PERBEDAAN ANTARA FAHAM PRE-TRIBULATION / MIDST-TRIBULATION DENGAN FAHAM
POST-TRIBULATION.
Perbedaan
yang paling mendasar antara faham Pre-Tribulation/Midst-Tribulation dengan
faham Post-Tribulation, bukan hanya dalam menafsirkan saat kedatangan Yesus
kedua kali, yakni apakah kedatangan Yesus kedua kali terjadi sebelum atau
sesudah masa pemerintahan Antikristus. Tetapi ada perbedaan lain yang sangat
mendasar, yaitu bahasan tentang:
Penyingkiran
Gereja, Pengangkatan Gereja, Tafsiran tentang Materai/Kuda Putih, Lamanya masa
pemerintahan Antikristus, Siapakah 144.000 orang dari 12 suku Israel? Bahkan
masih banyak lagi perbedaan lainnya, yang membutuhkan penjelasan secara rinci
agar kita tidak salah dalam mempelajari tentang eskatologi.
Bab III
secara khusus akan membahas tentang dua istilah yang seringkali
dicampuradukkan, yaitu istilah
“Penyingkiran” dan “Pengangkatan” (Mengenai point-point lainnya, akan dibahas dalam bab berikutnya sesuai dengan kronologis peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman sesuai yang telah dicatat di dalam firman Allah tentang kedatangan Yesus kedua kali).
Mencampuradukkan
kedua istilah “Penyingkiran” dan “Pengangkatan” merupakan upaya pembohongan dan
pembodohan kepada jemaat (pengikut Kristus). Pengertian yang salah tentang
istilah penyingkiran dengan cara menyamakan dengan pengangkatan adalah suatu
usaha untuk menjebak jemaat (pengikut Kristus) menjadi anggota jemaat yang
santai, lalai karena tidak berjaga-jaga dalam mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Yesus kedua kali. Gereja yang sempurna adalah gereja yang akan
disingkirkan, jauh dari amarah yang dilampiaskan oleh iblis melalui tangan
kanannya yaitu Antikristus. Tetapi gereja yang tidak turut disempurnakan,
mereka akan masuk dalam masa pemerintahan Antikristus dan mereka akan diburu
dan dibunuh oleh Antikristus, Rev. 13:7 dan Rev. 20:4 hubungkan pula dengan
Dan. 7:19-21.
Faham
Pre-Tribulation dan Midst-Tribulation tidak mengajarkan adanya peristiwa
“Penyingkiran Gereja Ke Padang Gurun.” Sebaliknya faham Pre-Tribulation dan
Midst-Tribulation mengajarkan bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus yang
telah mati akan dibangkitkan dan semua orang percaya yang masih hidup sampai
kedatangan Yesus kedua kali, kemudian semua akan diangkat dan dibawa ke
awan-awan (“rapture”) sebelum atau pada pertengahan masa pemerintahan
Antikristus di bumi.
Seperti yang
telah kita bahas dan buktikan melalui ayat-ayat firman Allah (Perhatikan Bab
II), bahwa kedua faham ini (Pre-Tribulation dan Midst-Tribulation) tidak sesuai
dengan firman Allah. Itulah sebabnya pada bab ini kita akan membahas secara
rinci bahwa “Penyingkiran” dan “Pengangkatan” adalah dua peristiwa berbeda,
baik dilihat dari sudut waktu, peristiwa, maupun tempat yang dituju pada saat
peritiwa tersebut berlangsung, baik itu pada saat penyingkiran maupun
pengangkatan.
Penyingkiran
Gereja Ke Padang Gurun
1. Rev. 12:6
“Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat
baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh
hari lamanya.”
2. Wahyu
12:14 “Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nazar yang besar,
supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari
tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.”
Yang
dimaksud dengan perempuan dalam kedua ayat yang tersebut di atas adalah “Gereja
yang sempurna” (mempelai wanita Kristus). Disebut sebagai Gereja yang sempurna,
dilihat dari seluruh perlengkapan yang dikenakannya. Ayat 1 “Maka tampaklah
suatu tanda besar di langit. Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan
bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya.”
Disebut
sebagai mempelai/istri Kristus dilihat dari kondisi/keadaannya sedang
mengandung, hendak melahirkan. Ayat 2 “ia sedang mengandung dan dalam keluhan
dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.”
Perempuan, yang dalam ayat 6 dan 14 terbang ke tempatnya, yaitu di padang gurun, dijelaskan di ayat 2, dalam kondisi mengandung, bahkan dalam persiapan untuk melahirkan. Berarti perempuan tersebut di atas, yang adalah Gereja yang sempurna, bukan sebagai tunangan lagi, II Korintus 11:2, tetapi telah menjadi istri Kristus (sudah menikah dengan Kristus).
Catatan:
Peristiwa pernikahan Gereja dengan Kristus akan kita bahas dalam bab
berikutnya, tepatnya pada peristiwa pembukaan Meterai VII saat pernikahan
Kristus dengan Gereja.
Ayat 3-4
“Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga
merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan diatas
kepalanya ada tujuh mahkota, Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang
di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah
perempuan itu melahirkannya.”
Naga merah yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh ini, dalam ayat 9 dijelaskan sebagai oknum iblis atau Setan.
Berkepala
Tujuh. Iblis/Setan yang telah menguasai raja-raja yang memiliki ambisi menjadi
penguasa dunia, dari Mesir, Asiria, Babil, Persia, Yunani, Romawi dan akhirnya
terlaksana di dalam oknum penguasa kerajaan dunia, yaitu Antikristus.
Bertanduk
Sepuluh. Iblis/Setan yang memberikan kekuasaan kepada raja dunia, yaitu
Antikristus, mempunyai kekuatan yang bisa digunakan sebagai alat untuk
menaklukkan seluruh suku bangsa di seluruh dunia, yaitu 10 pemimpin
negara-negara bersatu di dunia, seperti Uni Eropa, Nato, Non Blok,
Selatan-selatan, Asean dan berbagai himpunan negara-negara bersatu di seluruh
dunia.
Ekornya
menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit. Iblis/Setan mempunyai
pengalaman dalam menjatuhkan orang-orang percaya yang diurapi Roh Kudus, dalam
ayat ini digambarkan dengan gambaran bintang-bintang.
Ayat 5 “Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi, tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhtaNya.”
Iblis
mengincar untuk memangsa, Anak laki-laki yang dilahirkan oleh perempuan (Gereja
sempurna/istri Kristus). Rupanya Iblis sangat berkepentingan untuk memangsa
Anak laki-laki yang dilahirkan Gereja/istri Kristus. Bagi Iblis Anak laki-laki,
merupakan kunci yang sangat menentukan. Itulah sebabnya iblis begitu perhatian
dalam menantikan kelahirannya agar bisa memangsanya. Tetapi, usaha Iblis untuk
memangsa Anak laki-laki gagal. Karena Anak laki-laki, yaitu Anak hasil pernikahan
antara Kristus dan Gereja, dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhtaNya.
Ayat 6 “Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.”
Kalau kita
hubungkan dengan ayat 13-14 “Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah
dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki
itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar,
supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari
mata ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Iblis/Setan
yang dilambangkan dengan naga, menjadi marah dan kini kemarahannya diarahkan
kepada perempuan, yaitu mempelai wanita Kristus/Gereja yang sempurna, yang
telah melahirkan Anak laki-laki. Allah, memberi kepada Gereja yang sempurna/
mempelai wanita Kristus perlengkapan yaitu “dua sayap burung nasar yang besar”
untuk melarikan diri ke padang gurun, untuk dipelihara selama tiga setengah
tahun, jauh dari mata Iblis/Setan selama satu masa dan dua masa dan setengah
masa.
Catatan:
Pelajari dalam bab selanjutnya mengenai “peniupan sangkakala IV, tentang Gereja
sempurna yang memberikan peringatan dengan menyerukan: Celaka, celaka dan
celakalah!
Peristiwa
tersebut di atas disebut sebagai peristiwa “Penyingkiran Ke Padang Gurun.” Hal
ini terjadi, sebelum masa pemerintahan Antikristus. Perlu dipertegas bahwa
peristiwa ini bukan peristiwa “Pengangkatan ke awan-awan” yang ditandai dengan
kebangkitan orang percaya yang telah mati dan pengubahan tubuh orang percaya
yang masih hidup sampai kedatangan Yesus kedua kali.
Pengangkatan
Orang Percaya Ke Awan-awan
Matius
24:29-31 “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan
bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dan langit dan
kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia
di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak
Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan
kemuliaanNya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup
sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang
pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung
langit yang lain.”
I Korintus
15:51-52 “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan
mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu
bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati
akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak binasa dan kita semua akan diubah.”
I Tesalonika
4:16-17 “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat
berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga
dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu kita
yang hidup yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam
awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan.”
Wahyu 20:4-6
“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada
mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka
yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman
Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga
menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka dan mereka hidup kembali dan
memerintah sebagai raja bersama Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi
orang-orang mati, yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu
tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi
atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka
akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
Pengangkatan
orang-orang percaya ke awan-awan/rapture (yaitu orang saleh yang dibangkitkan
maupun yang diubahkan), menurut ayat-ayat di atas, terjadi setelah:
1. Tuhan Yesus datang untuk kedua kali.
2. Sesudah siksaan, yaitu berakhirnya masa pemerintahan Antikristus.
3. Penghulu malaikat berseru.
4. Malaikat meniup sangkakala yang terkahir.
5. Orang-orang pecaya yang telah mati, dibangkitkan dan orang percaya yang masih hidup diubahkan.
Perlu dicermati secara seksama bahwa peristiwa tersebut, bukan terjadi sebelum masa pemerintahan Antikristus, tetapi setelah masa pemerintahan Antikristus, yaitu pada saat Yesus datang kedua kali dan disaksikan oleh semua mata (Wahyu 1:7).
Dengan demikian kita dapat membuat sebuah tabel perbandingan untuk melihat perbedaan antara peristiwa penyingkiran dan pengangkatan. Perbedaan ini dilihat dari sudut waktu, tempat yang dituju, belum atau sudah alami tubuh rohani, dan lain sebagainya.
Penyingkiran
1. Terjadi
sebelum pemerintahan antikristus.
2. Disingkirkan ke Padang Gurun.
3. Belum mengalami pengubahan tubuh.
4. Hanya dialami oleh gereja sempurna.
5. Mat. 24:40-42; Rev. 12:6, 13, 14.
2. Disingkirkan ke Padang Gurun.
3. Belum mengalami pengubahan tubuh.
4. Hanya dialami oleh gereja sempurna.
5. Mat. 24:40-42; Rev. 12:6, 13, 14.
Pengangkatan
1. Setelah
pemerintahan antikristus.
2. Diangkat ke awan-awan.
3. Telah mengalami pengubahan tubuh.
4. Dialami oleh semua orang percaya.
5. Mat. 24:29-32; I Cor. 15:51-52; I Tes. 4:16-17; Rev. 10:4.
2. Diangkat ke awan-awan.
3. Telah mengalami pengubahan tubuh.
4. Dialami oleh semua orang percaya.
5. Mat. 24:29-32; I Cor. 15:51-52; I Tes. 4:16-17; Rev. 10:4.
0 komentar:
Post a Comment