi bahkan kekerasan. Selain itu, konflik internal terjadi ketika begitu banyak sumbangsi pemikiran teologis yang diberikan untuk menata pelaksanaan peraturan gerejawi, sehingga perpercahan tidak dapat dihindarkan demi mempertahankan pemikiran-pemikiran masing-masing. Namun demikian, melalui keadaan tersebut, kita dapat melihat kekristenan dengan corak yang begitu beragam dan kaya.




Daftar Pustaka
Alhambra, Gabriel Rehatta. Kitab Didache. Jakarta: Synaxis Press, 2006.
England, John C. The Hidden History of Christianity in Asia: The Churches of the East before the year 1500. Delhi: ISPCK, 1996.
Foster, John. Church History 1: The First Advance AD 29-500. London: SPCK, 1972.
Frykenberg, Robert Eric. Christianity in India: From Beginning to the Present. New York: Oxford Unity Press, 2008.
Heuken, Adolf. Agama Kristen di Asia: Dari Yerusalem sampai ke Beiing (abad ke-1 hingga ke-15). Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2008.
Moffett, Samuel Hugh. A History of Christianity in Asia: Vol. 1. New York: Harper Collins Publisher, 1992.
Ruck, Anne. Sejarah Gereja Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Wessels, Antonie. Arab dan Kristen. 2001.
Wetzel, Klaus. Kompendium Sejarah Gereja Asia. Malang: Gandum Mas, 2000.


 [YS1]Apakah Yerusalem dan Palestina pada abad I tidak termasuk dalam wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi?
 [YS2]Kisah Rasul Tomas hanyalah salah satu saja dari penjelasan tradisional atas kehadiran pertama Kekristenan di India.

Kelompok tidak teliti membaca literature yang menjelaskan kompleksitas Kekristenan di India pada enam abad pertamanya, baik dari sudut penyebaran, perkembangan dan berbagai tradisi yang berbeda-beda.
 [YS3]Kesimpulan yang terlalu umum. Sama sekali tidak menggambarkan realitas, pergumulan, sumbangan Kekristenan dalam masyarakat Asia di mana Kekristenan hadir.

RINGKASAN KITAB PERJANJIAN LAMA DAN BARU

ALKITAB: Nama-nama Kitab dan Penjelasan Singkat

KITAB-KITAB PERJANJIAN LAMA :
1. KEJADIAN - Penulis: Musa - Tempat penulisan: Padang Gurun - Ditulis: sekitar tahun 1,450 sMGaya penulisan: Catatan berdasarkan sejarah – Ringkasan: Tuhan mencipakan dunia, memberi kita pilihan untuk mengasihi-Nya, dan memulai rencana-Nya untuk memulihkan kita melalui orang pilihan-Nya, Abraham.

2. KELUARAN - Penulis: Musa - Tempat penulisan: Padang Gurun - Ditulis: sekitar tahun 1,450 sMGaya penulisan: Kronologi sejarah – Ringkasan: Di Mesir, keturunan Abraham bertumbuh menjadi bangsa Ibrani/ bangsa Israel dan mereka dipimpin untuk Pulang.

3. IMAMAT - Penulis: Musa - Tempat penulisan: Padang Gurun - Ditulis: sekitar tahun 1,450 sMGaya penulisan: Kitab tuntunan atau buku petunjuk – Ringkasan: Tuhan memberi tuntunan bagi bangsa Ibrani/ bangsa Israel untuk berbakti dan menyucikan diri agar bertahan dalam perjalanan mereka.

4. BILANGAN - Penulis: Musa - Tempat penulisan: Padang Gurun dan Daratan Moab - Ditulis: sekitar tahun 1,450 sMGaya penulisan: Perpaduan berbagai kisah dan catatan harian – Ringkasan: Karena kekurangan iman, bangsa Israel menghabiskan 40 tahun berkeliling di padang gurun.

5. ULANGAN - Penulis: Musa (dan Yosua) - Tempat penulisan: Dataran Moab - Ditulis: sekitar tahun 1,450 sMGaya penulisan: Perpaduan kisah dan khotbah – Ringkasan: Musa mengucapkan selamat tinggal, memberikan pelajaran sejarah, dan memberikan beberapa panduang untuk mengasihi dan menyembah Tuhan.

6. YOSUA - Penulis: Yosua, dengan bantuan beberapa orang lainnya - Tempat penulisan: Kanaan - Ditulis: sekitar tahun 1,370 sMGaya penulisan: Sebuah kumpulan kronologi dan kisah nyata (kebanyakan cerita perang) – Ringkasan: Orang Israel kembali mendiami tanah mereka setelah 400 tahun terbuang dengan merebutnya dari setiap bangsa yang menguasai kota.

7. HAKIM-HAKIM - Penulis: Samuel - Tempat penulisan: Israel - Tahun penulisan: Tidak diketahuiGaya penulisan: Kumpulan kisah-kisah nyata – Ringkasan: Orang Israel terorganisasi menjadi sebuah bangsa di tanah sendiri dan dipimpin oleh hakim-hakim.

8. RUT - [color=#400080]Penulis: Samuel - Tempat penulisan: Israel - Ditulis: sekitar tahun 1,350 sMGaya penulisan: Kisah nyata tentang keluarga Yahudi – Ringkasan: Kisah sebuah keluarga tentang ketetapan Tuhan.

9. 1 SAMUEL - Penulis: Samuel; Gad; Natan - Tempat penulisan: Israel - Ditulis: sekitar akhir abad ke 10 sM Gaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Samuel memimpin Israel mengurapi raja Saul, kemudian mengurapi Raja Daud.

10. 2 SAMUEL - Penulis: Gad; Natan - Tempat penulisan: Israel - Ditulis: sekitar akhir abad ke 10 sM (setelah pemerintahan Raja Daud)Gaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Kuasa raja Daud dan penderitaan keluarganya.

11. 1 RAJA-RAJA - Penulis: Yeremia - Tempat penulisan: Yehuda dan Mesir - Ditulis: Sekitar 560-550 sMGaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: raja Salomo memerintah Israel lalu kerajaan terpecah menjadi kerajaan Utara (Israel) dan Selatan (Yehuda).

12. 2 RAJA-RAJA - Penulis: Yeremia - Tempat penulisan: Yehuda dan Mesir - Ditulis: Sekitar 560-550 sMGaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Kisah tentang Kerajaan yang terbagi 2: Israel dan Yehuda pada masa Elia dan elisa sebelum dibuang ke negeri asing.

13. 1 TAWARIKH - Penulis: Ezra - Tempat penulisan: Yerusalem (?) - [color=#0000BF] Ditulis: Sekitar 400 sMGaya penulisan: Kisah sejarah dan silsilah keturunan – Ringkasan: Kisah sejarah Israel yang dimulai dari pemerintahan Daud sampai pembuangan ke Babel, lebih bersudut pandang rohani daripada politik.

14. 2 TAWARIKH - Penulis: Ezra - Tempat penulisan: Yerusalem (?) - Ditulis: Sekitar 400 sMGaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Kisah sejarah Israel mulai dari Pemerintahan Salomo dampai pembagian kerajaan yang dilihat dari sudut pandang rohani ketimbang sudut pandang politik.

15. EZRA - Penulis: Ezra - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: Sekitar 400 sMGaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Bani Israel kembali dari pembuangan di Babel dan membangun kembali Bait Allah.

16. NEHEMIA - Penulis: Nehemia - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: Sekitar 400 sMGaya penulisan: Kisah sejarah – Ringkasan: Lebih banyak lagi orang-orang Ibrani (keturunan Israel) kembali dari Babel dan membangun kembali tembok Yerusalem.

17. ESTER - Penulis: Mordekhai - Tempat penulisan: Syusyan, Elam - Ditulis: Sekitar 500 sMGaya penulisan: Kisah tentang seorang Ratu (Esther) – Ringkasan: Orang Ibrani selamat dalam pembuangan di Persia berkat seorang Yahudi yang memenangkan "kontes kecantikan kerajaan" dan dia menjadi Ratu.

18. AYUB - Penulis: Ayub - Tempat penulisan: Padang Gurun - Ditulis: mungkin sekitar tahu 2000 sMGaya penulisan: Puisi Ibrani kuno – Ringkasan: Kisah Ayub dan pengajaran tentang kejadian buruk tidak mengubah sifat alami Tuhan.

19. MAZMUR - Penulis: Daud, Asaf, Salono, Musa dan lain-lain - Tempat penulisan: kumpulan dari berbagai tempat - Ditulis: dalam rentang waktu 1400 s/d 500 sM Gaya penulisan: Puisi dan bait lagu – Ringkasan: Daftar bait lagu penyembahan di Bait Allah dalam Perjanjian Lama.


20. AMSAL - Penulis: Salomo; Agur; Lemuel - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: sekitar 950 sM Gaya penulisan: Kumpulan perkataan hikmat – Ringkasan: Kata-kata penuh hikmat untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.

21. PENGKHOTBAH - Penulis: Salomo - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: sekitar 900 sM Gaya penulisan: Literarur kebijaksanaan, yang berarti sebuah pemikiran yang sangat mendalam – sebuah tulisan yang memacu untuk berfikir, terkadang juga disebut puisi – Ringkasan: Aku mempunyai segalanya dan itu tidak ada artinya tanpa Tuhan. Hormat saya, Raja Salomo.

22. KIDUNG AGUNG - Penulis: Salomo - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: Sekitar 950 sM Gaya penulisan: Puisi cinta – Ringkasan: Aku bergairah dalam cinta dan tidak bisa berhenti memikirkan dia. Salomo kekasihmu.

23. YESAYA - Penulis: Yesaya - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: Sekitar 700 sM Gaya penulisan: Kumpulan khotbah dan nubuat – Ringkasan: Perhatikan, Tuhan memiliki rencana besar yang telah berjalan, kita harus terlibat di dalamnya.

24. YEREMIA - Penulis: Yeremia - Tempat penulisan: Yehuda; Mesir - Ditulis: Sekitar 600 sM Gaya penulisan: Nubuat atau pesan dari Tuhan – Ringkasan: Nubuat atau pesan dari Tuhan [/color] – Ringkasan: Bersiap-siaplah menghadapi konsekuensi kehidupan yang jauh dari Tuhan. Ketahuilah rencana Tuhan tetap pada tempatnya.

25. RATAPAN - Yeremia - Tempat penulisan: Dekat Yerusalem - Ditulis: Sekitar 600 sM Gaya penulisan: Khotbah dan nubuat dalam bentuk nyanyian duka cita – Ringkasan: Yang kita takutkan menjadi nyata. Dosa telah menghancurkan kita. Hatiku hancur.

26. YEHEZKIEL - Penulis: Yehezkiel - Tempat penulisan: Babilon - Ditulis: Sekitar 550 sM Gaya penulisan: Khotbah dan nubuat – Ringkasan: Beberapa pengelihatan yang aku lihat dari sudut pandang Tuhan tentang bagaimana menghidupi hidup kita tentang surga.

27. DANIEL - Penulis: Daniel - Tempat penulisan: Babilon - Ditulis: sekitar 550 sM Gaya penulisan: Kisah, pengelihatan dan nubuat – Ringkasan : Kisah tentang Daniel, seorang yahudi pada masa pembuangan di Babel dan pengelihatannya tentang masa yang akan datang.

28. HOSEA - Penulis: Hosea - Tempat penulisan: Samaria - Ditulis: Sekitar 700 sM Gaya penulisan: Kisah Hosea sebagai gambaran hubungan Allah dan umat, kumpulan nubuat – Ringkasan: Efraim, engkau tidak setia kepada Tuhan, seperti seorang pelacur kepada suaminya, berbaliklah!

29. YOEL - Penulis: Yoel - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 800 sM Gaya penulisan: Koleksi khotbah – Ringkasan: Karena dosamu, segalanya akan memburuk sebelum menjadi baik. Tetapi suatu hari nanti memang akan membaik.

30. AMOS - Penulis: Amos, nabi Kerajaan Selatan (Yehuda) yang berkhotbah kepada Israel (Kerajaan Utara) - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 750 sM Gaya penulisan: Khotbah dan nubuat – Ringkasan: Sesuai standard manusia, kamu kelihatan baik, tetapi menurut standard Tuhan, kamu telah gagal.

31. OBAJAPenulis: Obaja - Tempat penulisan: Israel - Ditulis: Sekitar 850 sM Gaya penulisan: Sebuah pengumuman tentang penghakiman – Ringkasan: Perhatan orang edom, Engkau telah mengancam orang Israel, dan sekarang engkau akan berhadapan dengan Tuhan sendiri.

32. YUNUSPenulis: Yunus - Tempat penulisan:... - Ditulis: Sekitar 750 sM Gaya penulisan: Kisah nubuat terhadap Niniwe – Ringkasan: Yunus tidak ingin bernubuat kepada daerah yang penuh kejahatan di Niniwe, dan dia dibuang ke dalam perut ikan 3 hari 3 malam.

33. MIKHA - Penulis: Mikha - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 600 sM Gaya penulisan: Beberapa khotbah berdasarkan pengelihatan dari Tuhan – Ringkasan: Kita adalah orang yang tidak bermoral dalam segala hal dan sedang menuju kehancuran. Hanya Tuhan yang dapat melepaskan kita dari diri sendiri.

34. NAHUM - Penulis: Nahum - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 650 sM Gaya penulisan: sebuah khotbah – Ringkasan: Tidak peduli betapa kuatnya kejahatan, Tuhan akan menyingkirkannya pada waktu yang ditentukan-Nya.

35. HABAKUK - Penulis: Habakuk - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 600 sM Gaya penulisan: Sebuah khotbah dalam bentuk tanya-jawab – Ringkasan: Tuhan, mengapa Engkau tidak menghentikan hal buruk yang terjadi?

36. ZEFANYA - Zefanya - Tempat penulisan: Yehuda - Ditulis: Sekitar 630 sM Gaya penulisan: Sebuah epsan langsung dari Tuhan – Ringkasan: Tuhan akan meminta kita bertanggung jawab atas segala perbuatan kita semuanya.

37. HAGAI - Penulis: Hagai - Tempat penulisan: Yerusalem dibangun kembali - Ditulis: Sekitar 500 sM Gaya penulisan: Lima khotbah singkat – Ringkasan: Jangan mengabaikan hal paling penting – hubunganmu dengan Tuhan dan Penciptamu!

38. ZAKHARIA - Penulis: Zakharia - Tempat penulisan: Yerusalem dibangun kembali - Ditulis: Sekitar 500 sM Gaya penulisan: Dua khotbah – Ringkasan: Selesaikan pembangunan Bait Suci dan perbaiki hubunganmu dengan Tuhan. Mesias segara datang!

39. MALEAKHI - Penulis: Maleakhi - Tempat penulisan: Yerusalem dibangun kembali - Ditulis: Sekitar 400 sM Gaya penulisan: Khotbah dalam bentuk tanya jawab – Ringkasan: Menyembah Tuhan bukanlah tentang melakukan sesuatu untuk mendapat sesuatu, lakukanlah dengan segenap hati.



  
KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU :
1. MATIUS - Penulis: Matius - Tempat penulisan: Palestina - Ditulis: Sekitar tahun 60MGaya penulisan: Sebuah narasi silsilah, biografi, kumpulan kisah nyata – Ringkasan: Saudara-saudara Ibrani, Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan melalui para nabi dan inilah kesaksianku tentang sosok Sang Mesias itu.

2. MARKUS - Penulis: Yohanes Markus, murid Petrus - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 55-65 MGaya penulisan: Sebuah narasi biografi Yesus Sang Mesias – Ringkasan: Hai bangsa Romawi, Yesus adalah seorang raja yang menghamba. Lihat apa yang Dia lakukan!

3. LUKAS - Penulis: Lukas, teman sepelayanan Rasul Paulus - Tempat penulisan: Kaisarea - Ditulis: Sekitar tahun 60 – 63 MGaya penulisan: Sebuah narasi biografi – Ringkasan: Berita yang luar biasa! Yesus adalah Allah tetapi Ia juga manusia sejati. Dia mengerti perjalanan kita!

4. YOHANES - Penulis: Rasul Yohanes saudara Yakobus - Tempat penulisan: Efesus, atau di dekatnya - Ditulis: Sekitar tahun 80-95 M Gaya penulisan: Profil biografi – Ringkasan: Sungguh benar, Yesus Kristus adalah Tuhan dan Allah.

5. KISAH PARA RASUL - Penulis: Lukas (orang yang sama yang menulis Injil Lukas) - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 65 MGaya penulisan: Narasi kronologis pelayanan para rasul – Ringkasan: Gereja mulai dibentuk. Pengobanan Yesus membawa kita bersama Allah. Kabarkan berita ini!

6. ROMA - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Korintus - Ditulis: Sekitar tahun 60 MGaya penulisan: Surat penjelasan pengajaran-pengajaran – Ringkasan: Kepada jemaat: satu-satunya cara benar dalam Tuhan adalah melalui iman.

7. 1 KORINTUS - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Efesus - Ditulis: Sekitar tahun 55 MGaya penulisan: Surat pengajaran – Ringkasan: Kepada jemaat: Inilah aku. Sekarang, biarkan aku memberi tahu tentang dirimu yang sebenarnya.

8. 2 KORINTUS - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Makedonia - Ditulis: Sekitar tahun 55 M – [color=#BF0000]Gaya penulisan: Surat pribadi kepada jemaat yang digembalakan – Ringkasan: Kepada jemaat: Inilah aku. Sekarang, biarkan aku memberi tahu tentang dirimu yang sebenarnya.

9. GALATIA - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Korintus atau Siria Antiokhia - Ditulis: Sekitar tahun 50 MGaya penulisan: Surat instruksi dan penjelasannya – Ringkasan: Kepada jemaat: Anda tidak bisa meraih kasih Allah dengan hanya taat pada peraturan, yang dibutuhkan adalah iman!

10. EFESUS - Penulis: Paulus (di dalam penjara) - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 50 MGaya penulisan: Surat untuk menguatkan – Ringkasan: Kepada Jemaat: Terimakasih Tuhan yang luar biasa. Kemudian kasihilah sesamamu dengan baik.


11. FILIPI - Penulis: Paulus (di dalam penjara) - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 60 MGaya penulisan: Surat terima kasih/ pengucapan syukur/ sukacita. – Ringkasan: Kepada jemaat: Mengenal engkau membawa sukacita bagiku. Mengenal Tuhan membawa sukacita bagi kita semua.

12. KOLOSE - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 60 M – [color=#BF0000]Gaya penulisan: Surat koreksi – Ringkasan: Kepada jemaat: iman dalam Kristus sudah cukup. Jangan menambahkan apapun ke dalamnya.

13. 1 TESALONIKA - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Korintus - Ditulis: Sekitar tahun 50 MGaya penulisan: Surat instruksi dan penguatan – Ringkasan: Kepada jemaat: Lihatlah ke depan pada kedatangan Kristus.

14. 2 TESALONIKA - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Korintus - Ditulis: Sekitar tahun 50 MGaya penulisan: Surat klarifikasi – Ringkasan: Kepada jemaat: Lihatlah ke depan akan kedatangan Kristus, ettapi tetaplah hidup dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras.

15. 1 TIMOTIUS - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Makedonia - Ditulis: Sekitar tahun 65 MGaya penulisan: Surat pribadi kepada sang murid – Ringkasan: Saudara Timotius terkasih: Kamu sudah melakukan hal yang baik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diingat mengenai kepemimpinan sebuah gereja.

16. 2 TIMOTIUS - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 65 MGaya penulisan: Surat pribadi kepada sang murid – Ringkasan: Saudara Timotius yang terkasih: Datanglah segera: Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan disini. Jagalah iman!

17. TITUS - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Makedonia (?) - Ditulis: Sekitar tahun 65 MGaya penulisan: Surat instruksi dan pelatuhan – Ringkasan: Titus terkasih: Berikut ini beberapa petunjuk untuk memimpin jemaatmu.

18. FILEMON - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 60 MGaya penulisan: Surat rekomendasi – Ringkasan: Filemon terkasih: terimalah Onesimus bukans ebagai seorang pelarian, tetapi saudara seiman.

19. IBRANI - Penulis: Paulus - Tempat penulisan: Roma - Ditulis: Sekitar tahun 70 MGaya penulisan: Untuk orang Yahudi di Perjanjian Baru – Ringkasan: Kepada semua orang Kristen Yahudi: Sekarang Kristus telah datang, fokuskan kepadaNya daripada ritual yang menunjuk Anda kepadaNya.

20. YAKOBUS - Penulis: Yakobus (saudara Yesus) - Tempat penulisan: Yerusalem - Ditulis: Sekitar tahun 50 MGaya penulisan: Surat Instruksi – Ringkasan: Ya, keselamatan memang karena iman, tetapi iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.

21. 1 PETRUS - Penulis: Petrus - Tempat penulisan: Babilon - Ditulis: Sekitar tahun 60 MGaya penulisan: Surat pribadi – Ringkasan: Saat ini adalah saat yang sulit. Biarkan imanmu menolongmu untuk bisa bertahan. Jangan lepaskan hanya karena ada permasalahan.

22. 2 PETRUS - Penulis: Petrus - Tempat penulisan: Babilon (?) - Ditulis: Sekitar tahun 65 MGaya penulisan: Surat peringatan – Ringkasan: Saat ini adalah saat yang sulit. Pertahankan iman itu menolongmu untuk bertahan.

23. 1 YOHANES - Penulis: Rasul Yohanes - Tempat penulisan: Efesus, atau di dekatnya - Ditulis: Sekitar tahun 90 MGaya penulisan: Surat penguatan dan instruksi – Ringkasan: Abaikan ajaran palsu. Hiduplah benat. Saling mengasihi. Ketahuilah Yesus adalah Tuhan dalam daging.

24. 2 YOHANES - Penulis: Rasul Yohanes - Tempat penulisan: Efesus, atau di dekatnya - Ditulis: Sekitar tahun 90 MGaya penulisan: Sebuah surat – Ringkasan: Naikkan dagumu dan bukalah hatimu, tetapi tetaplah berjaga-jaga dalam imanmu.

25. 3 YOHANES - Penulis: Rasul Yohanes - Tempat penulisan: Efesus, atau di dekatnya - Ditulis: Sekitar tahun 90 MGaya penulisan: Sebuah surat pribadi – Ringkasan: pertahankan pekerjaan yang baik! Aku akan segera ke sana untuk mengatasi gejolak kekuasaan.

26. YUDAS - Penulis: Yudas (saudara Yesus) - Tempat penulisan: Palestina - Ditulis: Sekitar tahun 90 MGaya penulisan: Sebuah surat peringatan – Ringkasan: Berhati-hatilah kepada orang yang menggunakan kasih karunia Tuhan sebagai alasan untuk melakukan hal yang tidak bertanggung jawab.

27. WAHYU - Penulis: Rasul Yohanes - Tempat penulisan: Patmos - Ditulis: Sekitar tahun 95 MGaya penulisan: Pengelihatan profetik – Ringkasan: Inilah halaman terakhir sejarah dunia – kiamat akan segera datang.


Kitab Henokh (Enoch) Mengungkap Misteri Peradaban Kuno yang Hilang (Lemuria)

Kitab Henokh (Enoch) mengungkap misteri peradaban kuno yang hilang (Lemuria), peradaban pertama yang maju dengan ilmu pengetahuan dari ‘surga’?
Potongan Buku Henokh atau sebagian sejarawan menyebutnya kitab Henokh yang ditemukan akhirnya sedikit demi sedikit bisa menjawab keberadaan benua yang hilang, peradaban Lemuria yang menjadi wilayah maju dan sombong hingga Tuhan harus menenggelamkannya kedalam Samudera Pasifik.
‘Fallen Angels and the Origins of Evil‘ karya Elizabeth Clare, setidaknya menjelaskan secara rinci tentang asal usul Benua Lemuria, Atlantis, dan Dunia Bawah dengan menerjemahkan Kitab Henokh dan Alkitab yang ada saat ini.
Ada juga sumber lain yang diperoleh dari seorang penulis Arab di abad pertengahan, Al Masoudi. Mungkin, artikel kali ini terdengar seperti sebuah ‘keyakinan’ tapi nantinya lebih mendekati ‘mitos’ yang terdengar seperti ‘kenyataan’.
Kitab Henokh, Kunci Misteri Peradaban Awa lAhli Alkitab dan beberapa arkeolog menganggap kisah Henokh (Enoch) berada di Timur Tengah, ada kemungkinan Henokh ( ataupun Idris ) hidup di peradaban kuno Lemuria ataupun Atlantis.
Henokh adalah generasi ke-7 keturunan Adam, hidup di Taman Eden yang terletak di Lemuria (Mu) Samudera Pasifik (dan Nusantara ?). Benua Lemuria yang menghilang 250.000 tahun lalu akibat ledakan gas di bawah benua. Pada tahun 2004, beberapa studi ilmiah independen telah mengkonfirmasi ledakan ini. Salah satu ilmuwan benar-benar mengatakan ada ledakan saat ini. Yang lainnya mengatakan ada bencana lain yang didasarkan adanya penurunan oksigen dalam jumlah besar di planet bumi.
Henokh diperkirakan lebih dekat dengan generasi Nabi Nuh yang mungkin menempatkan dirinya di wilayah yang sama dengan Nuh. Secara umum diakui oleh para ilmuwan dan mereka yang akrab dengan sejarah esoterik bumi, bahwa banjir terjadi sekitar 12.000 tahun yang lalu. Banyak yang percaya bahtera itu mendarat di timur tengah, tapi bukan berarti bahwa Atlantis dekat dengan Mediterrenean.
Sebagian arkeolog menempatkan Atlantis dekat dengan Yunani tetapi tidak semua, mereka yang tidak dibatasi ortodoksi seperti John Anthony West, Robert Shoch, Graham Hancock, Robert Bauval, Michael Cremo dan ilmuwan lain yang mengetahui bahwa sejarah Mesir kuno dan legenda Atlantis sangat jauh berbeda.
Plato menulis bahwa benua Atlantis berada di luar Pilar Hercules, ilmuwan masih belum memberikan gambaran peradaban kuno yang mampu membangun piramida Mesir dengan batu dan saat ini manusia tidak sanggup membangunnya. Selama ini, Gereja Katolik menolak Plato dan mendukung Aristoteles karena Plato lebih bersifat mistis. Mistisisme menyiratkan bahwa individu memiliki kemampuan untuk memasuki arus Ilahiyah atau memiliki hubungan langsung dengan Tuhan. Hal ini tentu saja dianggap ‘laknat’ oleh Gereja Katolik yang takut tergerus kekuasaan dan otoritasnya.
Dalam penerjemahan secara Islami, naskah Aristoteles yang diterjemahkan Roger Bacon perlahan mulai terungkap. Tapi polemik dan perbedaan pendapat terjadi, Roger Bacon adalah seorang alkemis yang dianggap mistik dan hal itu lebih selaras dengan filosofis Plato.
Literatur esoteris dan metafisik selama lebih dari 120 tahun terakhir menyatakan bahwa Atlantis berada di tengah Samudra Atlantik. A Dweller on Two Planets (1, 2) karya Phylos, adalah buku yang menceritakan tentang Atlantis dan diterbitkan sekitar waktu yang sama.
Edgar Cayce tidak hanya menggambarkan Atlantis tapi juga mengatakan bukti akan ditemukan sekitar Bimini.

Tradisi esoterik lainnya seperti ‘The Bridge to Freedom and The Summit Lighthouse‘ telah memberikan gambaran yang dimulai dari tradisi-tradisi yang tersisa. Taylor Caldwell diusia 12 tahun menulis tentang legenda peradaban kuno di benua Atlantik dalam buku ‘The Romance of Atlantis’. Dalam bukunya menyatakan tentang kejatuhan dan penurunan moral serta spiritual. Pada puncaknya mengalami bencana banjir besar seperti yang diceritakah cucu Henokh (Nuh) dalam Alkitab.

KETURUNAN ADAM MENDIRIKAN PERADABAN LEMURIA
Berkembangnya manusia di Bumi melalui beberapa tahap yang akhirnya mendirikan peradaban kuno yang dibentuk anak-anak Adam. Keturunan Adam sebagian besar sejarahnya hampir tidak bisa ditelusuri. Bumi tenggelam hingga ke level paling rendah dan ketika itu kesadaran spiritual padam. Adam dan Hawa hidup di muka bumi dengan berbagai perkembangan yang kurang maju. Ketika Cain (Qabil) membunuh Habel (keturunan Adam yang saling membunuh), dia diusir untuk mencari istri dari keturunan lain, Cain pergi ke daratan Lemuria untuk menemukan pasangan.Adam dan Hawa bukan makhluk pertama di Bumi, mereka memiliki tetangga meskipun jauh. Misteri yang melahirkan keturunan Cain dan berkembang di Lemuria, keturunan yang kehilangan moral dan spritual hingga Tuhan memberikan bencana besar.

Beberapa sejarawan memiliki anggapan berbeda dalam konsep penerjemahan Adam dan Hawa sebagai manusia yang pertama kali diciptakan Tuhan. Adam lebih berkaitan dengan Roh yang pertama kali diciptakan, kemudian mereka ditemani oleh banyak ‘pasangan’ yang juga hidup di planet bumi. Logikanya, ketika Cain diusir dari lingkaran Adam, bagaimana dia bisa mendapatkan pasangan? Yang menjadi pertanyaan, apakah fisik pasangannya sama seperti Hawa?

KITAB HENOKH MENCERITAKAN KEHANCURAN LEMURIA DAN ATLANTIS
Kitab Henokh memiliki banyak misteri yang bisa mengungkap keberadaan peradaban kuno Lemuria dan Atlantis. Berikut beberapa isi kitab Henokh yang diterjemahkan Elizabeth Clare.
Kitab Henokh berbicara tentang alam yang tidak jelas di mana sejarah dan mitologi saling tumpang tindih, serta huruf-huruf rahasia tak terduga tentang pengetahuan kuno. Ketika para malaikat surgawi dan pemimpin mereka bernama Samyaza mengembangkan nafsu tak terpuaskan atas ‘anak perempuan dari manusia’ di bumi dan keinginan tak tertahankan untuk melahirkan anak dengan wanita-wanita ini. Samyaza takut untuk turun sendiri, maka dia meyakinkan 200 malaikat yang disebut ‘Penjaga’ untuk menemaninya dalam misi kenikmatan. Kemudian para malaikat mengambil sumpah dan terikat diri melalui ‘kutukan bersama’. Para malaikat turun dan mengambil istri di antara anak perempuan manusia. Mereka mengajarkan sihir kepada wanita, mantra, dan ramalan versi rahasia surga.
Para wanita itu mengandung anak dari para malaikat, raksasa-raksasa jahat. Raksasa yang melahap semua makanan manusia di bumi, mereka membunuh dan memakan burung, reptil, dan ikan. Tidak ada yang sakral, tak lama kemudian Homo Sapiens menjadi hidangan mewah (7:1-15). Azazyel menciptakan perlengkapan tidak wajar untuk istrinya seperti riasan mata dan gelang mewah untuk meningkatkan daya tarik seks. Sedangkan untuk pria, Azazyel mengajarkan mereka ‘setiap jenis kejahatan’ termasuk sarana untuk membuat pedang, pisau, perisai, pakaian perang dan semua peralatan perang (8:1-9).
Ketika manusia di bumi berseru menentang kekejaman ditimpakan pada mereka, Surga mendengar permohonan manusia. Para malaikat perkasa Mikail, Jibril, Raphael (Israfil), Suryal, dan Uriel banding atas nama manusia di hadapan Yang Mahatinggi, Raja segala raja (9:1-14). Tuhan memerintahkan Raphael untuk mengikat tangan dan kaki Azazyel. Jibril dikirim untuk menghancurkan anak-anak hasil perzinahan, keturunan dari para Penjaga. Mikail kemudian mengikat Samyaza dan keturunannya yang jahat selama 70 generasi di dunia bawah (bumi), bahkan sampai hari penghakiman. Dan Tuhan mengirimkan Banjir Besar untuk melenyapkan raksasa jahat, anak-anak dari para Penjaga.
Disini dijelaskan bahwa peradaban Lemuria dan Atlantis yang diyakini pengikut NAZI dan segala bentuk organisasi Rosicrucian, mereka meyakini Taman Eden di benua yang hilang, meyakini dunia bawah (yang diceritakan sebagai tempat ‘pengurungan’ Samyaza), adalah bangsa yang menginginkan pemusnahan masal terhadap manusia sebagai pembalasan ‘nenek moyang’ mereka yang terbuang.Tapi penerjemahan naskah ini masih menjadi misteri, bagaimana mungkin kitab Henokh bisa menjelaskan tentang Banjir Besar, sementara bencana itu terjadi di masa Nabi Nuh? Dalam Alkitab, Henokh ataupun Idris diangkat ke langit dan mungkin saja Kitab Henokh ditulis kembali sesudah bencana banjir besar.