BAB VI: DI
AWAN-AWAN.
Apakah yang
akan kita lakukan selama kita bersama Tuhan di awan-awan? Kita akan mempelajari
beberapa hal yang akan kita lakukan selama kita berada di awan-awan. Kegiatan
yang akan kita lakukan meliputi:
I. Menghukum
Orang-orang Berdosa. I Tesalonika 4:16-17 “Sebab pada waktu tanda diberi yaitu
pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih
dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah
kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.”
Pada saat
bunyi Sangkakala ke 7 (Sangkakala terakhir) Tuhan Yesus akan turun dari sorga,
kemudian akan terjadi peristiwa sebagai berikut:
1. Orang
percaya yang mati dibangkitkan
2. Orang percaya yang masih hidup diubahkan
3. Yang bangkit dan yang diubahkan akan bersama-sama menyongsong Tuhan Yesus di awan-awan.
2. Orang percaya yang masih hidup diubahkan
3. Yang bangkit dan yang diubahkan akan bersama-sama menyongsong Tuhan Yesus di awan-awan.
Matius
24:29-31 “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan
bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan
kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia
di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak
Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan
kemuliaanNya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup
sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang
pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung
langit yang lain.”
* “Sesudah
siksaan”. Yang dimaksud dengan ‘sesudah siksaan’ di ayat ini adalah setelah
berakhirnya masa pemerintahan Antikristus, selama tiga setengah tahun.
* “Matahari
jadi gelap …”. Kalimat ini menunjuk kepada peristiwa pencurahan ketujuh cawan
murka Allah yang begitu dahsyat ke atas bumi.
* “Mereka
akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi.”. Inilah
peristiwa terangkatnya semua orang percaya ke awan-awan, baik mereka yang
dibangkitkan maupun yang diubahkan. Semuanya akan diangkat menyongsong Tuhan di
awan-awan.
Wahyu 1:7
“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga
mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia, Ya,
amin.”
Yesus akan datang di awan-awan, kedatanganNya disaksikan oleh semua pasang mata, termasuk orang-orang yang menikam Yesus, ketika peristiwa penyaliban Tuhan Yesus di Golgotha.
Yesus akan datang di awan-awan, kedatanganNya disaksikan oleh semua pasang mata, termasuk orang-orang yang menikam Yesus, ketika peristiwa penyaliban Tuhan Yesus di Golgotha.
Kesimpulan:
Dari ayat-ayat tersebut di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada
saat Yesus datang kedua kali, kedatanganNya dapat dilihat oleh semua mata.
Ayat-ayat tersebut diatas juga menjelaskan kepada kita Kronologis Kejadiannya
dimulai setelah pemerintahan Antikristus (masa 3,5 tahun) itu berakhir, maka:
1. Yesus
turun dari sorga (datang kedua kali), terlihat di awan-awan di angkasa.
2.
Orang-orang percaya, yang dibangkitkan dan yang diubahkan Tuhan, akan diangkat
menyongsong Tuhan di angkasa.
3. Di
sinilah apa yang rasul Paulus katakan dalam I Cor. 6:2 akan digenapi, yaitu
setelah kita berada di awan-awan, bersama-sama Yesus kita akan menghukum
orang-orang fasik dalam peperangan Harmagedon. Hal ini terjadi setelah cawan
murka Allah I – VI dicurahkan (Jud. 1:14-15; Rev. 2:26-27).
1. Inilah
yang disebut dalam Rev. 19:17-21, burung-burung, yaitu semua orang yang
diselamatkan yang berada di awan-awan bersama Yesus, kita diundang menikmati
daging para raja dan pembesar serta semua daging orang-orang fasik (Rev. 8:13).
Suatu suasana yang penuh kegirangan dan sukacita, yaitu saat pembalasan
terhadap orang-orang fasik telah tiba.
II. Menerima
Pahala (Mahkota Kemuliaan). Kita akan tetap berada di awan-awan, bersama dengan
Tuhan Yesus untuk mengadakan penghakiman, mungkin kalimat yang paling tepat
adalah “persidangan”. Persidangan ini diadakan di hadirat Allah (di awan-awan)
untuk menentukan besarnya pahala yang akan diterima oleh setiap orang percaya.
I Cor.
4:1-5. Rasul Paulus tidak terlalu pusing dengan penilaian yang dilakukan oleh
manusia terhadap dirinya. Sebab manusia tidak dapat melihat sampai ke dalam
hati, motivasi apa yang terkandung dalam pelayanan dan kegiatan yang dilakukan
oleh setiap anak-anak Tuhan, termasuk hamba-hamba Tuhan. Tetapi yang menjadi
perhatian bagi Rasul Paulus adalah penilaian di hadapan Allah yaitu di
awan-awan yang akan menentukan berapa besar pahala yang Rasul Paulus akan
terima setelah ia melayani Tuhan selama di dunia ini.
Proses
Penghakiman Di Awan-awan. I Cor. 3:10-15. Ayat 10 “Sesuai dengan kasih karunia
Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang
cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi
tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Setiap orang telah dianugerahkan Tuhan:
1. Talenta
(bakat) 2. Waktu 3. Berkat (kekayaan) yang berbeda satu dengan yang lain.
Semuanya adalah anugerah dari Tuhan.
Talenta,
waktu dan kemampuan (berkat) yang merupakan anugerah Tuhan itu, jangan kita
pakai hanya untuk kepentingan diri kita apalagi untuk memuaskan hawa nafsu
kita. Tetapi kita harus gunakan untuk memuliakan Allah didalam Tuhan Yesus
Kristus.
Apapun yang
kita perbuat, baik itu dari talenta kita, waktu kita dan juga kakayaan kita, di
hadapan Tuhan digambarkan seperti orang yang sedang membangun suatu bangunan.
Sebab itu kita diharuskan memperhatikan kualitas/cara kita dalam melakukan
pekerjaan Tuhan tersebut, jangan asal-asalan, apalagi terpaksa.
Ayat 11. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Ayat ini hendaknya menjadi catatan bahkan menjadikan kita mengerti bahwa:
Ayat 11. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Ayat ini hendaknya menjadi catatan bahkan menjadikan kita mengerti bahwa:
1. Apapun
yang kita lakukan di dalam Kristus, hal itu tidak akan sia-sia 2. Mat. 10:42.
Tetapi
seseorang yang melakukan apapun bahkan bagaimanapun hebatnya baik jumlah maupun
nilainya. Tetapi kalau ia lakukan di luar Kristus, semuanya sia-sia, tidak ada
artinya.
Ayat 12. “Entahkah
orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu,
rumput kering atau jerami.” Dalam kita berbuat/melakukan segala sesuatu bagi
pekerjaan Tuhan, hendaknya kita melakukannya dengan berkualitas.
1. Jangan
dengan duka atau paksa (I Pet. 5:2). 2. Jangan sombong, Mat. 6:1-4 dalam hal
korban; Mat. 6:5-6 dalam pelayanan rohani. 3. Lakukan segala sesuatu dengan
motivasi kasih (I Cor. 13:1-3). 4. Lakukan dilihat atau tidak dilihat orang
lain (Phi. 2:12).
Ayat 13.
“Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
masing-masing orang akan diuji oleh api itu.” Semua pekerjaan yang kita
kerjakan, dilihat atau tidak dilihat, diingat manusia, disebut atau tidak
disebut, semuanya akan ketahuan.
* Tuhan akan
menyatakannya/menampakkannya dengan api. Api di sini bukan api ujian,
pencobaan, apalagi api penyucian (purgatori) seperti yang diajarkan oleh ajaran
Katolik. Tidak!
* Api di
sini, adalah mata Tuhan, yang menyoroti segala pelayanan kita, bagaimana
motivasinya, bagaimana isi hatinya (Rev. 1:14; Pro. 20:8).
Ayat 14. “Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.” Kalau kualitas pelayanan seseorang baik, sebab motivasi kita murni, bukan sombong, bukan karena terpaksa, tetapi karena kasih, sehingga walau diuji oleh mata Allah yang bagaikan api itu, maka Tuhan akan memberi upah (Mahkota Kemuliaan) kepada hamba yang baik itu.
Ayat 14. “Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.” Kalau kualitas pelayanan seseorang baik, sebab motivasi kita murni, bukan sombong, bukan karena terpaksa, tetapi karena kasih, sehingga walau diuji oleh mata Allah yang bagaikan api itu, maka Tuhan akan memberi upah (Mahkota Kemuliaan) kepada hamba yang baik itu.
Ayat 16.
“Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” Jika kualitas pelayanan seseorang
jelek, karena motivasinya tidak murni, ada unsur kesombongan, terpaksa dengan
sesal hati, tidak ada kasih, maka ketika diuji oleh mata Allah yang bagaikan
api itu, semuanya terbakar dan orang tersebut tidak akan mendapat upah.
Mahkota
kemuliaan yang kita terima di awan-awan, itulah yang akan menentukan kedudukan
kita pada waktu kita berada di dalam kerajaan 1.000 tahun di bumi. Kalau kita
mau menempati tempat-tempat kemuliaan, kita harus berupaya melakukan pelayanan
sebaik-baiknya agar kita menerima mahkota kemuliaan dan dipercayakan menempati
tempat-tempat terhormat dalam kemuliaan dalam kerajaan 1.000 tahun.
III.
Pembersihan Terhadap Langit Dan Bumi. Setelah Allah menganugerahkan mahkota
kemuliaan kepada setiap orang percaya yang telah melayani Allah selama mereka
hidup di muka bumi, maka kita akan berkerajaan di bumi selama 1.000 tahun.
Namun, sebelumnya Allah terlebih dahulu menata bumi yang telah hancur dan porak poranda dalam perang Harmagedon dan pencurahan 7 cawan murka Allah. Setelah itu barulah kita turun ke bumi untuk menempati tahta-tahta yang telah disediakan bagi kita (Rev. 20:4). Tahta tersebut akan kita tempati menurut rangking yang telah ditentukan Tuhan secara adil dan jujur ketika kita berada di awan-awan. Tidak akan ada yang komplain kepada Allah.
Namun, sebelumnya Allah terlebih dahulu menata bumi yang telah hancur dan porak poranda dalam perang Harmagedon dan pencurahan 7 cawan murka Allah. Setelah itu barulah kita turun ke bumi untuk menempati tahta-tahta yang telah disediakan bagi kita (Rev. 20:4). Tahta tersebut akan kita tempati menurut rangking yang telah ditentukan Tuhan secara adil dan jujur ketika kita berada di awan-awan. Tidak akan ada yang komplain kepada Allah.
BAB VII:
KERAJAAN 1000 TAHUN.
(Rev.
20:1-6). Setelah penganugerahan pahala di awan-awan dan pembersihan bumi yang
porak poranda akibat perang Harmagedon dan pencurahan 7 cawan murka Allah, yang
membutuhkan waktu selama 75 hari, bandingkan Dan. 12:13 dan Rev. 12:6, maka
kita akan berkerajaan bersama dengan Yesus selama 1.000 tahun di bumi ini.
Suasana
Kerajaan 1000 Tahun
I. Damai
Sejahtera. Suasana dalam Kerajaan 1.000 Tahun adalah damai, aman, sejahtera,
sukacita, sebab penghuni Kerajaan 1.000 Tahun adalah orang-orang benar (Rev.
22:14-15; Mal. 4:1-3; Isa. 13:9-10).
a.
Antikristus dan nabi palsu, ditangkap dalam perang Harmagedon, kemudian
dicampakkan ke dalam lautan api/neraka (Rev. 19:20-21).
b. Seluruh
pengikut Antikristus dibunuh oleh pedang yang keluar dari mulut Yesus dalam
peperangan Harmagedon (2 Tes. 1:7-10; 2:7-8; Rev. 14:9-11; 19:11-21), sehingga
semuanya tuntas dalam pencurahan cawan murka Allah yang ketujuh (Rev.
16:17-19).
c. Iblis
diikat dan dicampakkan untuk dipenjarakan di dalam jurang maut, selama 1.000
tahun (Rev. 20:1-3).
Dalam
kerajaan yang akan diperintah oleh Yesus itu, adalah kerajaan yang benar-benar
damai, sebab selain semua yang ada di dalamnya adalah orang benar, tidak ada
iblis yang bergelar si penggoda (I Tes. 3:5), yang datang untuk mencuri,
membunuh dan membinasakan (Joh. 10:10) dan juga si pendakwa (Rev. 12:10).
II.
Memerintah Bersama Kristus (Rev. 20:4, 6). Seperti yang sering ditanyakan oleh
banyak orang. Kalau yang masuk dalam Kerajaan 1.000 Tahun adalah orang percaya,
siapakah yang akan diperintah oleh orang-orang percaya?
a. Kita akan
memerintah berdasarkan ranking kemuliaan yang telah ditetapkan dengan cara yang
adil dan jujur oleh Allah di dalam kemuliaan (I Cor. 3:10-15; Rev. 22:12; Mat.
10:41; I Corintus 15:41-42; Luk. 19:15-19).
b. Kita akan
berkuasa atas langit dan bumi, seperti pada waktu penciptaan (Gen. 1:26; Heb.
2:5-11).
c. Berkuasa
atas malaikat-malaikat (I Cor. 6:3; Heb. 1:4-14).
III. Hidup
Dalam Kemuliaan Allah (Hab. 2:14). Isa. 30:26 Bulan akan bercahaya seperti
matahari dan cahaya matahari akan 7 kali ganda seperti terangnya 7 hari cahaya
matahari. Bahkan orang-orang percaya akan bercahaya seperti matahari (Mat.
13:43).
Kesimpulan:
Tidak mungkin orang-orang yang tidak percaya akan bisa masuk/ berada dalam
Kerajaan 1.000 Tahun. Sedangkan orang-orang percayapun harus melalui proses
tubuh yang baru, yaitu melalui kebangkitan dan pengubahan (I Cor. 15:50-54).
BAB VIII:
PERANG GOG & MAGOG.
(Rev. 20:7-10). Gog – Menunjuk kepada satu oknum, yaitu seorang raja (pemimpin) (Eze. 38:1, 14; 16-18 dan 39:1)
Magog – Menunjuk kepada satu oknum, yang akhirnya menjadi suatu kaum (umat = orang banyak) (Gen. 10:2; I Cho. 1:5). Keturunan anak laki-laki Yafet yang kedua.
(Rev. 20:7-10). Gog – Menunjuk kepada satu oknum, yaitu seorang raja (pemimpin) (Eze. 38:1, 14; 16-18 dan 39:1)
Magog – Menunjuk kepada satu oknum, yang akhirnya menjadi suatu kaum (umat = orang banyak) (Gen. 10:2; I Cho. 1:5). Keturunan anak laki-laki Yafet yang kedua.
Gog dan
Magog adalah istilah yang merupakan gambaran suatu umat yang besar (banyak
jumlahnya) yang dipimpin oleh seorang pemimpin/raja. Ini digenapi ketika Iblis
memimpin orang-orang yang jahat dan orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus
yang dibangkitkan pada kebangkitan kedua, setelah Kerjaan 1.000 Tahun berakhir.
Iblis menghasut mereka untuk.
1. Mengepung
perkemahan orang-orang kudus. Suatu gambaran yang dapat kita lihat dalam
Bilangan 1 dan 2 – Umat Israel yang dikepung, tetapi dibela oleh Allah. Hal ini
digenapi di akhir zaman.
2. Memerangi
kota yang dikasihi. Mat. 5:14 – Gereja digambarkan sebagai sebuah kota, inilah
Yerusalem yang rohani perhimpunan orang-orang percaya. Tetapi Allah membela
kotanya, dari langit Allah mengirimkan api untuk mengalahkan iblis dengan
pengikut-pengikutnya.
3. Ayat 10
Iblis dan pengikutnya dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (neraka)
(Jud. 1:7; 2 Pet. 2:6). Penghukuman kepada Sodom dan Gomora adalah merupakan
contoh yang kita bisa terakan di dalam peristiwa ini.
Tahta Putih.
(Rev. 20:11-15). Ayat 11 “Lalu aku melihat suatu tahta putih yang besar dan
Dia, yang duduk di atasnya.” Siapakah Dia yang ada di tahta putih? Joh. 5:22,
27 Yesus, karena Bapa sudah menyerahkan semua pehukuman kepada Yesus. Ayat 12
“Orang-orang mati, besar kecil berdiri di depan tahta itu.”
Siapakah orang-orang mati besar kecil yang berdiri di depan tahta itu? Orang-orang ini adalah orang-orang yang dibangkitkan pada kebangkitan kedua, tetapi orang-orang ini tidak ikut terhasut oleh bujukan iblis untuk menyerang kerajaan Allah bersama orang-orang percaya dalam Kerajaan 1.000 Tahun damai, yaitu perang Gog dan Magog.
Siapakah orang-orang mati besar kecil yang berdiri di depan tahta itu? Orang-orang ini adalah orang-orang yang dibangkitkan pada kebangkitan kedua, tetapi orang-orang ini tidak ikut terhasut oleh bujukan iblis untuk menyerang kerajaan Allah bersama orang-orang percaya dalam Kerajaan 1.000 Tahun damai, yaitu perang Gog dan Magog.
Mereka
menuntut keadilan Allah, mereka akan mempertanyakan kepada Allah, mengapa
mereka dihukum dan tidak boleh masuk ke dalam kerajaan Allah? Mereka akan
mengemukakan berbagai dalih di hadapan Yesus.
Tetapi Yesus
akan membuka semua kitab, yaitu setiap catatan perbuatan mereka selama mereka hidup
di dunia, baik yang dilakukan di dalam hati, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan oleh hati mulai dari hasrat hati, angan-angan dan kerinduan. Demikian
juga dengan jiwa yang di dalamnya ada emosi, keinginan/kehendak, perasaan.
Tidak ketinggalan pula dengan aktifitas seluruh organ tubuh mereka, semuanya
dicatat Allah. Pada akhirnya, mereka tidak dapat berdalih lagi di hadapan
Yesus, bahwa mereka bersalah. Tanpa ampun, semuanya dilemparkan ke dalam lautan
api/neraka.
“Penyerahan
Kekuasaan Kepada Bapa” (I Cor. 15:24-26).” Kemudian tiba kesudahannya, yaitu
bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan
segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang
pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah
kakinya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.\”
Setelah Kerajaan 1.000 tahun berakhir, Yesus akan mengalahkan musuh yang terakhir, yaitu iblis si pembawa maut, dalam perang Gog dan Magog. Iblis akan dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang. Yesus menggenapi seluruh firman Allah, semua musuh-musuhNya ditaklukkan di bawah kakinya, bahkan dicampakkan ke dalam neraka. Tidak ada lagi musuh yang bisa bertahan di hadapan Yesus (Rev. 20:15).
Setelah Kerajaan 1.000 tahun berakhir, Yesus akan mengalahkan musuh yang terakhir, yaitu iblis si pembawa maut, dalam perang Gog dan Magog. Iblis akan dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang. Yesus menggenapi seluruh firman Allah, semua musuh-musuhNya ditaklukkan di bawah kakinya, bahkan dicampakkan ke dalam neraka. Tidak ada lagi musuh yang bisa bertahan di hadapan Yesus (Rev. 20:15).
Orang-orang
yang jahat dan tidak percaya Tuhan Yesus Kristus berada di dalam neraka, yaitu
suatu siksa yang tidak akan pernah berakhir. Sementara itu orang-orang saleh
dan orang-orang percaya bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam
kemuliaan.
Pada saat
itulah, Yesus akan mengembalikan kepada Bapa seluruh kekuasaan yang telah
diterimaNya dari Bapa. Sehingga keadaannya akan kembali seperti sediakala
seperti langit dan bumi belum diciptakan. Tetapi yang berbeda adalah, kalau
sebelum langit dan bumi yang sekarang ini kita belum ada, namun nanti kita akan
ada di sana, berada dalam kemuliaan yang kekal.
Langit dan
Bumi Yang Baru. (Wahyu 21). Ayat 1 “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi
yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan
lautpun tidak ada lagi.”
Langit dan
bumi yang lama sudah tidak ada lagi, karena telah dilenyapkan oleh Allah (Rev.
20:11). Kalau begitu, di manakah orang-orang yang diselamatkan berada? Sebab
langit dan bumi yang baru belum diciptakan oleh Allah? Jawabnya dalam dalam
Sorga.
Ayat 2-3
“Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru turun dari sorga, dari
Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari tahta itu berkata: Lihatlah kemah
Allah ada di tengah-tengah manusia dan ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”
Selama menantikan langit dan bumi yang baru, orang-orang yang diselamatkan akan berada di dalam sorga. Alkitab tidak menceritakan kepada kita berapa lama kita akan berada di sorga, sampai pada akhirnya turun dari sorga dan mendiami langit dan bumi yang baru.
Selama menantikan langit dan bumi yang baru, orang-orang yang diselamatkan akan berada di dalam sorga. Alkitab tidak menceritakan kepada kita berapa lama kita akan berada di sorga, sampai pada akhirnya turun dari sorga dan mendiami langit dan bumi yang baru.
Tempat
Kediaman Allah (Kemah Allah). Pada bagian ini, ada tiga gambaran yang diberikan
firman Allah tentang Gereja Tuhan Yang Sempurna yaitu yang PERTAMA adalah “Kota
Yang Kudus”. KEDUA adalah “Yerusalem Yang Baru”, dan yang KETIGA “Pengantin
Yang Berdandan Untuk Suaminya”. Ketiga istilah ini memberikan pengertian kepada
kita tentang persekutuan yang tidak terpisahkan antara Yesus Kristus yaitu
Tuhan dengan umatNya. Allah akan berdiam di tengah-tengah umatNya seperti
seorang yang berdiam di sebuah kota (kemah), seperti seorang suami yang tinggal
bersama dengan istrinya.
Dalam
Kejadian 2:8 “Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur,
disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentuknya itu.” Seperti Allah pada
waktu menciptakan langit dan bumi yang lama, menempatkan manusia di sebuah
taman di Eden, dengan formasi sebagai berikut:
Lebih lanjut
dikatakan dalam Wahyu 21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari tahta itu
berkata: “Lihatlah kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia bersama-sama
dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”
Umat yang diselamatkan menjadi tempat/kemah kediaman Allah, dengan lain kata
tempat kediaman Allah berada di tengah-tengah umatNya. Sebagaimana formasi
kemah Tabernakel, ketika bangsa Israel berada di padang gurun, Allah berdiam di
tempat Maha KudusNya, demikian pula formasi umat Allah pada waktu berada di
langit dan bumi yang baru. Allah akan berdiam/menempati kemah kediamanNya,
yaitu Gereja yang sempurna sebagai ruang Maha Kudus bagi Allah. Yang disebut
dalam Wahyu 21:2 sebagai KOTA YANG KUDUS, YERUSALEM BARU dan MEMPELAI YANG
TELAH SIAP BERDANDAN BAGI SUAMINYA.
Demikian selanjutnya orang-orang yang ditebus dengan darahNya menempati tempat Kudus, sampai kepada seluruh orang saleh akan menampati halaman.
Rencana Allah Terlaksana Dalam Yesus Kristus dan GerejaNya. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah menyampaikan suatu pesan atau tugas kepada manusia. Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranak-cuculah dan bertambahlah banyak … penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Demikian selanjutnya orang-orang yang ditebus dengan darahNya menempati tempat Kudus, sampai kepada seluruh orang saleh akan menampati halaman.
Rencana Allah Terlaksana Dalam Yesus Kristus dan GerejaNya. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah menyampaikan suatu pesan atau tugas kepada manusia. Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranak-cuculah dan bertambahlah banyak … penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Tetapi
manusia telah gagal melaksanakan perintah Allah. Manusia telah memenuhi bumi
ini, tetapi kualitas manusia yang memenuhi bumi, bukanlah manusia-manusia
seperti yang didambakan Allah, yaitu manusia rohaniah, Mal. 2:15 “Bukankah
Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki
kesatuan itu? Keturunan ilahi..” Sebaliknya yang dilahirkan adalah manusia
jahat dan berdosa di mata Allah, sehingga Allah pernah menusnahkan manusia
dengan air bah, dengan harapan akan terbit suatu generasi manusia yang baru,
manusia yang berkenan kepada Allah. Tetapi kenyataannya, manusia tetap saja
hidup dalam kejahatan dan dosanya. Sebab Adam telah mewariskan kepada keturunannya
dosa yang membawa kepada maut.
Syukur
kepada Allah, yang telah mengirimkan Yesus sebagai Adam terakhir, I Cor. 15:45
Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup, tetapi
Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.” Yesus sebagai Adam yang akhir
telah mendapatkan mempelaiNya yang sempurna yang akan menggenapi rencana Allah,
sehingga melalui pernikahan antara Kristus dengan GerejaNya, lahirlah keturunan
Ilahi yang akan memenuhi dan berkuasa atas langit dan bumi yang baru seperti
yang telah direncanakan Allah pada mulanya. Amin.[END].
0 komentar:
Post a Comment