PENDAHULUAN
Dalam kitab
Daniel pasal 9, tercatat sebuah nubuatan yang sangat mengagumkan, yang
diberikan Tuhan pada umat Yehuda (Israel) menjelang kembalinya mereka ke
Yerusalem dari pembuangan di Babel. Itulah nubuatan 70 Sabat.
Beberapa
peneliti Alkitab mengakui bahwa nubuatan ini begitu penting artinya dan patut
diselidiki secara seksama, karena dia menjadi kunci segala nubuatan Alkitab.
Nubuatan
tersebut memuat peta dasar segala peristiwa yang menyangkut kedatangan pertama
dan kedua sang Mesias (Yesus Kristus).
Tuhan Allah
menjadikan jumlah tahun masa penawanan bangsa Yehuda di tanah Babel – 70 tahun
– sebagai nubuatan rangkaian peristiwa yang akan dikerjakanNya terhadap umat
Israel, dunia dan gereja.
Sesuai
dengan nubuatan nabi Yeremia bangsa Yehuda akan dibuang ke Babel selama 70
tahun, dan telah digenapi; umat ini diangkut ke Babel pada tahun 606 dan
dilepaskan kembali ke Yerusalem tahun 536 SM. Daniel termasuk salah seorang
diantara tawanan pasukan Nebukadnezar, raja Babel, pada tahun 606 SM. Oleh
kasih karunia Allah, dengan prestasi dan pengabdian yang cemerlang, Daniel
menjadi terkenal, sehingga raja Nebukadnezar mengangkatnya sebagai pejabat
tinggi dalam kerajaan Babilonia. Sebagai seorang pejabat tinggi, Daniel tetap
menunjukkan sifat-sifat yang baik, terpuji, senantiasa melaksanakan ibadah,
sehingga Tuhan Allah mengaruniakannya hikmat dan pengetahuan yang berlimpah.
Pada usianya
yang ke sembilan puluh, dia diijinkan menerima penglihatan yang luar biasa.
Tuhan berkenan memberitahukan Daniel tentang zaman dan masa segala pemerintahan
dan kerajaan dunia sampai pada akhir zaman. Khususnya yang berkaitan dengan
nasib bangsanya (Israel). Dalam nubuatan 70 sabat Daniel melihat dan memperoleh
penjelasan tentang kedatangan Mesias yang pertama dan kedua, zaman gereja,
pengangkatan gereja, dilemma bangsa Yahudi (Israel), masa pemerintahan
antikristus, bahkan babakan awal kerajaan 1000 tahun damai.
Fasal 1:
Nubuatan 70 Sabat Dalam Daniel 9.
Sabat artinya “Perhentian”, “Istirahat” (Inggris: Cessation, Rest). Torat
mengajarkan sabat bagi umat Israel yang dilaksanakan pada tiap hari ke tujuh
dalam satu minggu, dan tiap tahun ketujuh sebagai sabat tahunan. Satu sabat
juga berarti 7 hari. Eccl. 23:1-3, 15-16, 25:1-4.
I.
Penjelasan Mengenai Waktu.
1. Saat
Menerima Penglihatan.
“Pada tahun
pertama pemerintahan Darius …”. (Dan.9:1). Kalimat ini menunjukkan bahwa Daniel
menerima penglihatan Nubuatan 70 sabat pada tahun pertama Darius naik tahta,
atau tahun setelah raja Belsyazar tewas dan kerajaan Babel ditaklukkan oleh
kerajaan Media – Persia, 536 SM.(Daniel 5:30-31). Tahun kegenapan nubuatan
kemenangan kerajaan Media Persia dilambangkan sebagai domba jantan dalam Daniel
8:3-4. Dalam ayat 2 Daniel pasal 9, ditegaskan bahwa, pada tahun itu Daniel
memperhatikan dalam kumpulan kitab jumlah tahun yang menurut Firman Allah.
Ditengah-tengah kesibukan sebagai pejabat tinggi di istana raja, Daniel tetap
mempunyai waktu dan senang menyelidik Alkitab. Suatu sifat yang sangat baik
ditiru. Bandingkan dengan 2 Tim 2:15, 3:16-17, 2 Pet 1:19. Memperhatikan Firman
Allah sama dengan menyalakan pelita waktu malam sampai fajar menyingsing.
2. Jumlah
Tahun.
Disebutkan
bahwa menjelang penglihatan itu diterimanya, Daniel dengan penuh penyelidikan
memperhatikan jumlah tahun menurut Firman Tuhan kepada nabi Yeremia tentang
kehancuran Yerusalem selama 70 tahun. Dalam penyelidikannya dia menemukan
dimana bangsa Yehuda harus berada didalam pembuangan di Babel 70 tahun. Daniel
9:2, Jer. 25:1-33. Secara terus menerus sejak tahun ke tigabelas pemerintahan
raja Yosia sampai tahun pertama raja Nebukadnezar atas Babel (606 SM), atau
selama 23 tahun, Yeremia telah menyampaikan Firman Allah berkenaan dengan
hukuman atas Yerusalem (Yehuda), yang disusul dengan hukuman atas bangsa-bangsa
lain.
Daniel bukan
hanya menyelidiki masa pembuangan di Babel selama 70 tahun, tetapi sekaligus
sebab-sebabnya, serta mengapa Yerusalem mengalami keruntuhan dan ketandusan dan
sunyi senyap. Perhatikanlah, Jer. 25:10-11, 2 Chro. 36:16-21, Eccl. 26:32-35,
disitu dilukiskan ulah umat pilihan Allah ini, yang mengolok-olok, menghina,
mengejek para utusan Allah dan Firman Allah. Selama zaman raja-raja, mereka
mengabaikan sabat tahunan atas tanah-tanahnya. Sebagai akibat bangsa ini harus
mengalami masa-masa yang pahit, tertawan, kotanya hancur dan tanahnya
ditanduskan, cocok dengan jumlah tahun kegagalan mereka melaksanakan sabat
tanah. Hitungan kegagalan bangsa ini dimulai sejak tahun 1096 sampai 606 SM,
490 tahun (70 x 7).
Jadi 70 tahun di Babel dan ketandusan Yerusalem adalah ganti dari 70 tahun
tanah itu harus “berhenti” sesuai Firman Tuhan. [Lihat Bagan]
Selanjutnya
Daniel mendapati, bahwa setelah genap 70 tahun, Allah memperhatikan dan
menepati janjiNya untuk mengembalikan umatNya ke Yerusalem (Jer. 29:10). Nubuat
ini digenapi pada tahun pertama pemerintahan raja Koresy (2 Chro. 36:22-23).
Bandingkan dengan nubuat Isa 44:28, 45:1 dan Zach. 1:12-13. Bangsa Yehuda akhirnya
kembali ketanah air mereka atas ijin Koresy sebagai alat Tuhan.
II. Doa
Daniel
Daniel
mengerti bahwa nubuat Jer. tentang 70 tahun di Babel sekarang digenapi.
Kerajaan Babel telah jatuh ketangan kerajaan Media-Persia, masa pemulihan
segera dimulai.
Kerinduan
untuk mengerti lebih lanjut tentang keadaan bangsanya sesudah pemulihan hingga
pada akhir zaman, serta apakah rencana Allah bagi umatNya, mendorong Daniel
mengadakan suatu doa khusus. Daniel 9:3-19.
1. Cara
Daniel Berdoa. Ayat 3-4.
Daniel
mengarahkan mukanya kepada Tuhan, bermohon, berpuasa dan mengenakan kain kabung
serta abu. Suatu tanda ia menyembah Tuhan dengan menghilangkan semua keinginan
daging dan dengan penuh kerendahan hati serta memuji Tuhan mengakui kebesaran,
kesetiaan dan kasih Tuhan terhadap umatNya yang mengasihi Dia.
2. Doa
Pengakuan Dan Permohonan.
Didalam
doanya, Daniel banyak menggunakan kata “kami”. Daniel mengakui dan merasa
sebagai seorang yang turut bersalah dan berdoa terhadap Tuhan bersama-sama
dengan bangsanya. Dia sama sekali tidak membenarkan diri, dia adalah bagian
kesatuan dari umat pilihan Allah. Perhatikan perjanjian Tuhan dalam Eccl.
26:40-45, tentang pemulihan Yehuda/Israel bila mereka sadar dan bertobat dari
dosa dan kesalahan terhadap Tuhan.
3. Ringkasan
Doa Daniel.
- Daniel
mengaku kesalahan dan dosanya serta dosa bangsanya.
- Daniel mengakui pelanggaran umat Israel terhadap Torat Tuhan.
- Daniel mengakui bahwa Yehuda (Israel) enggan mendengarkan pengajaran para
nabi Tuhan.
- Daniel mengakui bangsanya telah dipermalukan oleh bangsa-bangsa lain.
- Daniel mengakui para pemimpin bangsanya telah dipermalukan karena dosa
mereka.
- Daniel mengakui kebesaran, kehebatan, kasih dan kesetiaan Allah.
- Daniel mengakui bahwa Allah itu Maha Adil.
- Daniel memohon kepada Allah belas kasihan atas Yerusalem yang telah rusak.
- Daniel bermohon kasih sayang Allah bukan sebab perbuatan mereka yang baik,
melainkan berdasarkan kasih karunia Allah.
- Daniel bermohon agar doanya didengar demi pemulihan bangsa dan kota Yerusalem
segera terlaksana.
III.
Pemunculan Gabriel
Ayat 20-23.
Gabriel menyatakan diri kepada Daniel sementara ia berdoa mengakui dosanya dan
dosa bangsanya. Gabriel artinya “Pahlawan Allah”. Dalam Luk. 1:19, 26,….
Gabriel menyatakan diri kepada Zakharia dan Maria. Gabriel adalah malaikat
pahlawan Allah yang sebenarnya sebagai kenyataan Roh Kudus, oknum ketiga
KeAllahan.
Kedatangan
Gabriel kepada Daniel dalam doanya adalah kenyataan Illahi, Roh Kudus, dalam
pergumulannya. Gabriel menampakkan diri kira-kira pukul 3 petang (waktu
persembahan korban petang hari). Lihat Psalm 141:2, tentang persembahan petang
hari, dan bandingkan dengan kematian Tuhan Yesus yang berlangsung pada petang
hari, didahului dengan ucapan “sudah genap” atau sudah selesai.(Mat. 27:46,
John 19:30). Persembahan petang hari telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus diatas
salib. Mungkin selama bangsa Yehuda berada di Babel, persembahan petang hari
tidak pernah dilakukan, karena kaabah dan kota Yerusalem telah hancur.
Gabriel mengajar dan memberi akal kepada Daniel untuk mengerti rahasia
penglihatan dan Firman Allah, adalah kenyataan Roh Kudus yang membuka
rahasia-rahasia, terutama hal-hal kebenaran Firman Allah yang akan jadi pada
akhir zaman.
Sejak
permulaan doa Daniel, Firman telah keluar, dibawa oleh Gabriel sebagai jawaban
pergumulannya. Doa berkhasiat besar, apalagi jika dilaksanakan dengan penuh
kesungguhan. Mengapa Firman telah keluar disaat Daniel berdoa? Karena Daniel
telah memiliki segala persyaratan orang kudus, hamba Allah, dia “sangat
dikasihi”. Pribadinya yang teguh dalam iman dan senantiasa merindukan
pengertian Firman Allah, patut diteladani. “Berbahagialah orang yang lapar dan
haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Mat. 5:6.
Gabriel
mendorong Daniel supaya mencamkan penglihatan dan Firman yang diberikan
padanya. Roh Kudus mendorong umatNya supaya mencintai dan memperhatikan
kenyataan-kenyataan Firman Allah.
IV.
Penetapan Nubuatan
Alkitab
terjemahan lama menyebutnya “Tujuh Puluh Sabat”, dan terjemahan baru, “Tujuh
Puluh Kali Tujuh Masa”. Alkitab berbahasa Inggris, The New Laymans Pararel
Bible (KJ), “Seventy Weeks”, New International, “Seventy Seven’s”, Living
Bible, “490 Years”, Revised Standard, “Seventy Weeks Of Year”. Semua terjemahan
diatas memiliki pengertian yang sama, yaitu 70 minggu atau 70 kali 7 hari = 490
masa atau 490 tahun.
1. Dasar
Perhitungan Tahun.
“Tujuh puluh
kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus”.
(ayat 24). 70 sabat = 70 minggu adalah 70 kali 7 masa = 490 tahun telah
ditetapkan atas bangsa Yehuda/Israel dan kota Yerusalem. Untuk mengartikan
sesuatu nubuatan yang berkaitan dengan waktu , maka Alkitab memberikan kunci
“Tahun Nubuatan”, yaitu, 1 hari sama dengan 1 tahun. Memang jelas, sesuatu hari
atau masa dalam Alkitab tidak berdiri kosong dan tanpa makna. “Sesuai dengan
jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni 40 hari, SATU HARI DIHITUNG
SATU TAHUN, jadi 40 tahun lamanya…”. Num. 14:34. Perhatikan pula Eze. 4:4-6,
Exo. 29:27-30, Num. 13:25.
2. Maksud
Nubuatan.
Dalam Daniel
9:24b, kita temukan 6 perkara sebagai maksud utama bagi kegenapan nubuatan 70
sabat, yang akan berakhir pada saat kedatangan Kristus kedua kali.
i. Untuk
melenyapkan kefasikan.
Pada akhir
70 sabat, kefasikan akan dilenyapkan dari Yerusalem dan bangsa Israel khususnya.
Hingga kini masih terdapat pelanggaran-pelanggaran pada bangsa Israel dan
didalam kota Yerusalem.
ii. Untuk
mengakhiri dosa.
Dosa-dosa
Israel dan penduduk kota Yerusalem belum berakhir, tetapi akan berakhir saat
Yesus dinyatakan / datang sebagai Raja diatas segala raja, diakhir 70 sabat.
iii. Untuk
menghapuskan kesalahan.
Terjemahan
Inggris “to make reconciliation for iniquity”, atau mengadakan perdamaian bagi
kesalahan. Bagian ketiga ini digenapi di disalib oleh kematian Yesus. (Col.
1:21), namun penghapusan atau penebusan tersebut bukannya mengakhiri kesalahan.
iv. Untuk
mendatangkan keadilan yang kekal.
Alkitab
terjemahan lama, “mengadakan suatu kebenaran kekal”, living bible, “then
kingdom of everlasting righteousness will begin”, dengan pengertian bahwa
keadilan dan kebenaran kekal akan dimulai dalam kerajaan 1000 tahun damai.
v. Untuk
menggenapkan penglihatan dan nabi.
Alkitab
terjemahan lama, “akan memateraikan khayal dan segala nabi”, (bandingkan 1 Cor
13:8b). Pada akhir 70 sabat, tidak ada lagi penglihatan dan nubuat.
vi. Untuk
mengurapi Yang Maha Kudus.
Terjemahan
living Bible, “and the most holy place (in the temple) will be rededicated”.
Dalam Kemah Sembahyang, terdapat ruangan Tempat Maha Kudus, lokasi Peti
Perjanjian diletakkan. Tempat yang sama terdapat pula dalam kaabah Salomo di
Yerusalem. Tetapi yang dimaksudkan dengan tempat yang akan diurapi atau
ditahbiskan disini, adalah kerajaan Kristus di bumi, kerajaan Millenium, 1000
tahun damai. (Rev. 20:4-5). Ukuran Tempat Maha Kudus dalam Kemah Sembahyang
adalah 10X10X10 = 1000 hasta.
3. Permulaan
Perhitungan Nubuatan.
Sesuai
dengan ketegasan ayat 25 Daniel pasal 9, kita memperoleh petunjuk yang jelas
bahwa permulaan perhitungan tahun nubuatan, atau titik tolak perhitungannya,
adalah “sejak Firman keluar untuk umat Yehuda membangun kembali Yerusalem dan
Kaabah.”
Jumlah 7
sabat ditambah 62 sabat menjadi 69 sabat, atau 69 x 7 = 483 tahun. Yesus
diurapi menjadi Mesias atau Kristus, tepatnya berlangsung di Sungai Yordan,
pada usianya yang ke 30 tahun. (Luk 3:21-22), Mat 3:16, Act 10:38, Isa 60:1,
Luk 4:18). DR. Kevin Conner dalam penelitiannya dalam bukunya “The Seventy
Weeks Prophecy”, “Bahwa keempat Injil memberi kesaksian yang jelas, YESUS
menjadi KRISTUS (Mesias) adalah di Sungai Yordan, pada saat Roh Kudus turun
keatasNya.”
Memang sejak
dari Sungai Yordan itulah, dibawah pelayanan Yohanes Pembaptis, Mesias sebagai
Sang Raja dinyatakan. Dari saat itulah pelayananNya yang membawa missi sorgawi
mulai dilaksanakan.
Secara
historis kita bisa temukan perhitungan yang lebih sederhana tapi akurat. Kalau
titik tolak perhitungan rentangan 483 tahun itu “sejak Firman Keluar…” seperti
dalam catatan Daniel 9:25, maka yang dimaksudkan adalah firman atau titah raja
Artahsasta, tahun 457 SM, untuk mengatur pemeliharaan Kaabah dan supaya
Yerusalem ditetapkan kembali sebagai kota dengan pemerintahan sipil (Ezra
7:11-26). Jadi kalau kita tarik perhitungan 483 tahun, dari tahun Artahsasta
457 SM, maka Mesias itu dinyatakan atau menjadi nyata pada tahun 26M. Tahun pernyataan
ini tidak keliru, walaupun seperti sudah diuraikan diatas bahwa PENGURAPAN
Yesus, atau Dia dinyatakan sebagai Mesias, pada saat Dia berusia 30 tahun.
Telah terjadi kekeliruan penetapan awal penanggalan / kalender Masehi. Ada
selisih atau kehilangan 4 tahun. Rupanya tarikh Masehi dimulai 4 tahun setelah
Yesus dilahirkan. Kita dapat memperhatikan lagi titah Artahsasta yang terdapat
dalam Ezra 7:11-26;
- Siapapun juga diantara bangsa Israel yang ada di Persia boleh kembali ke
Yerusalem bersama-sama Ezra.
- Yang kembali ke Yerusalem akan menerima dan membawa pemberian-pemberian dari
raja dan para penasehatnya untuk keperluan persembahan dalam rumah Allah.
- Raja melarang mengenakan pajak, upeti atau bea kepada para pelayan dalam
rumah Allah.
- Ezra diberi hak penuh oleh raja untuk mengangkat pemimpin-pemimpin dan
hakim-hakim di Yerusalem.
Dalam Ezra
7:27-28, juga 9:9, dijelaskan bahwa walaupun bangsa Yehuda adalah orang tawanan
dalam kerajaan Persia, tetapi para raja menyayangi mereka dan tergerak hatinya
untuk menyemarakkan rumah Tuhan di Yerusalem. Begitulah cara Allah menyatakan
kasih karuniaNya kepada umatNya.”
Fasal 2:
Penggenapan Nubuatan
Sesuai
dengan catatan dalam Daniel pasal 9, nubuat 70 sabat terbagi dalam 4 periode
peristiwa:
7 sabat = 7 x 7 masa = 49 tahun,
62 sabat = 62 x 7 masa = 434 tahun,
1/2 sabat = 1/2 x 7 masa = 3,5 tahun,
1/2 sabat = 1/2 x 7 masa = 3,5 tahun.
Rentangan historis 70 sabat meliputi suatu kurun waktu yang sangat panjang.
Dari tahun pemerintahan kerajaan Persia sampai tahun pemerintahan kerajaan
antikristus.
I. Periode
Pertama.
Periode ini
berlangsung selama 7 sabat atau 49 tahun, yang dimulai tepat pada saat perintah
Artahsasta keluar, tahun 457 SM, untuk menyemarakkan rumah Allah serta
memperbaiki kerohanian / ibadah umat Yehuda / Israel. Periode ini berakhir pada
tahun 408 SM, dimana bait Allah dan tembok Yerusalem telah selesai dibangun.
Bandingkan dengan perkataan bangsa Yahudi dalam Injil John 2:20. Dalam masa
inilah, Nehemiah (445 SM), mengajukan permohonan untuk kembali ke Yerusalem
untuk membangun tembok kota. Permohonannya dikabulkan raja.
II. Periode
Kedua.
Suatu
periode lanjutan yang berlangsung selama 62 sabat atau 434 tahun. Walaupun umat
Yehuda / Israel telah kembali ke Yerusalem, tetapi mereka masih berada dibawah
kekuasaan Persia dan kerajaan-kerajaan dunia lainnya.
Ringkasan kerajaan-kerajaan dan raja-raja utama yang menguasai Israel dan dunia
selama periode ini:
- 408-334 SM, Kerajaan Persia, Raja Artahsasta I dan II.
- 334-50 SM Kerajaan Yunani menguasai dunia 334-332, raja Iskandar Agung,
pemimpin Yunani yang perkasa menaklukkan seluruh kerajaan dunia termasuk
Israel. Namun kejayaannya sangat singkat, ia meninggal dalam usia 32 tahun di
Babel. Akibatnya kerajaan Yunani terbagi dalam 4 bagian oleh 4 orang panglima
perangnya:
- Seleukus,
bagian Timur – Syria dan Babel.
- Kassander, bagian Barat – Yunani dan sekitarnya.
- Lysimakus, bagian Utara – Asia kecil.
- Ptolemy, bagian Selatan – Mesir.
- 332 – 198
SM Kekuasaan kerajaan Selatan (Ptolemy).
- 198 – 166 SM Antiokhus memporak-porandakan Yerusalem.
- 166 – 40 SM Terjadi pemberontakan-pemberontakan kecil umat Yehuda terhadap
penguasa raja kafir.
- 40 SM – 26 M kekuasaan beralih ketangan kekaisaran Romawi, sebetulnya
kekaisaran (Imperium) Romawi menguasai dunia sampai tahun 676 M. Kami
meletakkan tahun 26 M, untuk membatasi jumlah tahun nubuatan yang dibicarakan,
yaitu 62 sabat atau 434 tahun dari tahun 408 SM. Dan tepat pada tahun 26 M
tersebut Yesus diurapi sebagai Kristus (Mesias) di sungai Yordan.
Didalam sejarah
umat Allah, periode ini lebih dikenal sebagai masa diam selama 400 tahun. Allah
berdiam diri dan tidak berbicara kepada umatNya, tidak ada nubuatan
disampaikan.
Firman Allah
kemudian datang lagi kepada umatNya dan dunia, sejak munculnya Kristus. Peristiwa
tahun 26, di sungai Yordan, penting sekali artinya, disitu Yesus diurapi dan
dinyatakan sebagai Kristus guna menggenapi segala nubuat/perjanjian Allah.
Perhatikan Mat 3:15-17 dan Luk 4:18-19, “Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa
burung merpati keatasNya…”. Peristiwa ini merupakan akhir dari periode kedua.
III. Periode
Ketiga
Pada
hakekatnya periode ini adalah bagian dari sabat terakhir dalam nubuatan 70
sabat. Itulah setengah sabat (3,5 tahun) pertama. Hal ini sesuai dengan berita
dalam Daniel 9:27, bahwa sabat terakhir terbagi dua; “…pada pertengahan”.
Setelah minggu ke 69 Mesias sang Raja dinyatakan, maka dalam minggu ke 70 ini,
Mesias akan disingkirkan. Yang perlu kita sadari, dalam nubuatan 70 sabat ini
peranan Mesias/Kristus sangat ditonjolkan, bukannya antikristus. Antikristus
hanyalah bagian kelengkapan peristiwa bagi penggenapan nubuatan.
Peranan Kristus jelas disebut:
i.
Manifestasi Mesias (Kristus) – ayat 25.
ii. Penyaliban Mesias, dibicarakan dalam – ayat 26.
iii. Peneguhan Perjanjian – ayat 27.
iv. Penghentian korban sembelihan dan santapan pada pertengahan
sabat,peristiwa/proses penyaliban – ayat 27.
1.
Perjanjian Diteguhkan.
Kita perlu
perhatikan ayat 26a, dan ayat 27ab; “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa
itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya
apa-apa..”(TB) Dalam terjemahan lama berbunyi, “Maka pada sabat satu itu akan
dinyatakan perjanjian itu kepada beberapa orang dengan kemuliaannya, dan
setengah sabat itu akan memperhentikan korban sembelihan dan persembahan
makanan…”
a. Pelayanan
Kristus.
Setelah
Yesus diurapi sebagai Mesias, Dia mulai melaksanakan pekerjaanNya menggenapi
Perjanjian Allah bagi keselamatan umat Israel dan bangsa-bangsa pada umumnya.
Sesuai dengan kenyataan historis, masa ini berlangsung selama 3,5 tahun.
Perhatikan dalam masa pelayanan tersebut, Yesus Kristus melewati dan
melaksanakan 4 kali perayaan paskah , lalu disalibkan:
i. John
2:13, 23. “Ketika hari raya paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem …Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya paskah…” Pada paskah
tersebut, Yesus Kristus telah melayani selama 1/2 tahun setelah diurapi.
ii. John
5:1. “Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke
Yerusalem.” Inilah paskah kedua yang dilampaui Tuhan Yesus. Berarti Dia telah
bekerja selama 1,5 tahun.
iii. John
6:4. “Dan paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.” Inilah paskah
berikutnya. Yesus Kristus telah 2,5 tahun bekerja.
iv. John
13:1. “Sementara itu sebelum hari raya paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa
saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.” Tepat 3,5 tahun
Yesus Kristus telah melayani. Dan sesuai dengan penegasan ketiga kitab Injil
yang lain (Matius, Markus, Lukas), pada paskah keempat inilah Yesus Kristus mengakhiri
pekerjaanNya, disalib.
Pada saat
itu, Yesus sebagai Anak Domba Allah, ditangkap, dibawa ke Golgota dan
disalibkan disana. Perkataan Yesus terakhir sebelum menyerahkan RohNya adalah,
“SUDAH GENAP”. (John 19:30). Tepat seperti yang dikatakan dalam ayat 26,27
diatas, Mesias akan disingkirkan pada pertengahan sabat yang ketujuh puluh
untuk menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.
b. Yesus
Kristus Peneguh Perjanjian.
ayat 27a,
“Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang …” Kita
perlu membandingkan beberapa terjemahan untuk memperoleh maksud yang lebih
akurat.
TL. “Maka
pada sabat itu akan dinyatakan PERJANJIAN itu kepada beberapa orang dengan
kemuliaannya…”
KJ. “And he
shall conform the COVENANT with many for one week…”
NI. “He will
confirm a COVENANT with many for one seven…”
LB. “This
king will make a seven year treaty with people…”
RS. ” And he
shall make a strong COVENANT with many for one week…”
Pada umumnya
semua terjemahan Alkitab menegaskan bahwa, “Ia akan meneguhkan/mengokohkan
PERJANJIAN (COVENANT) dengan banyak orang pada minggu yang ke tujuh puluh.
Tentu saja
oknum yang dimaksudkan disini (yang meneguhkan perjanjian) bukan antikristus,
tetapi justru Yesus Kristus Sang Mesias, Raja diatas segala raja. Perjanjian
(covenant) itu adalah Perjanjian Allah bagi Israel dan dunia pada umumnya.
Dalam bukunya “The Covenants”, DR.Conner mengungkapkan sembilan perjanjian
Allah (Covenant) yang pengertian dasarnya adalah sebagai SATU PERJANJIAN, yang
digenapi dalam diri dan pengorbanan Yesus Kristus. Kesembilan perjanjian
tersebut adalah:
a.
Perjanjian Eden, Gen 1- 2.
b. Perjanjian Adam, Kejadian 3.
c. Perjanjian Nuh, Kejadian 6, 7 8, 9.
d. Perjanjian Abraham, Kejadian 15, 17, 22.
e. Perjanjian Musa, Keluaran 20-40 (20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40)
f. Perjanjian Kanaan, Ulangan 29,30.
g. Perjanjian Daud, 2 Samuel 17, Mazmur 89, 132.
h. Perjanjian Baru, Yeremia 31:31-34, Matius 26:26-28, Ibrani 8.
i. Perjanjian Kekal, Ibrani 13:20.
Perhatikan
kebenaran-kebenaran ini: “Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran
Allah, Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat (Israel) untuk
MENGOKOHKAN JANJI yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita…”(TB.Rom
15:8). Periksa terjemahan lama “…Kristus sudah menjadi pelayan orang yang
memegang hukum sunat….supaya IA MENEGUHKAN PERJANJIANNYA kepada nenek moyang
kita…”
Tentang
perjanjian Allah yang diteguhkan itu, periksa ayat-ayat tersebut ini; Exo
34:27-28, Jer 31:31-32, Isa 42:6.
Apabila ada yang berpendapat bahwa oknum yang dimaksudkan dalam Daniel 9:27ab
(Raja) adalah antikristus, maka mereka telah melakukan suatu kekeliruan besar
dalam mengartikan kebenaran nubuat Tujuh Puluh Sabat.
c. Yesus
Kristus Disalib.
Ayat 26a,
“Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang
telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa”. Berarti penyingkiran Mesias
jatuh pada sabat ketujuh puluh (sesudah sabat ke 7 + 62), yang ditegaskan oleh
ayat 27b: “…pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban
sembelihan dan korban santapan”.
Jadi, waktunya adalah pada pertengahan sabat ketujuh puluh atau TIGA SETENGAH
TAHUN setelah DIA diurapi.
Sesuai
dengan penguraian diatas, bahwa pada hari raya Paskah keempat atau setelah tiga
setengah tahun Dia melayani, Dia disalibkan.
Tentu saja oknum yang dimaksudkan disini pula bukan antikristus. Sebab
antikristus tidak memiliki wewenang secuilpun untuk menghentikan/membatalkan
upacara korban Israel yang telah ditegaskan dalam Torat Musa. Yesus Kristus
satu-satunya yang ditetapkan Allah dan yang sekaligus memiliki kuasa dan
wewenang untuk menghentikannya, karena telah disediakan korban yang lebih agung
dan mulia sebagai gantinya. Penyingkiran Mesias/penyaliban dalam ayat 26,
diterangkan dalam ayat 27b, dengan maksud menghentikan korban sembelihan dan
korban santapan. “…korban darah lembu jantan, darah domba jantan penghapus dosa
yang dipersembahkan menurut hukum Torat, tidak dikehendaki dan berkenan
kepadaNya. Karena Yesus telah datang melakukan kehendak Bapa untuk MENGHAPUSKAN
yang pertama (korban-korban menurut hukum Torat perjanjian lama) supaya
menegakkan yang kedua (tubuh Yesus sendiri sebagai korban Perjanjian Baru)”.
Heb 10:3-10. Pada saat Yesus mati disalib, tabir Bait Allah terbelah dua (Mat
27:50-51). Inilah pernyataan langsung dari Allah bahwa upacara korban yang
berlangsung didalamnya tidak berkenan lagi kepadaNya. Dia menghentikannya.
Perhatikan ayat-ayat ini: John 1:29, Heb 9:11-14, Rom 10:4, Heb 13:20.
2.
Kehancuran Kota Yerusalem Dan Tempat Kudus.
“…Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu,
tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah, dan sampai pada akhir zaman
akan ada peperangan dan pemusnahan seperti yang telah ditetapkan”. (Daniel
9:26b).
Akibat
penyingkiran Mesias (ayat 26a) yang justru dilaksanakan oleh bangsa Yahudi, dan
bangsa Yahudi masih terus saja mempersembahkan korban bakaran dan korban
sembelihan, padahal telah dihentikan, maka peristiwa yang menyedihkan ini
terjadi.
Tuhan Yesus
sendiri, dalam masa 3,5 tahun pelayananNya, telah merasakan dan menubuatkan
bahwa kota dan Bait Allah Yerusalem akan mengalami kehancuran. “…Dan mereka
akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka
tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak diatas batu yang lain…”Luk
19:27-31. Lihat juga, Luk 13:34-35, 21:20-24, 23:27-31. “..Kamu melihat
semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun disini akan
dibiarkan terletak diatas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan”. Mat
24:1-2.
Nubuat ini
digenapi pada tahun 70 saat Titus, panglima balatentara Romawi, menyerbu
Yerusalem dengan pasukan besar. Menurut catatan Yosephus, ahli sejarah Yahudi,
Titus sebetulnya telah memerintahkan tentaranya jangan menghancurkan Bait Allah
Yahudi. Tetapi setelah mereka menyerbu masuk kedalam kota, mereka menjadi
berang terhadap para pemimpin Yahudi, atas apa yang mereka kerjakan terhadap
umatnya sendiri, maka mereka membakar serta memusnahkan Bait Allah tersebut.
Akhir perang tersebut benar-benar telah mengakibatkan kehancuran dan kesunyian
atas bangsa yang telah menolak serta menyalibkan Kristus, oknum yang telah
dinantikan dan Mesias yang telah dinubuatkan.
Jadi bukanlah panglima (raja) Titus yang mengambil tindakan memusnahkan, tetapi
“datanglah rakyat seorang raja”.
Kota dan
Bait Allah musnah, suatu tanda penggenapan dari sebagian dari perkataan nubuat
ayat 26b, sekitar 40 tahun sesudah penyalibanNya.
Pada waktu itu, Bait Allah dan kota Yerusalem di bumi dihanguskan, bangunan-bangunan
tembok diruntuhkan. Dan yang menarik dalam catatan Yosephus, bahwa tidak ada
seorang Kristenpun yang terbunuh, sedangkan orang Yahudi 1.100.000 tewas, dan
lebih dari 97.000 orang ditawan sebagai budak.
Bandingkan
dengan Deu. 28:68, Hosea 8:13, 9:3.
Seperti yang sudah diuraikan diatas, bangsa Israel memiliki waktu 40 tahun
setelah Yesus Kristus disalibkan. Sebetulnya periode tenggang ini adalah suatu
kesempatan yang Allah berikan kepada mereka untuk menyadari kesalahan yang
telah diperbuat. Satu generasi memperoleh satu kesempatan yang menentukan,
tetapi kali inipun mereka tetap mengeraskan hati. (Act 7:51-53). Tibalah hari
naas yang penuh kemalangan. Mesias telah ditolak dan kesempatan ditampik.
Peristiwa ini mengukuhkan kebenaran bahwa 3,5 tahun, setengah sabat pertama,
telah dilaksanakan. Dan sekarang kita masuk pada suatu masa kesenjangan, sampai
1/2 sabat terakhir, 3,5 tahun pemerintahan antikristus digenapkan.
IV. MASA
KESENJANGAN.
Masa
kesenjangan adalah suatu masa yang mengikuti pelayanan Yesus meneguhkan
Perjanjian (setengah sabat pertama), sampai menjelang masa antikristus
(setengan sabat kedua). Didalam masa ini terdapat peristiwa-peristiwa besar
yang akan dijelaskan secara ringkas.
1. Penolakan
Israel Terhadap Mesias.
” Ia datang
kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak
menerimanNya”. John 1:22.
Kedatangan sang Mesias telah dinubuatkan dalam kitab nabi Isa 9:5-6. Sayang
bangsa Israel menolak Kristus sebagai Raja Damai. Mereka memikirkan seorang
Mesias yang akan membangun kembali kerajaan Israel secara fisik, yang lepas dan
bebas dari penjajahan bangsa kafir. Mereka tuntut kejayaan kerajaan Daud”,
suatu simbol prestise Israel, dibangunkan. Act 1:6.
Akibat penolakkan ini telah disinggung oleh nabi Daniel dalam Daniel 9:27c
“…diatas sayap kekejian akan datang yang membinasakan…” kata “SAYAP” dalam
bahasa Ibrani adalah KANAPH”, juga mengandung pengertian “ujung jangkauan” .
Terjemahan Inggris menyebutnya, “overspreading” yang adalah “wing of
abomination”, artinya, sebuah sayap yang terkedang, atau sayap yang terbentang
sampai.
Setelah
Kristus tersalib, Israel kehilangan sayap perlindungan Tuhan. Tirai Bait Allah
telah terbelah dua, perlindungan yang diterima Israel lewat peranan Allah dalam
Tempat Maha Kudus telah diangkat. Tuhan Yesus dalam khotbahNya mengecam
orang-orang Yahudi, para ahli Torat dan orang Farisi, dalam Mat 23:37-38,
berkata: “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya
dibawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah RUMAHMU (KAABAHMU) INI AKAN
DITINGGALKAN DAN MENJADI SUNYI”. Dengan menolak Yesus sebagai Mesias, Israel
telah menolak SAYAP yang sebenarnya, sehingga kemudian secara simbolis, Yesus
meninggalkan Kaabah (Mat 24:2). Hadirat dan kemuliaan Allah tidak ada lagi
disana. Masa kelanjutan barang yang keji segera dimulaikan.
Walaupun tirai telah terbelah, Yesus telah disalibkan, korban bakaran dan
korban sembelihan telah dihentikan, tapi bangsa Yahudi mencoba tetap
melanjutkannya. Setelah 40 tahun Allah memberikan kesempatan, maka pada tahun
70 Allah meluaskan balatentara Romawi dibawah pimpinan Titus, memusnahkan
segalanya. Sayap kekejian telah terbentang. Masa ini berlangsung terus sampai
“pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.(Daniel
19:27d).
Sejarah dunia mencatat kebenaran ini; sampai masa kini, Yerusalem dan kaabah
menjadi pokok perselisihan yang tak kunjung selesai. Tepat pada lokasi
reruntuhan Bait Allah, berdirilah Masjid Al Aqsa.
Sementara umat Yahudi (Israel) mengalami masa kelanjutan barang yang keji –
kehilangan naungan sayap perlindungan – tapi bangsa-bangsa lain justru masuk
dalam suatu masa anugerah. Jadi bagi kita, masa kesenjangan ini mendatangkan
berkat, suatu masa kasih karunia Allah dicurahkan secara berkelimpahan. Rasul
Paulus menegaskan, “Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang
penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Rom 11:25.
Masa ini mulai dari peristiwa salib dan terkedang bagaikan sayap yang ujungnya
tiba pada setengah abad terakhir pemunculan kerajaan antikristus. Pada masa ini
Israel akan merasakan sayap perlindungan Tuhan berlaku lagi lewat pelayanan dan
kesaksian Musa dan Elia.
2.
Keselamatan Atas Bangsa-Bangsa.
Dalam Rom
11:11, dicatat, “Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh ?
Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai
kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu”.
Keselamatan yang tadinya diperuntukkan kepada Israel, tetapi mereka telah
menolaknya, maka keselamatan sekarang untuk kita. Peristiwa tersebut telah
melebarkan kesempatan untuk mengalami keselamatan yang tidak terbatas pada satu
bangsa, tetapi merata kepada semua manusia. (John 3:16), “… supaya setiap orang
yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Akhirnya
penolakan Israel terhadap Mesias telah menjadi pintu kasih karunia Allah untuk
bangsa-bangsa kafir. Kesempatan ini harus dipergunakan sebaik mungkin. Allah
menantikan suatu umat kudus (gereja) yang bersungguh-sungguh dalam imannya.
Namun masa yang pintunya sedang terbuka lebar ini akan segera berakhir, seperti
yang disampaikan dalam Injil Luk 21:24c, “…Sampai genaplah zaman bangsa-bangsa
itu”.
Datangnya
kesempatan keselamatan bagi bangsa-bangsa lain telah ditetapkan waktunya. Allah
tidak meninggalkan Israel untuk selama-lamanya. Telah dipersiapkan waktu khusus
untuk mereka menyadari dan bertobat dari kesalahannya.
3.
Berdirinya Gereja.
Dalam rangka
melaksanakan maksud luhur Tuhan Allah bagi keselamatan segala bangsa, maka
Tuhan Yesus telah memberi perintah, “…pergilah, jadikanlah semua bangsa
muridKu..” Mat 28:19. Ketika itu para murid Kristus, jelas belum mampu
melaksanakan komando agung Tuhannya. Mereka belum memiliki kemampuan. Itulah
sebabnya sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus menasehati mereka untuk jangan dulu
meninggalkan Yerusalem, tetapi tinggal menantikan perjanjian Bapa, Roh Kudus.
(Act 1:4).
Akhirnya
setelah 10 hari menanti, Roh Kudus dicurahkan, mereka memiliki kuasa yang
ajaib. Peristiwa dalam Kisah 2 kemudian diindentikkan dengan hari berdirinya
gereja. Suatu era baru bagi bangsa-bangsa dan semua yang percaya kepadaNya.
Pengalaman Patekosta – baptisan Roh Kudus – itu telah memampukan para murid
Kristus melakukan missi Kristus di bumi. “Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun keatasmu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, dan
diseluruh Yudea dan samaria dan sampai keujung bumi.(Act 1:8).
Gereja telah
lahir dan bangkit berdiri siap melakukan missi suci, komando agung Kristus,
bagi keselamatan segala bangsa. Gereja mula-mula telah menunjukkan efektifitas
pelayanannya. Gereja bangkit bertumbuh.
a.
Pertumbuhan (kuantitas) Gereja.
Secara tak
diduga Petrus dan para murid mula-mula mengalami kasih karunia Allah dalam
penyelamatan umat manusia secara menyeluruh. Berita mereka menggores dalam dan
menarik hati setiap orang yang mendengarnya. Lukas mencatat dengan jelas dalam
Act 2:41, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”. Roh Kudus
telah menciptakan suatu dinamika dalam kehidupan gereja. Gereja bergerak dan
berkembang secara revolusioner, terpadu terarah. semuanya sesuai dengan
kebenaran Firman Allah. Disebutkan bahwa sejak hari itu gereja Yerusalem
bertambah-tambah dalam jumlah setiap hari. (Act 2:47).
Bangsa
Yahudi, yang dimotori oleh majelis Sanhedrin, menjadi marah terhadap gerakan yang
baru ini. Mereka bertindak melakukan penangkapan, ancaman dan penganiayaan
terhadap umat Tuhan pengikut Kristus di seluruh Yerusalem (Act 8). Namun,
penganiayaan yang dimaksudkan untuk menghancurkan persekutuan dan perkembangan
umat Tuhan, justru telah lebih meluaskan sekaligus menggalakkan perkembangan
dan pergerakkannya. Injil mulai keluar dari Yerusalem ke bagian-bagian dunia
lainnya. Injil akhirnya tersebar dan sampai ke Anthiokia, suatu kota besar yang
sangat penting.(Act 11:19-21).
Dikota pusat
kekafiran inilah para pengikut Kristus pertama kali disebut “orang Kristen”.
(Act 11:26).
Dengan dijadikannya Antiokhia sebagai basis, Injil kemudian tersebar secara
luar biasa. Banyak bangsa dan suku yang terguncang, dan menerima anugerah
Allah.
Rasul Paulus dan kawan-kawan sekerjanya menjelajahi Asia kecil, mendirikan
jemaat-jemaat baru, menyeberang kedaerah Makedonia, terus ke Athena dan
Korintus. Bangsa-bangsa Eropah yang paling beradab waktu itu menerima Injil
(Act 17,18,19).
Dan
akhirnya, Paulus berhasil menembusi jantung peradaban dan politik pemerintahan
dunia, itulah kota Roma (Act 28:11-30).
Perkembangan Injil begitu nyata, suatu gerakan pelimpahan anugerah bagi
bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam masa kesenjangan telah dimulaikan, dan masih
berlangsung sampai pada hari ini. Tapi waktu yang disediakan tidak lama lagi.
b. Pertumbuhan Rohani Menuju Kesempurnaan.
Supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diriNya dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak
bercela. (Eph. 5:27).
Orang percaya yang telah ditebus oleh darah Kristus itu, belum lepas dari
perbuatan salah. Tubuh adalah daging, yang pada hakekatnya banyak menguasai
sifat kita. Kedagingan merupakan penghalang utama pertumbuhan gereja. Alkitab
berkata bahwa daging dan darah tidak akan mewarisi kerajaan surga. (1 Cor
15:50). Karena itu gereja Tuhan seharusnya bertumbuh dalam kerohanian dan iman
yang efektif sehingga mencapai kondisi tidak bercacat cela. Gereja yang
bertumbuh dalam kebenaran adalah gereja yang selalu menyesuaikan sifatnya
dengan moral Kristus.
Perhatikan beberapa ayat yang mengarahkan gereja bertumbuh kearah Kristus:
i. Sifat
Moral, Eph. 4:14-15. “Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang
pada kebenaran didalam kasih kita bertumbuh didalam segala hal kearah Dia,
Kristus yang adalah kepala”.
ii. Posisi,
2 Cor 11:2, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu Illahi. Karena aku
telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus.”
iii. Sifat
Rohani, 1 Cor 15:45, “Seperti ada tertulis : “Manusia pertama, Adam menjadi
mahluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan”.
Yang pertama
kita bertumbuh menjadi sama seperti Kristus dan dapat memiliki moral Kristus.
Pertumbuhan menjadi sama seperti Kristus bukan berarti menjadi Kristus (Allah),
tetapi suatu keberhasilan memiliki moral Kristus, yang sepenuhnya takhluk
kepada Roh. (1 John 3:1-2).
Yang kedua,
Yesus digambarkan oleh Firman Tuhan sebagai mempelai laki-laki, dan gereja,
adalah mempelai perempuanNya. Sebagaimana yang berlaku, posisi mempelai
laki-laki adalah sama dengan mempelai perempuan. Karena itulah gereja harus
mempunyai kualitas rohani sama dengan mempelai laki-lakinya, itulah Kristus.
Untuk itu harus ada pertumbuhan. Eph. 5:27.
Yang ketiga,
didalam Adam yang akhir, kita tidak hidup oleh daging, tetapi oleh Roh. (John
6:63). Jelas peranan Roh Kudus sangat menentukan suatu pertumbuhan yang positif
bagi gereja. Kita adalah kaabahNya. Dia berdiam dan memimpin kita kedalam
segala kebenaranNya (1 Cor 3:16), John 16:13). Allah adalah Roh; adalah
mustahil bagi manusia memahami perkara-perkara Allah, kecuali Roh Kudus itu ada
dalam kita (1 Cor 2:10-11).
Gereja yang
bertumbuh dalam kesempurnaan adalah gereja yang menang, disingkirkan, dan tidak
dikuasai oleh antikristus dan pemerintahan kerajaannya selama tiga setengah
tahun atau setengah sabat terakhir. Rev. 12:6, 12:14.
Dr. Conner mengemukakan beberapa maksud Allah yang utama yang harus digenapi
dalam masa kesenjangan, antara periode 1/2 sabat pertama dan 1/2 sabat kedua
dalam sabat yang ketujuh puluh tersebut:
i.
Pembangunan gereja Kristus yang berkemenangan. (Mat. 16:16-20).
ii.
Pencangkokan bangsa-bangsa asal kafir kepada pohon zaitun Israel (Rom 9, 10,11)
sementara kebutaan tetap menguasai bangsa Yahudi. (Act 10, 11,15, Rom 16).
iii.
Pembentukan Tubuh Kristus yang menciptakan baik orang-orang Yahudi dan bukan
Yahudi menjadi satu manusia baru dalam diriNya. (Eph. 2:12-22, 1 Cor 12:13).
iv. Kebutaan
dan tercerai-berainya umat Yahudi/ Israel hingga genaplah orang-orang bangsa
bukan Yahudi masuk iman. Menjelang berakhirnya masa ini, bangsa Yahudi akan
mengalami pencurahan Roh Kudus, dan mata mereka akan terbuka terhadap Mesias
yang telah lama mereka tolak itu. (Zac 11-12, 13,14). Pada masa itu mereka akan
menerima Mesias dengan iman, dan mereka akan diletakkan kembali kedalam posisi
yang baik pada pohon Zaitun.
v.
Pencurahan Roh Kudus berlaku atas segala manusia seperti yang dinubuatkan oleh
Nabi Yoel. (Joel 2, Act 2).
vi.
Kemurtadan besar berlangsung dimuka bumi, dan akan mencapai klimaksnya pada
saat penyataan antikristus dan kerajaannya, yang akhirnya akan dimusnahkan oleh
Kristus Yesus. (2 Tes 2, Rev. 19).
Masa
kesenjangan ini yang oleh nabi Yesaya disebut sebagai “Tembok yang tembus” akan
terbaiki lagi. Maksudnya masa kesenjangan antara 1/2 sabat pertama dan 1/2
sabat akhir dari sabat ketujuh puluh pasti terbaiki oleh pemunculan dan
kenyataan Sang Mesias, yang menggenapi pekerjaan penebusan. “Engkau (Mesias)
akan disebutkan ‘Yang memperbaiki tembok yang tembus’, yang membetulkan jalan
supaya tempat itu dihuni”. Isa 58:12.
V. PERIODE
KE EMPAT.
Periode ini
adalah 1/2 sabat kedua dari sabat ke tujuh puluh, atau masa 31/2 tahun aniaya
besar. Pada masa itu khususnya Israel akan mengalami kesukaran besar yang belum
pernah terjadi. (Daniel 12:1-2). Orang-orang Kristen yang lemah dan
bermasabodoh, yang disebut oleh rasul Yohanes sebagai “keturunannya yang lain”
atau benih yang tertinggal (Rev. 12:17), akan juga teraniaya. Antikristus akan
memegang kendali pemerintahan atas seluruh dunia. Dia berusaha menghancurkan
semua perbuatan Allah. Tetapi pada pihak lain, bangsa Israel akan mengalami
kasih karunia Allah, mereka akhirnya menerima Injil perjanjian dan mengakui
Yesus adalah Mesias, atas pelayanan dua orang saksi.
Rasul
Yohanes menghitung periode ini dalam, “seribu dua ratus enam puluh hari”. Rev.
11:3, 12:6.
1.
Penyingkiran Gereja.
Menjelang
antikristus berkuasa, sebagi realisasi dari setengah sabat kedua (3,5 tahun ),
akan terjadi beberapa peristiwa menggembirakan dalam gereja Tuhan.
a. Gereja
Sempurna.
Gereja yang
terpelihara dalam naungan kuat kuasa Roh selama 3,5 tahun masa sengsara besar
adalah gereja yang disempurnakan. Itulah gereja yang dilukiskan dalam Injil Mat
25:1-10, kelompok lima gadis bijaksana.
Keadaan
gereja sempurna dinyatakan Allah kepada rasul Yohanes sebagai “suatu tanda
dilangit, seorang perempuan yang berselubungkan, matahari, bulan dibawah
kakinya dan sebuah mahkota dari 12 bintang diatas kepalanya”. (Rev. 12:1).
Perempuan ini jelas bukanlah Maria ibu Yesus, atau gereja yang mengalami
kesukaran dalam zaman kepausan Romawi. Itu adalah mempelai perempuan Kristus,
gereja sempurna.
Pada waktu
menegaskan kelanggengan dan keharmonisan suami isteri, rasul Paulus
menghubungkannya dengan perpaduan Kristus sebagai mempelai laki-laki dan gereja
sebagai mempelai perempuan. (Eph. 5:22-23). Untuk mencapai tingkat status
mempelai perempuan Kristus, gereja harus mengalami pertumbuhan menyeluruh dalam
hidupnya. Dia harus bertumbuh dalam suatu kematangan dan kedewasaan yang
komplit, dan mengalami pengudusan sempurna dalam kecemerlangan dalam Firman dan
Roh Allah.(Pdt.R.G.Sutrisno).
0 komentar:
Post a Comment