I. Definisi
Gereja
Gereja Tuhan adalah persekutuan orang-orang percaya yang telah lahir
baru, bertobat dari segala dosa-dosanya, tidak terbatas pada satu denominasi
tetapi seluruh orang percaya diseluruh dunia yang mengaku Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Juruselamat. Kelahiran baru tersebut adalah hasil pekerjaan Roh Kudus
dan Firman Allah. Yohanes 3:3-5, 1 Petrus 1:23, 1 Petrus 2:9.
Dalam
Perjanjian Baru ada satu istilah dalam bahasa Yunani yang berarti “Ekklesia”.
Kata tersebut berarti sekelompok orang-orang yang terpanggil keluar. Tuhan
memanggil orang-orang percaya untuk memberitakan kesaksian besar yaitu
keselamatan didalam Tuhan Yesus Kristus (1 Petrus 2:9). Hal itu digambarkan
seperti keluar dari dalam kegelapan masuk kedalam terangNya yang ajaib. Orang
percaya yang tergabung dalam gereja Tuhan tidak mampu datang kepada Yesus Kristus
sebagai Juruselamat kalau bukan karena panggilanNya. (Roma 1:6-7, 1 Korintus
1,2, Matius 16:18, Yohanes 15:18).
Gereja Tuhan
adalah orang-orang yang terpanggil keluar dari dunia masuk kedalam Tubuh
Kristus dengan maksud khusus untuk melayani Dia yang adalah Kepala Gereja.
Orang-orang percaya terpanggil untuk mengeluarkan buah-buah rohani yaitu
memberitakan keselamatan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus oleh
kematianNya. (Yohanes 3:16).
Gereja Tuhan
terdiri dari semua orang percaya dari berbagai denominasi yang lahir baru oleh
Roh Kudus dan Firman Allah. Tidak boleh satu organisasi boleh menyatakan bahwa
merekalah gereja Tuhan yang sejati. Tuhan Yesus berkata dalam doaNya, supaya
semua orang percaya menjadi satu sebagaimana Yesus dan Bapa dan Roh Kudus satu
adanya. (Yohanes 17:21). Jelaslah, untuk menjadi satu sebagai gereja Tuhan
bahwa semua orang percaya harus mengalami “Kelahiran Baru” (Yohanes 3:3-5).
Semua orang percaya yang mengalami kelahiran baru adalah anggota Tubuh Kristus
yaitu Gereja Tuhan tanpa melihat dari organisasi mana dia menjadi anggota. (2
Korintus 5:17).
II. Dasar
Gereja
Tuhan Yesus
Kristus adalah dasar dari Gereja Tuhan. Tidak ada seorangpun yang akan diangkat
melalui ajaran sebagai dasar Gereja. Hanya Yesuslah yang menjadi dasar Gereja
dan ajaran tentang Dia oleh para Rasul.
Dalam Matius
16:18. Petrus yang juga berarti Kefas yang berarti “Batu”, Yesus berkata bahwa
diatas batu ini, tidak menunjuk kepada Petrus tetapi pokok adalah batu yang
menjadi dasar Gereja yang akan didirikan oleh Yesus Kristus. Kata Batu adalah
menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri (1 Korintus 10:4, 1 Petrus 2:6-7).
1 Korintus 3:11. Kalau ada ajaran lain yang menaruh satu nama tertentu sebagai
dasar Gereja maka ajaran itu telah menyimpang dari Firman Allah. Dasar Gereja
yang hanyalah Tuhan Yesus Kristus, didasarkan melalui:
1. Darah
Kristus. Sebagaimana pada zaman Taurat yang merupakan bayang-bayang tentang
kebenaran yang akan datang bahwa pengampunan dosa Israel melalui korban
sembelihan dimana darah binatang tersebut dipakai sebagai “Grafirat” atas dosa
bangsa Israel. Israel diampuni oleh pekerjaan Imamat oleh darah domba tersebut
(Imamat 16:15-16, Ibrani 9:7).
Yesus
Kristus sebagai Anak Domba Allah telah datang dan menggenapkan semua korban
bayang-bayang dalam zaman Taurat tersebut. Dia telah disembelih dan darahNya
telah tertumpah sebagai korban penebusan dan jalan pendamaian manusia dengan
Allah. Darah Yesus inilah yang menjadikan manusia berkenan kembali dihadirat
Allah. Darah Yesuslah yang telah membayar tunai kehidupan yang berdosa menjadi
berkenan dan menjadikan orang percaya milik Allah. Darah Yesus telah menyucikan
orang percaya sehingga dapat beribadah kepada Allah (Ibrani 9:13-14).
Efesus
2:13-14. Darah Kristus telah menjadi dasar utama memperdamaikan manusia dengan
Allah. Allah Bapa hanya membenarkan manusia yang dapat dibasuh oleh darah
Kristus. Darah Kristus menjadikan manusia berkenan dan dapat beribadah kepada
Allah.
2. Ajaran
Yesus Kristus. Demikian juga gereja Tuhan dibangun diatas dasar ajaran Yesus
Kristus. Semua orang percaya harus memahami mengapa dia diselamatkan dan arti
kasih karunia Allah yang sangat dalam maknanya. Keempat injil dalam Perjanjian
Baru berisi ajaran langsung dari Tuhan Yesus Kristus dan semua ajaran itu menjadi
dasar yang teguh bagi gereja Tuhan.
Dalam 1
Korintus 3:10-11 Bahwa tidak ada dasar lain selain Yesus Kristus, berarti kita
harus memperhatikan pelajaran yang murni dari Tuhan Yesus Kristus, sebab dengan
ajaran yang murni tersebut gereja memiliki alasan atau dasar yang kokoh untuk
membangun seterusnya diatas dasar itu.
Dalam
Yohanes 16:12-16 Bahwa Yesus adalah kebenaran dan satu-satunya sumber ajaran
Gereja Tuhan. Roh Kudus akan datang menuntun kita orang percaya untuk memahami
dengan jelas ajaran Yesus Kristus. Roh Kudus akan menyampaikan kepada GerejaNya
tentang apa yang Dia dengar dari Yesus.
3. Ajaran
Para Rasul. Selain ajaran langsung Yesus Kristus yang menjadi dasar yang teguh
Gereja Tuhan, maka Gereja Tuhan dibangun diatas pengajaran para Rasul (Kisah
2:42).
Pengajaran
Rasul-Rasul tidak terpisah dengan ajaran Yesus Kristus. Melalui para rasul Roh
Kudus mengiluminasi ajaran Yesus Kristus dalam empat Injil. Melalui para rasul
maka seluruh kehendak Yesus Kristus dalam ajaranNya dibukakan. Karena ajaran
Yesus Kristus menjadi satu-satunya sumber kebenaran Gereja Tuhan. Karena itu,
tidak benar kalau ada yang mengajarkan bahwa selain ajaran Yesus sebagai sumber
yang menjadi dasar bagi Gereja adalagi ajaran lain. Para rasul tidak mempunyai
ajaran yang terpisah, tetapi semua bersumber dari ajaran Yesus Kristus sebagai
pusat ajaran Alkitab.
Para rasul
dipakai oleh Roh Kudus untuk lebih menjelaskan tentang ajaran Yesus Kristus
sebagai dasar Gereja. Tidak ada dasar lain selain yang diletakkan oleh Yesus
Kristus. Gereja Tuhan dapat membangun ajaran, namun semua ajaran Roh Kudus
bersumber dari satu “Kebenaran” yaitu Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah
III.
Kelahiran Gereja.
Gereja Tuhan
dilahirkan pada hari Petakosta, yaitu hari “Pencurahan Roh Kudus” dalam Kisah
2:4, bahwa ketika murid Tuhan berkumpul di atas kamar loteng Yerusalem maka
“penuhlah” oleh Roh Kudus yang dijanjikan sejak Perjanjian Lama (Yoel 2:28-32).
Gereja Tuhan dikatakan sebagai Tubuh Kristus dimana Yesus Kristus adalah Kepala
Gereja atau Kepala atas Tubuh itu (Efesus 1:22-23).
Gereja Tuhan sebagai Tubuh Kristus dihidupkan dan mengalami persekutuan dengan
Kepala (Yesus Kristus) oleh pekerjaan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus maka Gereja
Tuhan bukanlah Tubuh Kristus, tetapi hanya merupakan lembaga sosial masyarakat
biasa saja. Roh Kuduslah yang menghidupkan Gereja Tuhan sehingga ada komunikasi
dan persekutuan dengan Kepala sebagai satu organisme.
Ada
pengajaran yang mengajarkan bahwa Gereja Tuhan telah lahir dalam Perjanjian
Lama, ataupun sebelum kematian Yesus Kristus. Kita harus menolak bila ada
ajaran yang demikian. Karena kelompok orang percaya, misalnya bangsa Israel
dalam Perjanjian Lama, atau para murid Tuhan sebelum kematian Yesus hanya
merupakan “bayangan” Gereja Tuhan yang akan datang (1 Korintus 10:1-4). Yesus
pernah berkata, bahwa diatas batu itu Dia akan membangun Gereja Tuhan (Matius
16:18), berarti Gereja belum lahir sebelum Yesus mati dan datangnya hari
pencurahan Roh Kudus.
Karena itu
sesuai ajaran Darah Yesus sebagai dasar kebenaran maka Gereja harus lahir
setelah kematian Yesus Kristus. Kematian Yesus Kristus menjadi dasar lahirnya
Gereja Tuhan. Dasar itu harus ada terlebih dahulu sebelum Gereja dilahirkan
untuk berdiri diatas dasar itu. Hari Pentakosta adalah hari kelahiran Gereja,
karena Roh Kuduslah yang memberi kehidupan kepada orang percaya sebagai Tubuh
Kristus. Roh Kudus yang memberi kemampuan untuk melaksanakan amanat kepala. Roh
Kudus yang memberi kehidupan kepada Gereja dan menjadi organisme Tubuh kristus.
Roh Kuduslah yang mempersatukan semua orang percaya dimuka bumi sebagai Gereja
Tuhan atau Tubuh Kristus yang tidak kelihatan. Jadi, pada hari ketuangan Roh
Kudus dalam Kisah 2:4, merupakan hari kelahiran Gereja Tuhan.
IV. Dimensi
Gereja
Gereja bukan
berarti gedung atau bangunan phisik ataupun berarti organisasi Gereja. Kata
Ekklesia tidak mempunyai pengertian gedung ataupun organisasi, tetapi semuanya
menunjuk pengertian kelompok atau perkumpulan orang-orang percaya. Ada tiga
dimensi dari Gereja Tuhan, yaitu:
1. Gereja
Universal. Gereja yang universal yaitu persekutuan orang-orang percaya
diseluruh muka bumi yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan telah
mengalami kelahiran baru oleh Firman dan Roh Kudus. Kelahiran baru harus
mendapat penekanan yang khusus, sebab tidak semua orang percaya telah menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Banyak orang beragama bukan Kristen tetapi
mereka percaya bahwa Yesus adalah Nabi dan Tuhan. Karena itu menjadi pengikut
Kristus bukan hanya dibuktikan dengan percaya tetapi telah dilahirkan baru oleh
Firman dan Roh Kudus. (1 Korintus 12:13, Efesus 2:20).
Dengan demikian kita dapat memberi arti selengkapnya tentang Gereja sebagai
berikut; bahwa Gereja Tuhan yaitu sekelompok orang yang telah dipanggil keluar
dari milik dunia menjadi milik Yesus Kristus, untuk melaksanakan tugas Ilahi
yaitu memberitakan keajaiban keselamatan penebusan Darah Yesus Kristus serta
membangun diri untuk beribadah kepadaNya. (1 Petrus 2:9, Efesus 4:15-16).
Dengan definisi tersebut bahwa Gereja Tuhan adalah persekutuan orang-orang
percaya diseluruh muka bumi maka itu berarti tidak boleh adanya organisasi
Gereja tertentu yang bisa menyatakan bahwa anggota-anggotanya adalah Gereja
yang benar. Semua orang percaya dalam semua organisasi Gereja adalah anggota
Gereja Tuhan yang universal yaitu Tubuh Kristus asalkan memenuhi syarat bahwa
dia percaya dan lahir baru oleh Firman dan Roh Kudus. Gereja universal yaitu
persekutuan orang-orang percaya diseluruh muka bumi yang tidak kelihatan inilah
yang dikatakan Tubuh Kristus. (Efesus 1:22-23).
2. Gereja
Lokal. Gereja Lokal adalah persekutuan orang-orang percaya yang lahir baru oleh
Firman dan Roh Kudus di suatu tempat. Menunjuk kepada orang-orang percaya yang
berkumpul pada tempat atau kota tertentu. Didalam Alkitab disebutkan tentang
kumpulan orang-orang percaya atau Gereja setempat. Gereja di Yerusalem (Kisah
8:1, Kisah 11:22). Gereja di Korintus (1 Korintus 1:2, 2 Korintus 1:1), Gereja
di Efesus (Kisah 20:17), dan seterusnya.
Apabila
Gereja universal atau Tubuh Kristus adalah Gereja yang tidak kelihatan (Tubuh
Kristus), maka Gereja lokal merupakan perwujudan yang kelihatan dari Gereja
yang universal. Karena itu, Gereja yang universal menjadi jelas dalam Gereja
lokal. Karena Gereja lokal merupakan kelompok orang-orang percaya yang
kelihatan dan dapat disaksikan di setiap tempat. Karena dengan jelas Rasul
Paulus mengalamatkan suratnya, kepada jemaat atau orang-orang percaya di
Kolose, orang-orang percaya di Tesalonika, orang-orang percaya di Efesus, dan
seterusnya. Namun kita juga harus mengetahui kesemuanya bahwa arti kata
Ekklesia tidak menunjuk arti phisik atau organisasi, semua mengandung arti
persekutuan orang percaya yang dikerjakan oleh Roh Kudus yaitu “organisme”
Tubuh Kristus.
Kadang-kadang istilah Gereja lokal ini ditulis dalam bentuk “jamak” misalnya,
jemaat-jemaat di Galatia, jemaat-jemaat di Asia (Wahyu 1:4), mungkin hal
tersebut dapat dipakai dasar untuk membela bahwa disuatu tempat dapat terjadi
beberapa jemaat lokal. Hal tersebut merupakan bukti pembenaran masa kini bahwa
kelompok-kelompok orang percaya dibawah naungan organisasi yang berbeda boleh
berdiri di satu tempat. Kesemuanya, dapat bertemu dalam definisi Gereja
universal yaitu Tubuh Kristus, yaitu bahwa Gereja tuhan adalah persekutuan
orang-orang percaya yang telah lahir baru oleh Firman dan Roh Kudus tanpa
melihat dari denominasi atau organisasi manapun orang percaya tersebut menjadi
anggotanya.
3. Setiap
Orang Percaya Adalah Gereja Tuhan. Keabsahan keanggotaan Gereja Tuhan adalah
hasil pekerjaan Roh Kudus dan Firman Allah. Karena mendengar Firman Allah dan
oleh peranan Roh Kudus maka seseorang dapat percaya, bertobat dan lahir baru. 1
Korintus 3:16, 1 Korintus 6:16.
Gereja yang universal yang tidak kelihatan dimanifestasikan melalui Gereja
lokal yang kelihatan dan Gereja lokal adalah persekutuan dari setiap orang
percaya yang telah lahir baru yang menjadikan dirinya rumah kediaman Roh Kudus.
Kediaman Roh Kudus didalam GerejaNya didalam setiap orang percaya yang
menjadikan dirinya rumah Roh Kudus. Roh Kudus yang menjadikan Gereja sebagai
tubuhNya, ternyata berdiam dalam diri setiap orang percaya. Sehingga, setiap
orang percaya berstatus sebagai Bait Allah. Gereja Universal yang tidak
kelihatan itu terdiri dari setiap orang percaya, tiap individu orang percaya
yang berkumpul menjadi tampak dalam Gereja lokal. Karena itu, setiap orang
percaya dapat juga dikatakan sebagai Gereja Tuhan. Sebab dipersekutukan dengan
orang percaya lainnya oleh Roh Kudus dalam tubuh Kristus. (1 Korintus
12:12-13).
V. Atribut
Gereja
Sebagaimana
Allah Trinitas kita memiliki “Atribut” atau sifat yang menjadi ciri khas bahwa
Allah kita, Allah yang omniscience, Omnipotence, Omnipresence, Maha Kasih, Maha
Kudus. Demikian juga Gereja Tuhan memiliki sifat yang menjadi ciri khas. Namun,
untuk mengetahui atribut yang ada pada Gereja Tuhan kita harus mengerti dahulu
tentang makna yang terkandung dalam definisi Gereja. Beberapa makna yang
terkandung dalam definisi Gereja yaitu:
1. Seluruh
orang percaya di seluruh muka bumi yang mengalami pengalaman lahir baru. Yaitu,
orang percaya yang terdiri dari pelbagai organisasi Gereja dimanapun di atas
muka bumi ini pada waktu yang sama memiliki kriteria diatas. (1 Korintus 10:32,
Galatia 1:13).
2. Seluruh
orang percaya yang telah mengalami kelahiran baru sepanjang zaman para rasul
sampai zaman masa kini. Walaupun sebagian besar dari mereka telah mati tetapi
merupakan satu kesatuan yang oleh Roh Kudus dipersatukan sepanjang masa. Mereka
akan kelihatan jelas sebagai satu persekutuan besar pada waktu Yesus Kristus
datang kedua kali sebagai mempelai Kristus (1 Tesalonika 4:16-17).
3. Kelompok
orang percaya dalam Gereja lokal, dalam Perjanjian Baru begitu banyak
disebutkan tentang kelompok orang percaya dalam arti Gereja lokal. Misalnya:
Jemaat di Kolose, Jemaat Filipi, Tesalonika dan seterusnya.
4.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa tidak semua orang percaya yang menjadi
anggota Gereja termasuk anggota Tubuh Kristus atau dalam arti Gereja yang
sejati. Karena, banyak orang-orang percaya yang menjadi anggota organisasi
tetapi tidak terhisab Gereja sejati. Yaitu mereka yang percaya tapi tidak
bertobat dan mengalami kelahiran baru. Memang dalam Gereja Tuhan masa kini ada
juga lalang yang hidup didalamnya, hari Penuaian yang akan memisahkan lalang
dan gandum (Matius 7:21-23, Matius 13:24-30). Dari makna definisi diatas maka
ada empat atribut yang menjadi sifat atau ciri khas dari Gereja Tuhan, yaitu:
1. Gereja
itu esa. Sifat menjadi ciri khas Gereja mengikuti sifat dari KeAllahan kita
yang trinitas, ketigaNya masing-masing sebagi Oknum tetapi esa adanya. Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus, Mereka selalu berada dalam kesatuan yang esa dan
tidak pernah terpisah. (Efesus 4:1-6).
Hanya harus
dimengerti bahwa ke-esaan bukan berarti sama, Bapa dan Anak dan roh Kudus
adalah Oknum yang berbeda tetapi esa adanya. Hal tersebut, berlaku pula kepada
GerejaNya, ke-esaan tidak perlu untuk harus seragam, kesamaan warna, kesamaan
liturgi atau kesamaan perwujudan dari pernyataan khusus Allah. Bisa terjadi
keaneka ragaman bentuk ibadah. Bentuk ibadah di Korintus sangat berbeda dengan
bentuk ibadah di Yerusalem demikian juga untuk ibadah di kota-kota lain dengan
latar belakang budaya yang berbeda.
Demikian
pula keaneka ragaman bentuk ibadah tergantung dengan liturgi yang selaras
dengan organisasi masing-masing. Namun, Roh Kudus dari orang-orang percaya yang
lahir baru menjadi satu kenyataan atau dinamika dan menjadikan Gereja Tuhan itu
esa. itulah sebabnya, Alkitab mengajarkan supaya Gereja Tuhan tetap dalam satu
kesatuan. Ke-esaan Allah berwujud dalam keaneka ragaman Gereja. Karena kekuatan
didalam keaneka ragaman Gereja adalah kehidupan dari kekuatan Allah yang oleh
Roh Kudus dan esa adanya. Yesus berdoa supaya keesaan Gereja ini tetap ada dan
disadari setiap saat. Keesan inilah yang akan berwujud dan tampil sebagai satu
manifestasi yang jelas sekali pada waktu kedatangan Yesus kedua kali. Segala
keaneka ragaman organisasi tidak akan tampak sama sekali bahkan tidak terbayang
sedikitpun. (Yohanes 17:21-23).
Efesus 4:13-16, bahwa Gereja akan mencapai atributnya yaitu satu kesatuan iman,
kedewasaan penuh yaitu kepenuhan Kristus dan kenyataan Gereja adalah esa
dibawah satu otoritas Yesus Kristus sebagai Kepala dan orang percaya sebagai
satu tubuh Kristus. Semua anggota akan merasa bagian dari anggota yang lain dan
masing-masig anggota akan bertumbuh menyempurnakan pertumbuhannya dalam keesaan
itu. Baca: 1 Korintus 12:4-6, Kolose 2:9-10.
2. Gereja
itu Kudus. Salah satu atribut Gereja bahwa Gereja Tuhan harus kudus, karena
Allah itu kudus adanya. (1 Petrus 1:15-16). Persatuan dengan Kristus sebagai
Kepala Gereja menyangkut kehidupan yang kudus secara nyata. Hubugan Gereja
dengan Kristus sebagai Kepala Gereja harus terbukti dari kualitas moral sebagai
bukti kualitas hidup sehari-hari. Didalam kitab Wahyu, Firman Allah kepada
ketujuh sidang di Asia Kecil, sangat menekankan kehidupan yang kudus. (Wahyu 2
– 3). Tentu saja belum ada Gereja Tuhan yang telah mencapai kualitas
“kekudusan” yang sempurna. Pengertian Gereja harus kudus itu juga mengandung
arti bahwa Gereja Tuhan senantiasa bergerak dalam dinamika pertumbuhan rohani
kearah Kristus yang adalah Kepala. (Kolose 3:10).
Atribut Allah yang adalah kudus, bahwa Gereja Tuhan terus bergerak dalam
pertumbuhan kearah Kepala, sehingga Gereja Tuhan mencapai pertumbuhan “Dewasa”
penuh yaitu mengalami “Kepenuhan” Kristus merupakan kriteria kekudusan
sempurna. Gereja harus bertumbuh terus kedalam kekudusan Allah. (1 Petrus 2:9,
Efesus 4:12-13).
3. Gereja
Am. Kata “Am” menyangkut keseluruhan secara kebersamaan bersifat Am. Gereja
Tuhan terbuka kepada siapa saja sehingga barangsiapa percaya dan menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dia masuk kedalam Gereja Am yaitu bagian
dari keseluruhan. Kita menjadi anggota keluarga Allah dalam status yang sama
dan tidak berbeda. (Efesus 2:18-19).
Gereja masuk kedalam dunia dan terbuka untuk semua orang bagi yang percaya
kepada Yesus Kristus dan beriman kepadaNya (Matius 28:19). Hanya satu syarat
untuk menjadi anggota Gereja yaitu; menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat
dan menerima Baptisan sebagai bukti pengungkapan bahwa saya menerima Dia dalam
satu upacara Gerejani. (Matius 28:19, Kisah 2:38-41).
Gereja Am yaitu, satu persekutuan kebersamaan tanpa memandang diskriminasi
intelek, kekayaan, pangkat dan perbedaan ras. Menjadi anggota Gereja itu
berarti kita menjadi “Am” terbuka dan tidak ekslusivisme untuk kelompok
tertentu. Waspada, supaya kita tidak menjadi Gereja yang memagari diri untuk
kelompok ekslusif tertentu. Gereja harus Am menjadi milik semua bangsa tanpa
diskriminatif. (Roma 10:12, Galatia 3:28).
4. Gereja
Apostolat. Gereja “Apostolat” artinya Gereja rasuli yaitu yang bersaksi dan
tidak berhenti melaksanakan Misi Kristus untuk memberitakan Injil Keselamatan.
Sebelum Yesus naik ke Surga maka Ia tinggalkan “Amanat Agung” yang harus
bergaung terus bagi GerejaNya. (Matius 28:19-20).
Gereja sebagai Tubuh Kristus adalah mengemban misi utama Kepala yaitu,
mengaktualisasi kematian Kristus bagi penebusan dosa isi dunia. Gereja harus
mewartakan keselamatan terus menerus. (Kisah 1:8). Karena itu pelipat gandaan
anggota jemaat merupakan kriteria keberadaan setiap Gereja sebagai Gereja Misi
atau Rasuli.
VI. Lukisan
– Lukisan Gereja Tuhan
Ada beberapa
aspek rohani sebagai penekanan khusus hubungan Greeja Tuhan dan Kristus Yesus.
Kesemua aspek tersebut mempunyai makna rohani tertentu. Lukisan-lukisan dalam
Alkitab tentang Gereja Tuhan sebagai berikut:
1. Tubuh
Kristus. Gereja Tuhan dilukiskan sebagai Tubuh Kristus dan Yesus sebagai Kepala
atas Tubuh itu. Ini menggambarkan satu kesatuan dan saling melayani antara
Kepala dan Tubuh (Efesus 1:22-23). Setiap orang percaya sebagai anggota dari
Tubuh itu harus memiliki sikap saling memiliki satu dengan yang lain. Saling
mengakui tugas dan fungsi yang berbeda sesuai dengan tempat masing-masing
anggota dalam tubuh itu. (1 Korintus 12:12-13).
Untuk melayani bersama-sama sebagai satu tubuh, maka yang pertama harus kita
menyadari dan mengakui bahwa kita semua merupakan anggota satu dengan yang lain
(1 Korintus 10:17). Kita mempedulikan bahwa kita mungkin datang dari organisasi
Gereja yang berbeda, hal tersebut tidak dapat memisahkan anggota yang satu
dengan yang lain. Apabila makna satu kesatuan dan saling memperlengkapi dalam
pelayanan ini dipahami dan dilakukan maka Gereja sebagai satu tubuh semakin
kelihatan jelas dalam pelayanannya (Yohanes 13:34-35, 1 Tesalonika 3:12).
Gereja Tuhan harus saling melayani dan menerima menjadi satu kesatuan untuk
dapat melihat sasaran pelayanan yaitu mengemban misi utama amanat agung Tuhan
Yesus untuk memenangkan dunia bagi Dia, dan bertumbuh terus dalam pertumbuhan
rohani menuju Gereja yang sempurna. (Matius 28:19-20, Efesus 4:11-13).
2. Bait
Allah. Di dalam bait Allah di kota Yerusalem ketika Raja Solaiman menahbiskan
bangunan itu maka turunlah kemuliaan Allah memenuhi Rumah Tuhan tersebut. Sejak
itu, maka bait Allah di Yerusalem menjadi tempat kediaman Allah. Imam besar
setiap tahun masuk ke ruangan Maha Kudus untuk menggrafiratkan pengampunan dosa
Israel melalui darah domba binatang yang menjadi bayangan dari darah Yesus
Kristus (Imamat 16:15-16).
Adalah kerinduan Yesus Kristus supaya setiap orang percaya dapat memberi tempat
dalam dirinya untuk menjadi rumah kediaman Roh Kudus. Roh Kudus bertempat
tinggal di hati manusia dan menjadikan diri orang percaya Bait Allah tempat
kediamanNya. Supaya Dia dapat menyertai kita sampai selama-lamanya. Kaabah
Yerusalem telah diruntuhkan tetapi Tuhan oleh Roh Kudus telah mendapat tempat
kediaman yang lebih indah dimana setiap orang percaya merupakan bait Allah
tempat kediamanNya.
Gereja Tuhan dilukiskan sebagai Bait Allah supaya Tuhan bertinggal untuk
selamanya dan memerintah sebagai Raja dari dalam hati kita orang percaya (1
Korintus 3:16, 1 Korintus 6:19, 2 Korintus 1:22, Galatia 5:25).
3. Gereja
Sebagai Umat Allah. Dalam Perjanjian Lama dikatakan bangsa Israel sebagai umat
Allah. Allah sendiri telah memilih bangsa ini dan kepada mereka dijanjikan
janji-janji Illahi (Roma 9:4, Keluaran 7:7, Imamat 26:12).
Tuhan Yesus telah mati diatas kayu salib sebagai korban penebusan dosa dan kita
sebagai orang percaya telah ditebusnya sehingga hidup kita bukan milik kita
lagi tetapi milik Dia yang telah mati untuk kita. Gereja Tuhan adalah umat
tebusan darahNya, dimana harganya telah lunas dibayar sehingga kita yang bukan
umat oleh penebusanNya telah menjadi umatnya yaitu milikNya sendiri (1 Korintus
6:19-20, 1 Petrus 2:9, Matius 26:23).
Sebagaimana lahirnya bangsa Israel sebagai umat Allah dalam Perjanjian Lama
melalui panggilanNya (Kejadian 12:1-2, Keluaran 3:1-2, Hosea 11:1-2).
Demikianlah panggilan Kristus kepada Gereja Tuhan melalui penebusan darahNya
maka dipanggil sebagai umat Allah (Matius 11:28-29, Yohanes 7:37-38). Gereja
Tuhan sebagai umat Allah mempunyai makna supaya Gereja menyadari bahwa kita
adalah satu umat milik Allah sendiri. Sehingga sebagaimana janji Allah berlaku
kepada Israel sebagai umatNya dalam Perjanjian Lama demikianlah sebagai umat
kepunyaanNya sendiri kita memiliki juga janji-janji Illahi yang sama (1 Petrus
2:9, Roma 8:14-16).
4. Gereja
Sebagai Mempelai Perempuan Kristus. Didalam Perjanjian Lama bangsa Israel
disebut sebagai mempelai Allah karena Allah mengasihi bangsa ini (Yesaya
54:5-8, Yeremia 2:2). Demikian juga bahwa lukisan yang sama dipakai Yesus untuk
Gereja Tuhan. Hubungan Kristus dengan GerejaNya dilukiskan sebagai mempelai
lelaki dan mempelai perempuan mempunyai makna tentang “Kasih Allah” yang
sempurna kepada GerejaNya. Penebusan dosa isi dunia dilandaskan oleh kasih
Allah yang melimpah dan dimanifestasi dalam kasih karuniaNya (Yohanes 3:16).
Karena kasih Allah lah, sehingga walaupun Yesus harus berkeringat darah yang
menunjukkan betapa menderita Dia sebagai manusia untuk mati di kayu salib,
namun karena kasihNya yang sempurna sehingga Dia boleh berkata “Biarlah kehendakMu
jadilah Bapa”. Manusia tidak ditebus oleh perak atau emas (suatu harga yang
dapat dibayar), tetapi dengan harga yang sangat mahal yaitu darah Kristus yang
tidak bercela (1 Petrus 1:18-19).
Gereja sebagai “Mempelai Perempuan” mempunyai makna, supaya orang percaya juga
dapat memberi kasih yang sejati yaitu yang sempurna kepada Kristus Juruselamat
dunia. Gereja boleh melayani Dia dengan sepenuh kasih, karena semua kasih
sayang Gereja kepadaNya dapat dirasakan Mempelai lelaki yaitu Kristus Yesus di
sorga. Kita harus mengasihi Dia dengan sepenuh hati kita. Rasul Paulus berkata
bahwa apakah yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus. Tidak ada
satu pengalaman situasi yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus
(Roma 8:35-39).
5. Gereja
Sebagai Keluarga Allah. Dalam Perjanjian Lama bangsa Israel telah disebut
sebagai Anak Allah (Hosea 11:1, Keluaran 4:22). Bangsa Israel juga dikatakan
sebagai anak sulung Allah. Allah sendiri telah mengangkat bangsa Israel sebagai
keluarga Allah dan sudah tentu memiliki kemuliaan dan janji-janji Allah (Roma
9:4).
Didalam Perjanjian Baru, ketika seorang percaya dan lahir baru, maka telah
dilahirkan kedalam keluarga Allah oleh Roh Kudus. Sebab, statusnya bukan lagi
sebagai orang luar tetapi sebagai keluarga Allah. Setiap orang percaya yang
lahir baru oleh Roh Kudus maka dia merupakan ciptaan yang baru atau mahluk baru
yang lahir oleh Roh Kudus. Hakekatnya, seorang percaya yang telah dilahirkan
oleh Roh Kudus pada saat itu berpindah dari generasi Adam yang pertama kedalam
generasi Adam yang kedua (Yesus Kristus) (Efesus 2:18-19, 1 Korintus 15:47-49).
Sebagai keluarga Allah kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus didalam
hati orang percaya berseru kepada Allah Bapa, dan menyebutnya Bapa (Galatia
4:6). Roh Kuduslah yang mengangkat kita menjadi anak-anak Allah sehingga kita
masuk menjadi keluarga Allah (Roma 8:14-16). Makna Gereja adalah keluarga
Allah, mengingatkan kita bahwa kita berada ditempat yang mulia sebagai keluarga
Allah sejati, sehingga segala kebutuhan kita tidak lagi bergantung kepada
hal-hal lahiriah tetapi Allah Bapa di surga akan mempedulikan hidup kita setiap
hari (1 Petrus 5:17).
6. Gereja
Sebagai Kawanan Domba Allah. Didalam Perjanjian Lama bahwa bangsa Israel
merupakan kawanan domba Allah. Sesungguhnya, bahwa Allah sebagai Gembala
langsung atas Israel dan segala masa depan bangsa ini ada dalam tangan Gembala
itu (Yehezkiel 34:15). Dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri mengatakan bahwa
diriNya adalah Gembala atas domba-dombaNya. Yesus mengatakan bahwa diriNya
menjadi Gembala atas Gereja Tuhan yaitu atas domba-domba yang telah ditebusNya
dengan darahNya sendiri (Yohanes 10:1-30, Ibrani 9:13-14). Walaupun
Gereja-Gereja digembalakan oleh manusia atau gembala jemaat, tetapi Tuhan
Yesuslah yang menjadi Gembala Agung atas seluruh orang percaya diseluruh muka
bumi (1 Petrus 5:4, Ibrani 13:20). Lukisan ini menitikberatkan bahwa
orang-orang percaya sebagai domba-domba Gembala Agung harus menitikberatkan
ketergantungan dalam segala hal kebutuhan kehidupannya hanya kepada Dia sendiri
sebagai Kepala atau Gembala atas domba-domba (Matius 11:28, 1 Petrus 5:7).
7. Gereja
Sebagai Kebun Anggur Allah. Dalam Perjanjian Lama, Israel adalah kebun anggur
Allah tetapi yang mengeluarkan buah-buah masam yang tidak berkenan kepada Allah
(Yesaya 5:1-7). Orang percaya sebagai kebun anggur Allah, tetapi Yesus Kristus
adalah Pokok Anggur dalam kebun anggur Allah. Gereja tidak dapat berbuah-buah
kalau tidak tetap dalam pokok anggur itu. Gereja harus melekat terus kepada pokok
itu apabila ingin berbuah-buah lebat (Yohanes 15:4-8). Gereja sebagai kebun
anggur menjadi pengharapan Gembala Agung supaya mengeluarkan buah-buah untuk
Tuhan. Buah itu berbicara bahwa Gereja harus menjadi garam bagi dunia, Gereja
Tuhan berada dimuka bumi bukan untuk diri sendiri, tetapi ada maksud Allah
supaya dapat mengeluarkan buah-buah rohani supaya dunia bisa mengakui kebesaran
kemuliaan Yesus Kristus Juruselamat dunia. Yesus Kristus pernah berkata bahwa
makananKu yaitu melakukan kehendak Dia.
Yesus Kristus sebagai Gembala
senantiasa merindukan supaya Gereja Tuhan tetap mengeluarkan buah-buah rohani
untuk menjadi kesaksian ditengah-tengah dunia supaya semakin banyak orang
percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Markus 12:1-12, Matius
5:13, Yohanes 3:34). Gereja sebagai kebun anggur bermakna bahwa kita tidak
dapat mengeluarkan buah-buah bila tidak tetap melekat pada pokok itu (Yohanes
15:6-8).
VII. Misi
Dan Tujuan Gereja Tuhan
Gereja
dilahirkan oleh Roh Kudus supaya Gereja dapat memuliakan Allah dan menjadi agen
untuk memberitakan keselamatan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus kepada
isi dunia. Gereja harus menjadi garam bagi dunia, Gereja harus memanifestasikan
kemuliaan bagi dunia. Gereja telah menjadi satu-satunya chanel didalam dunia
untuk memproklamirkan keselamatan yaitu penebusan oleh Yesus Kristus (2
Korintus 5:15, Kisah 1:8, Filipi 1:9-10). Gereja menjadi chanel Allah untuk
memuliakan Allah melalui tiga arah yaitu:
1. Keatas:
Gereja memuliakan Allah dalam ibadah.
2. Kedalam:
Gereja harus bertumbuh dan membangun diri sendiri untuk mencapai kesatuan iman.
3. Keluar:
Gereja harus menjadi misi bersaksi kepada dunia tentang keselamatam didalam
Tuhan Yesus Kristus.
1. Gereja
Memuliakan Allah. Maksud utama Kristus Yesus mati sebagai jalan penebusan untuk
menyelamatkan manusia yaitu supaya manusia kembali kepada Allah untuk
memuliakan Allah. Allah telah menjadikan manusia itu menurut gambar Allah
(Kejadian 1:26-27). Manusia diciptakan supaya manusia memuliakan Allah dalam penyembahannya
dan ibadah memuji Allah pencipta serwa sekalian alam dan pencipta semua
kehidupan (Mazmur 8:1-10). Manusia diciptakan sebagai mahluk yang sangat mulia
yang memuliakan Allah.
Ketika
manusia jatuh kedalam dosa semua kemampuan untuk memuliakan Allah menjadi
lenyap, sebab manusia mengalami kematian rohani. Roh Allah telah meninggalkan
manusia sebab dosa. Manusia terpisah dari Allah untuk selama-lamanya. Semua
kehidupan menjadi gelap dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23).
Ketika kita
percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka yang pertama
terjadi bahwa setiap orang percaya menjadi imam yang mempersembahkan diri
mereka dan pujian sebagai persembahan kepada Allah. Manusia dikembalikan kepada
makna penciptaan yaitu untuk beribadah bersekutu dan memuliakan Allah. Manusia
sebelum kejatuhan adalah mahluk rohani, yang pekerjaannya hanyalah memuji dan
memuliakan Allah, setiap hari mempersembahkan persembahan rohani kepada Allah
penciptanya. Demikianlah kewajiban utama manusia setelah diselamatkan yaitu
beribadah, menyembah, memuji dan memeprsembahkan korban-korban rohani kepada
Allah. Dalam memuji dan memuliakan Allah haruslah melibatkan ketigabergandaan
yang ada yaitu:
- Roh
Manusia harus dipakai untuk senantiasa menyembah Dia, sebab Allah menciptakan
roh manusia supaya manusia mampu bersekutu dengan Allah yang Roh adanya.
Penyembahan kepada Allah sangat menyenangkan Allah (1 Yohanes 4:24).
- Jiwa
Manusia. Kita harus memuliakan Allah dengan segenap jiwa kita yang berarti
bahwa segenap akal budi kita harus percaya dan menerima Firman sebagai
kehidupan. Akal budi harus ditaklukkan untuk dengan rendah hati bisa dibaharui
dengan Firman Allah, selalu percaya dan beriman apa saja yang ditulis dalam
Alkitab sebagai Firman Allah (Roma 12:2). Memberi akal budi (pikiran)
seluas-luasnya untuk takluk dan beriman kepada Firman Allah. Demikian pula
dalam memuliakan Allah, perasaan dan kehendak kita harus terlibat didalamnya.
Karena itu dapat terjadi luapan sukacita dalam menyembah dan memuliakan Allah
sebab melibatkan perasaan serta kehendak didalam ibadah orang percaya (2
Tesalonika 1:11, Ibrani 13:21, Filipi 2:5).
- Tubuh
Manusia. Dalam beribadah yang memuliakan Allah, maka orang percaya harus mampu
menaklukan semua kekuatan kehendak tubuh dan dipersembahkan diatas mezbah untuk
memuliakan Dia, itu merupakan ibadah yang sejati (Roma 12:1). Seluruh kekuatan
tubuh serta keinginan daging harus ditaklukan dan dipakai untuk memuliakan
Allah.
2. Gereja
Mengabarkan Injil. Sebelum naik ke surga Tuhan Yesus meninggalkan amanat
agungNya supaya Gereja Tuhan harus melakukan penginjilan. Gereja Tuhan harus
memberitakan kabar keselamatan keseluruh dunia. Kata Yunani “Evangelion” yang
berarti kabar kesukaan tentang Injil Keselamatan. Kematian Tuhan telah menebus
dosa isi dunia dan menyelamatkan manusia. Berita keselamatan itu harus
disampaikan keseluruh dunia, karena itu merupakan berita kesukaan (Matius
28:19-20, Markus 16:16, Kisah 1:8).
Secara
yuridis, kematian Yesus telah menebus dosa isi dunia dan menyelamatkan manusia.
Namun, berita kesukaan itu harus di proklamirkan melalui “Penginjilan Keseluruh
Dunia” Manusia harus memberi tanggapan dan percaya serta menerima Dia sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Manusia harus bertobat serta menerima baptisan air
sebagai bukti bahwa dia telah menguburkan hidup lama dan menerima kelahiran
baru oleh Firman dan Roh Kudus. Melalui tanggapan tersebut maka keselamatan
oleh penebusan Yesus menjadi milik orang percaya (Yohanes 3:16-17).
Tuhan Yesus
telah naik ke surga dan menjadi Kepala dan Gereja sebagai tubuhNya yaitu,
kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Hal itu berarti bahwa
kepada Gerejalah yang oleh Roh Kudus telah diberikan tanggungjawab supaya
menggenapkan melalui pemberitaan kepada seluruh isi dunia tentang keselamatan.
Gereja bertanggungjawab untuk memberitakan berita keselamatan kepada seluruh
isi dunia (Efesus 1:22-23). Karena itu, makna Gereja adalah “Gereja Misi”
Gereja tidak boleh berhenti untuk melakukan tugas misi untuk mengemban amanat
agung dari Kepala gereja.
Dalam
melaksanakan amanat agung Yesus Kristus maka Gereja diperlengkapkan dengan
“Kuasa” yang dianugerahkan oleh Roh Kudus. Sehingga Injil yang diberitakan
disertai bukti untuk meyakinkan isi dunia bahwa Yesus Kristus yang diberitakan
adalah Tuhan yang berkuasa. Kuasa Roh Kudus yang menyertai penginjilan
menaklukan segala roh kuasa kegelapan diatas muka bumi (1 Yohanes 4:4, Efesus
6:10-18, 1 Petrus 5:7-9, Kisah 1:8).
Roh Kudus
yang telah dicurahkan pada hari Pantekosta secara radikal telah merobah keadaan
para rasul. Sebelumnya, mereka bersifat pasif dan bahkan cenderung menjadi
penakut dan menyangkal Yesus sebagai Tuhan. Hal tersebut dialami oleh semua
murid Tuhan. Petrus menyangkal Tuhan ketika mendapat pertanyaan bahwa ia adalah
seorang pengikut Kristus. Namun, ketika dipenuhkan oleh Roh Kudus pada hari
Pantekosta, maka Roh Kudus merobah dia secara radikal. Dia mulai bersaksi dan
berkhotbah pada hari itu ada 3000 jiwa baru menerima anugerah keselamatan
(Kisah 2:41).
Sesungguhnya
penyertaan Roh Kudus kepada para rasul yang disertai oleh mujizat-mujizat yang
ajaib tetap berlaku sampai pada hari ini. Harus kita ingat bahwa keberhasilan
penginjilan hanyalah apabila dilaksanakan dengan mengandalkan kuasa Roh Kudus.
Sebab Roh Kuduslah yang memberi keyakinan kepada setiap orang setiap mendengar
Firman Allah untuk mengambil keputusan percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya (1 Korintus 12:3, Yohanes 16:8).
3.
Pertumbuhan Rohani. Gereja Tuhan adalah satu organisme yang bergerak dan hidup.
Sejak kita percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat,
maka orang percaya telah mulai bergerak dalam satu pertumbuhan rohani. Mengapa
kita harus bertumbuh dalam iman melalui satu pertumbuhan rohani ? Supaya orang
percaya menjadi dewasa dan memahami maksud dan tujuan menjadi orang percaya,
dan dapat menikmati segala kemuliaan Tuhan yang hanya diperoleh bagi mereka
yang mengalami kedewasaan rohani. Gereja harus bertumbuh terus dalam
pengetahuan dan iman kepada Tuhan setiap saat mampu mengerti taktik kuasa
kegelapan yang ingin menggagalkan keselamatan kita. Dengan bertumbuh terus
bukan hanya pengetahuan yang bertambah tetapi kekuatan rohani semakin teguh dan
kokoh untuk mengalami segala macam badai. Ada tiga alasan rohani yang dapat
diketengahkan tentang mengapa Gereja harus bertumbuh dalam Yesus Kristus.
(1).
Kehendak Allah menjelang hari Kristus. Gereja harus bertumbuh menjadi dewasa
supaya mampu mendeteksi taktik kuasa iblis dengan segala tipu daya dan dengan
demikian Gereja akan dapat membawa dirinya dengan baik menjadi garam
ditengah-tengah dunia. Bila Gereja tetap kanak-kanak akan tidak mampu memilih
mana yang baik dan berkenan kepada Allah. Begitu banyak muslihat iblis yang
terselubung dan hanya mampu dikenal apabila Gereja mempunyai pengetahuan yang
melimpah tentang kasih Allah. Demikian juga untuk persiapan Gereja
mempersembahkan dirinya supaya suci dan tidak bercela menjelang hari Kristus.
Gereja dilukiskan sebagai mempelai perempuan bagi mempelai laki-laki Yesus
Kristus yang harus melimpah dengan buah-buah kebenaran yang memuliakan Allah.
(Filipi 1:9-11, 2 Korintus 11:2).
(2).
Berkat-berkat rohani bagi Gereja dewasa. Dalam Efesus 1:3-4, “Terpujilah Allah
Bapa kita dalam Tuhan Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan
kepada kita segala berkat rohani didalam sorga”. Sebagaimana sebatang pohon
akan mengeluarkan buah-buah pada waktunya akan berbuah setelah bertumbuh dengan
baik demikian pula bagi orang percaya yang bertumbuh mengalami kedewasaan
rohani diberkati dengan berkat-berkat rohani didalam sorga. Perhatikan pokok
anggur dengan ranting-rantingnya, tidak akan mengeluarkan buah-buah bila tidak
tetap didalam pokok itu. Berbicara orang percaya yang harus terus melekat pada
pokok itu. Mengambil makanan pada pokok itu dan pada waktunya akan mengeluarkan
buah-buah (Yohanes 15:1-8).
Dalam mengiring Tuhan begitu banyak janji-janji yang berharga yang dijanjikan
Tuhan kepada GerejaNya. Gereja sebagai orang percaya dengan status keluarga
Allah melimpah dengan janji-janji rohani. Kepada siapakah yang akan menerima
janji itu? Yaitu, kepada mereka yang bertumbuh terus didalam Kristus sehingga
mengambil sifat kodrat illahi. Harus diingat, bahwa pertumbuhan rohani atau
pertumbuhan iman bukan ditandai dengan menjadi pandai dan banyak pengetahuan
Firman Allah, tetapi mengalami transformasi kedalam Tuhan Yesus Kristus. Gereja
berhasil memiliki sifat dan karakter Yesus Kristus. Kodrat manusia kita yang
adalah daging semakin merosot, dan kodrat illahi atau sifat Allah semakin
bertumbuh dalam diri orang percaya (2 Petrus 1:4-8). Berkat-berkat rohani bagi
Gereja Tuhan adalah tergantung seberapa jauh kita bertumbuh kedalam Dia yang
adalah sasaran pertumbuhan. Orang percaya akan mengalami kelimpahan
berkat-berkat rohani sebagai janji kemuliaan bagi Gereja yang dewasa (Yesaya
62:1-3).
(3) Supaya
tidak diombang-ambingkan ajaran sesat. Salah satu tujuan rohani dimana Gereja
harus bertumbuh supaya tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa ajaran yang
sesat. Begitu banyak Gereja Tuhan yang mengalami pertumbuhan jumlah anggota
tetapi dihancurkan oleh gelombang pengajaran yang menyesatkan. Hal tersebut
terjadi karena Gereja tersebut tidak bertumbuh dalam pertumbuhan rohani dengan
ajaran-ajaran yang sehat, akibatnya, mengalami kehancuran iman.
Masalah ajaran sesat harus menjadi tanda waspada bagi Gereja Tuhan. Iblis tidak
mampu menandingi Roh Kudus di lapangan penginjilan sehingga mengakibatkan
terjadinya gelombang pertobatan besar-besaran yang melibatkan jutaan manusia
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Iblis datang dengan strategi yang
dahsyat ingin memberi kepuasan rohani palsu yang dengan mudah dapat dicapai.
Begitu banyak ajaran yang berbeda dengan injil yang beredar dan diperkenalkan
masa kini yang bisa menghilangkan keselamatan. Efesus 4:13-14.
VIII.
Jawatan-Jawatan Pelayanan Gereja.
Gereja Tuhan
dilahirkan Roh Kudus diatas muka bumi supaya dapat melakukan kehendakNya.
Kehendak Tuhan semuanya berpusat pada “kebenaran” Yesus Kristus. Penebusan
“darah Kristus” untuk menyelamatkan manusia adalah merupakan hikmat terbesar
karya Allah sepanjang zaman. Inti dari pernyataan Kristus yaitu keselamatan
yang dikerjakan oleh Allah sendiri melalui kematian anakNya sebagai domba
sembelihan.
Setelah
kematian Yesus Kristus maka semua orang percaya adalah “pelayan” , kata
Yunaninya adalah “Diakonos” yang berarti orang yang melayani. Namun, konon
diakonos sekarang ini diartikan bagi mereka yang melayani penuh waktu atau
purna waktu, karena itu uraian selanjutnya tentang pelayanan Gereja, yaitu bagi
mereka yang terpanggil untuk melayani purna waktu.
Sebagaimana dalam setiap organisasi harus ada pimpinan, demikian juga berlaku
dengan Gereja Tuhan. Allah telah mengangkat sejumlah pelayan khusus didalam
Gereja. Dalam Efesus 4:10-11, bahwa Dia yang telah menetapkan jawatan-jawatan
pelayanan dalam Gerejanya. Yakni, Rasul-rasul, Nabi-nabi, Penginjil,
Gembala-gembala dan Pengajar-pengajar untuk melengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan. Kelima jawatan pelayanan dalam Gereja tersebut, sebagai
berikut:
(1).
Rasul-Rasul. Kata Rasul dalam bahasa Yunani “Apostolos” yang berarti yang
“diutus”, yang diberi tanggungjawab untuk memberitakan Injil keselamatan.
Pelayanan para Rasul disertai dengan tanda-tanda mujizat karunia-karunia Roh
Kudus sehingga merupakan demonstrasi kuasa dari Tuhan Yesus Kepala Gereja.
Orang menjadi yakin dengan bukti dari penyertaan Roh Kudus. Para Rasul sambil
memberitakan Injil yang disertai kuasa Allah, mereka berkeliling dari satu
tempat ke tempat yang lain. Dimana saja mereka pergi memberitakan Injil selalu
diikuti oleh pertobatan sehingga bilangan orang percaya semakin bertambah. Para
rasul selalu melahirkan sidang jemaat baru di kota mana yang dikunjungi.
Lahirlah jemaat di Tesalonika, jemaat di Efesus, jemaat di Filipi, jemaat di
Kolose dan seterusnya. Menjadi ciri khas, bahwa para rasul selalu berkeliling
untuk memberitakan Injil disertai tanda-tanda mujizat yang meyakinkan orang
banyak serta menetapkan jemaat-jemaat baru dikota mana mereka berkunjung.
Mereka tidak menetap untuk menjaga jemaat sebagai Gembala Jemaat. Hal tersebut
terlihat dalam ciri pekerjaan para rasul dalam kitab Kisah Para Raul.
Walaupun sekarang ini didalam pelayanan Gereja bahwa tidak ada seorang
pelayanpun yang berani mengakui dirinya sebagai rasul, tetapi dilihat dari ciri
pekerjaan saya percaya banyak yang menyamai ciri pelayanan para rasul dalam
Gereja mula-mula. Bagaimanapun bahwa Yesus menetapkan para rasul dalam
pelayanan Gereja mula-mula, demikian juga pelayanan Gereja masa kini.
Pengaturan dalam Efesus 4:11 berlaku juga pada Gereja masa kini.
(2). Jawatan
Nabi. Kata nabi berasal dari bahasa Yunani “Prophetes”, yang berarti juru
bicara atau seseorang yang berbicara atas nama orang lain. Jawatan nabi adalah
suatu pelayanan dimana seseorang dipakai oleh Tuhan untuk berbicara atas nama
Tuhan. Dalam hal ini bahwa Allah memakai seseorang untuk selalu menyampaikan
kepada jemaat Tuhan melalui nubuatan. Jawatan nabi bukanlah karunia Roh seperti
karunia untuk bernubuat. Tetapi jawatan yang ditetapkan Allah untuk selalu
berbicara atas nama Allah tentang kehendak Allah kepada jemaatNya.
Kelima jawatan itu ditetapkan secara khusus oleh Allah dan tidak semua orang
percaya mendapat tempat untuk pelayanan secara khusus tersebut. Kita harus
dapat membedakan antara karunia nubuat dan jawatan nabi. Semua orang dapat
beroleh karunia untuk bernubuat asal beraturan. Sedangkan jawatan nabi tidak
untuk semua orang. Jadi, seseorang yang berkarunia nubuat orang tersebut
melakukan pekerjaan nabi, walaupun ia bukan mempunyai jawatan nabi yang
tercantum dalam Efesus 4:11. Berbeda dengan jawatan nabi, bahwa karunia nubuat
diperuntukkan untuk semua orang (1 Korintus 13:31).
(3).
Pemberita-Pemberita Injil. Seorang pemberita Injil atau “Evangelist”, yaitu
yang tugasnya memberitakan Injil yaitu kabar baik. Kata Yunaninya “Evangelion”.
Kabar baik atau Injil tentang keselamatan didalam penebusan Darah Kristus.
Tugas pokok dari seseorang pemberita Injil adalah untuk membawa pertobatan
untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Berita inti dari seorang
pemberita Injil yaitu tentang Tuhan Yesus Kristus, yaitu Allah yang menjadi
manusia, kematianNya, penguburanNya dan kebangkitanNya (1 Korintus 15:1-4).
Seorang pemberita Injil akan mengutamakan beritanya tentang keselamatan melalui
penebusan Tuhan Yesus Kristus. Bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita
supaya dengan jalan itu manusia yang percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan
Juruselamat akan diselamatkan (Roma 4:24-25).
Sebagaimana janji Yesus Kristus sebelum naik ke surga, maka kuasa mujizat Roh
Kudus akan meneguhkan iman dan menyertai para pemberita Injil Keselamatan.
Seorang pemberita Injil mempunyai ciri khas, yaitu berani meberitakan Injil
Keselamatan dalam situasi serta lingkungan yang bagaimanapun. Seorang penginjil
akan berani menentang segala kuasa penghambat berita Injil. Seorang pemberita
Injil harus berani mendemonstrasikan kuasa Tuhan untuk meyakinkan orang banyak
(Markus 16:17-18, Kisah 1:8).
(4). Gembala
– Gembala Jemaat. Kata gembala dalam bahasa Yunani “Poimen” yang berarti
memberi makanan kawanan domba. Gembala Jemaat adalah penunggu jemaat dan
berusaha memenuhi kebutuhan rohani kawanan domba, yaitu jemaat Tuhan. Gembala
Jemaat bertugas untuk memelihara dan memberi semua kebutuhan rohani jemaat yang
dipimpinnya (Yohanes 21:15-17, Kisah 20:28).
Gembala jemaat juga mendapat dua istilah lain yang kesemuanya merupakan tugas
fungsional dari seorang gembala jemaat. Dalam kisah 20:28, dikatakan sebagai
penilik atau uskup kata Yunani “Episkopoi” yang berarti pengawas. Kata
“Penatua” berarti bahasa Yunani “Presbuteroi” (Kisah 14:23) berarti yang
dituakan yaitu yang dianggap mempunyai pengalaman rohani yang lebih matang.
Karena itu, seorang gembala jemaat harus mempunyai kemampuan rohani, memelihara
yaitu memberi makanan rohani jemaat Tuhan, menjadi pengawas jemaat Tuhan yaitu
memberi perlindungan dari segala macam jenis serangan kepada domba-domba,
begitu pula harus mempunyai kematangan rohani yang melebihi dari anggota
jemaat.
Dalam 1 Timotius 3:27, dan Titus 1:7-9, disana diuraikan tentang syarat-syarat
untuk menjadi gembala jemaat. Gembala sidang haruslah seorang yang tak
bercacat, suami dari satu orang istri, menahan diri, bijaksana, sopan, suka
memberi tumpangan, cakap mengajar orang, tidak seorang pemarah, pendamai, bukan
hamba uang, kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh
anak-anaknya. Jikalau seseorang tidak dapat menggembalai keluarganya sendiri,
bagaimana ia dapat memimpin dan menggembalakan jemaat Tuhan. Hendaklah ia juga
harus mempunyai nama baik di luar jemaat yaitu di tengah masyarakat, maksudnya
agar supaya tidak dapat digugat. Kiranya syarat gembala jemaat ini dapat
menjadi patokan bagi pimpinan organisasi gereja untuk mengangkat dan menetapkan
seorang gembala jemaat.
Syarat gembala jemaat diatas adalah menjadi kunci keberhasilan dari satu
penggembalaan. Gereja harus menjadi garam ditengah-tengah dunia. Keberhasilan
satu penggembalaan harus dimulai dari syarat-syarat rohani gembala sidang itu
sendiri.
(5).
Pengajar – Pengajar. Pengajar atau guru adalah panggilan yang berbeda dengan
jawatan-jawatan diatas. Mereka diperlengkapi Tuhan dengan kemampuan iluminasi
oleh Roh Kudus untuk mengajarkan makna setiap Firman Allah kepada jemaat Tuhan.
Firman Allah adalah kumpulan ajaran-ajaran yang hanya dapat dimengerti bila
kita melakukan penggalian secara teliti. Para pengajar adalah hamba Tuhan yang
diberi karunia oleh Allah untuk menguraikan makna yang terselubung dalam
Alkitab. Para pengajar dilengkapi dengan kemampuan khusus oleh Roh Kudus untuk
mampu memberi pengertian kepada jemaat tentang sesuatu yang masih belum
dipahami. Kemampuan tersebut:
1. Kemampuan
untuk mengungkapkan sesuatu yang masih terselubung dalam Firman Allah. Seorang
guru harus melimpah dengan Roh Kudus yang mengiluminasi semua rahasia Firman
Allah. Firman Allah yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
kelihatannya seperti buku sejarah, puisi ataupun suratan dapat disistimatiskan
menjadi ajaran-ajaran tentang Allah dan keselamatan yang menarik. Seorang guru
diberikan kemampuan oleh Roh Kudus untuk mengungkapkannya (1 Korintus 2:9-12).
2. Demikian pula seorang guru dilengkapi dengan
karunia yang khas untuk mudah memberi pengertian kepada jemaat tentang ajaran
Firman Allah. Sehingga Allah melengkapi dia dengan metode menyampaikan dengan
praktis, sederhana dan bahasa serta cara penyampaian (metode) yang memudahkan
pemindahan pemahaman (transfer).
0 komentar:
Post a Comment